41 kondisinya 61,61 persen jalan di Provinsi Kepulauan Riau kondisinya sudah baik;
32,38 persen kondisi sedang; dan 6 persen kondisi rusak. Sedangkan panjang jalan menurut status pengawasan dan jenis permukaan terdiri dari jalan negara 334 km
dan jalan provinsi 792,32 km Tabel 11. Tabel 11. Panjang jaringan jalan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan kondisi
menurut KabupatenKota tahun 2010
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011
Sebagai wilayah yang didominasi oleh perairan terutama laut, keberadaan jembatan memiliki arti strategis untuk menghubungkan daerah-daerah yang
terpisah oleh sungai bahkan laut. Sebagai contoh Jembatan Barelang di wilayah Kota Batam menghubungkan pulau-pulau yang terpisah oleh selat sempit, dimana
jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Rempang memiliki bentang mencapai 1 km dan merupakan jembatan terpanjang di Provinsi
Kepulauan Riau. Jembatan ini sangat strategis dalam upaya memperluas wilayah industri yang menjadi andalan Kota Batam. Jumlah jembatan di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2010 mencapai 99 buah dengan panjang 6.991,4 kilometer. Sedangkan panjang jembatan menurut status pengawasan terdiri dari jembatan
nasional sepanjang 4.793,9 km dan jembatan provinsi sepanjang 2.197,5 km Tabel 12.
No. Kabupaten Kota
Kondisi Baik Kondisi Sedang
Kondisi Rusak Panjang
Jalan Total
Jalan Negara
Jalan Provinsi
Jalan Negara
Jalan Provinsi
Jalan Negara
Jalan Provinsi
1. Tanjungpinang
23.764 39.70
5.16 9.80
0.80 2.20
81.424 2.
Batam 110.03
37.40 33.68
14.20 4.50
4.20 204.009
3. Bintan
5.562 156.87
4.45 49.60
0.70 8.50
225.682 4.
Karimun 19.741
70.35 4.50
63.50 2.40
7.45 167.941
5. Natuna Termasuk
Kab. Anambas 64.824
64.824 12.50
94.356 5.52
12.62 254.644
6. Lingga
20.875 80.03
7.99 65.00
7.00 11.72
192.615
Provinsi Kepulauan Riau 244.79
449.17 68.281
296.46 20.92
46.69 1.126.3
42 Tabel 12. Jumlah dan panjang jembatan menurut KabupatenKota di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2010
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011
Transportasi laut merupakan transportasi utama antar pulau di wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai salah satu wilayah terdepan Republik
Indonesia, beberapa pelabuhan di kabupaten dan kota Provinsi Kepulaun Riau memiliki akses langsung ke negara tetangga khususnya Singapura dan Malaysia.
Pelabuhan dengan status pelabuhan internasional ini terdapat di Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Bintan. Secara
keseluruhan terdapat 7 pelabuhan internasional, 4 pelabuhan barang internasional dan 11 pelabuhan domestik Tabel 13. Pelabuhan-pelabuhan ini memegang
peranan sangat penting dalam arus transportasi massa dan barang di Provinsi Kepulauan Riau.
