Disparitas Pembangunan Antar Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau

64

5.4. Disparitas Pembangunan Antar Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau

Disparitas pembangunan menurut Chaniago et al. 2000 dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak berimbang, sehingga apabila dikaitkan dengan pembangunan suatu sektor atau wilayah maka disparitas pembangunan merupakan suatu kondisi ketidakberimbangan pembangunan antar sektor maupun antar wilayah yang ditandai dengan perbedaan pertumbuhan antar wilayah. Hasil analisis Indeks Williamson dengan menggunakan PDRB per kapita dan jumlah penduduk tiap kabupatenkota di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2006 sampai dengan 2010 disajikan pada Gambar 9. Gambar 9. Perkembangan Indeks Williamson tahun 2006-2010 di wilayah Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu tahun 2006 sampai dengan 2010, tingkat disparitas di Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan dengan Indeks Williamson sebesar 0,84574 pada tahun 2006 turun berturut-turut tahun 2007 menjadi sebesar 0,82984, tahun 2008 menjadi sebesar 0,60698, tahun 2009 menjadi sebesar 0,57870, dan tahun 2010 menjadi sebesar menjadi 0,49580. Secara rinci, perkembangan tingkat disparitas di Provinsi Kepulauan Riau atas dasar PDRB perkapita dari tahun 2006 sampai tahun 2010 disajikan pada Tabel 30. In d e k s W il lia m s on 65 Tabel 30. Indeks Williamson menggunakan PDRB atas dasar harga berlaku perkapita tahun 2006-2010 di Provinsi Kepulauan Riau KabupatenKota 2006 2007 2008 2009 2010 PDRB per kapita juta Rupiah Iw PDRB per kapita juta Rupiah Iw PDRB per kapita juta Rupiah Iw PDRB per kapita juta Rupiah Iw PDRB per kapita juta Rupiah Iw Batam 30,95 0,845 34,97 0,829 40,52 0,606 43,39 0,578 50,09 0,495 Bintan 22,62 24,62 26,65 28,46 31,10 Tanjungpinang 16,05 18,55 22,14 24,35 27,63 Karimun 12,88 14,34 16,21 17,97 20,17 Natuna 19,