Tabel 13. Sarana perhubungan laut pelabuhan menurut KabupatenKota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010
No. KabupatenKota
Internasional Barang
Internasional Domestik
1 Tanjungpinang
1 -
1 2
Batam 4
3 2
3 Bintan
1 1
2 4
Karimun 1
- 3
5 Natuna
- -
1 6
Lingga -
- 1
7 Kepulauan Anambas
- -
1 Provinsi Kepulauan Riau
7 4
11 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011
No. Kabupaten Kota
Jumlah buah Panjang meter
Nasional Provinsi
Nasional Provinsi
1. Tanjungpinang
5 9
1.291,3 591,3
2. Batam
9 -
2.550,3 -
3. Bintan
5 11
320,0 274,9
4. Karimun
1 8
14,0 65,3
5. Natuna
11 14
275,5 1.236,0
6. Lingga
24 2
342,8 30,0
7. Kepulauan Anambas
- -
- -
Provinsi Kepulauan Riau 55
44 4.793,9
2.197,5
43 4.4.2. Prasarana Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Keberhasilan proses pendidikan sangat
tergantung oleh tersedianya sarana dan prasarana serta tenaga pengajar yang memadai. Pada tahun 2010 jumlah taman kanak-kanak TK, sekolah dasar SD
dan sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP di Provinsi Kepulauan Riau berturut- turut sebanyak 607; 819; dan 304 buah dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak
2.434 orang guru TK, 11.382 orang guru SD dan 4.050 orang guru SLTP. Sedangkan jumlah sekolah lanjutan tingkat atas SLTA yang terdiri dari sekolah
menengah atas SMA dan kejuruan SMK serta perguruan tinggiakademi sebanyak 200 dan 39 buah, dengan jumlah tenaga pengajar SLTA sebanyak 3121
orang. Secara rinci, jumlah dan sebaran prasarana dan sarana pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 juga menunjukkan adanya kesenjangan dalam jumlah dan sebaran prasarana dan sarana pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau. Sebagian
besar prasarana dan sarana pendidikan tersebut terkonsentrasi di wilayah Kota Batam, Kabupaten Karimun dan Kota Tanjungpinang. Hal ini akibat dari
ketidakmerataan jumlah dan sebaran penduduk, wilayah yang memiliki jumlah penduduk lebih besar akan memerlukan prasarana dan sarana yang lebih banyak.
Tabel 14. Jumlah dan sebaran prasarana pendidikan menurut KabupatenKota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010
No. Kabupaten
Kota Tingkat Pendidikan
TK Guru
TK SD
Guru SD
SLTP Guru
SLTP SLTA
Guru SLTA
PT
1 Batam
364 1.415
247 3.817
103 1.415
87 1022
24 2
Natuna 54
193 80
1.010 32
376 23
346 1
3 Tanjungpinang
56 322
65 1.331
25 633
21 625
13 4
Karimun 70
242 145
1.991 58
719 29
557 1
5 Bintan
32 153
95 1.332
33 543
15 357
- 6
Lingga 16
52 127
1.355 35
234 15
141 -
7 Kep. Anambas
15 57
60 546
18 130
10 73
-
Provinsi Kepulauan Riau
607 2.434
819 11.382
304 4.050
200 3121
39
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011
44
4.4.3 Prasarana Kesehatan
Faktor penting lainnya dalam pembangunan mutu sumberdaya manusia adalah kesehatan. dimana indikator pembangunan dalam bidang kesehatan adalah
tingkat kemudahan pelayanan kesehatan yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan pada suatu wilayah. Tabel 15. menunjukkan jumlah
sarana kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010. Tabel 15. Jumlah sarana kesehatan menurut KabupatenKota di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2010
No. Kabupaten Kota
Sarana Kesehatan RS
Puskes mas
Puskesmas Keliling
Darat Puskesmas
Keliling Laut
Puskesmas Pembantu
Pos yan
du
1 Tanjungpinang
2 6
10 -
12 119
2 Batam
14 14
19 14
50 319
3 Bintan
1 12
5 3
29 140
4 Karimun
2 9
24 2
37 202
5 Natuna
2 12
9 5
30 102
6 Lingga
2 6
2 4
36 147
7 Kepulauan Anambas
1 7
2 8
21 56
Provinsi Kepulauan Riau 24
66 71
36 215
1085
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011
Rumah Sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Rumah Sakit merupakan salah
satu prasarana yang paling vital di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan data BPS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010, jumlah rumah sakit di Provinsi
Kepulauan Riau mencapai 24 buah. Prasarana kesehatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah Puskesmas dan Posyandu. Pada tahun 2010 tercatat sebanyak
66 unit Puskesmas, 71 unit Puskesmas Keliling Darat, 36 unit Puskesmas Keliling Laut, 215 Unit Puskesmas Pembantu dan 1.085 Unit Posyandu tersebar di 7
Kabupaten dan Kota Provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam menjadi peringkat pertama ketersediaan prasarana kesehatan dengan 14 buah rumah sakit, 14 unit
Puskesmas, 19 unit Puskesmas Keliling Darat, 14 unit Puskesmas Keliling Laut,
45 50 Unit Puskesmas Pembantu dan 319 Posyandu. Selain sarana prasarana
kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan tentu juga memegang peranan penting dalam pembangunan kesehatan. Banyaknya tenaga kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Banyaknya tenaga kesehatan menurut KabupatenKota di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2010
No. Kabupaten Kota
Tenaga Kesehatan Dokter
Dokter Gigi
Farmasi Perawat
Bidan
1 Tanjungpinang
33 41
57 542
181 2
Batam 512
78 146
1.481 456
3 Bintan
73 21
33 281
155 4
Karimun 87
16 18
227 100
5 Natuna
51 13
30 240
89 6
Lingga 22
10 18
230 133
7 Kepulauan Anambas
27 7
13 118
57
Provinsi Kepulauan Riau 805
186 315
3.119 1.171
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011
4.4.4 Prasarana Ekonomi
Pembangunan fasilitas ekonomi suatu wilayah sangat penting dalam meningkatkan efisiensi aliran sumberdaya baik berupa barang maupun jasa, serta
meningkatkan produktivitas dan interaksi spasial antar wilayah yang saling memperkuat. Fasilitas ekonomi tersebut diantaranya meliputi fasilitas pasar,
tokowarung, dan lembaga keuangan. Sebaran jumlah dan jenis fasilitas ekonomi pada tiap kecamatandi Provinsi Kepulauan Riau seperti terlihat pada Tabel 17.
Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaannya availability dalam mendukung aktivitas
ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah.
46 Tabel 17. Sarana perdagangan menurut jenis pasar dan KabupatenKota di
Kepulauan Riau tahun 2008 – 2009
No. KabupatenKota
Pasar Tradisional buah Pasar Swalayan buah
2008 2009
2008 2009
1 Tanjungpinang
4 4
9 9
2 Batam
14 14
19 19
3 Bintan
7 7
12 12
4 Karimun
8 8
20 20
5 Natuna
3 3
4 4
6 Lingga
3 3
2 2
7 Kepulauan Anambas
4 4
- -
Provinsi Kepulauan Riau 43
43 66
66 Sumber: Bappeda Provinsi Kepulauan Riau 2010
Terjadi peningkatan jumlah sarana perdagangan menurut jenis pasar di kabupatenkota di Kepulauan Riau khususnya Kota Tanjungpinang, Kota Batam,
Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun karena kebutuhan masyarakat semakin meningkat dan daya beli masyarakat yang juga meningkat serta bertambahnya
jumlah penduduk didaerah-daerah tersebut. Keberadaan lembaga keuangan amatlah penting dalam menjaga
kelangsungan ketersediaan dana. Sebagai sarana penyaluran dana, perbankan salah satunya, tentu menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi bangsa. Jumlah kantor bank umum menurut status kepemilikan semakin meningkat sampai tahun 2009 hal ini mengindikasikan semakin bergairahnya
kegiatan perekonomian dan keuangan di Kepulauan Riau sehingga merangsang bank-bank untuk menbuka cabang di provinsi ini, seperti yang dapat kita lihat
pada Tabel 18. Tabel 18. Jumlah kantor bank umum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2009
No. Jenis Bank
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Pembantu Kantor
Kas Jumlah
1 Pemerintah
8 28
38 74
2 Bank Pemerintah Daerah
7 7
6 20
3 Bank Swasta Nasional
36 53
12 101
4 Bank Asing dan Campuran
2 -
- 2
Jumlah 53
88 56
197 Sumber: Bappeda Provinsi Kepulauan Riau 2010
47
4.5. Kondisi Ekonomi Wilayah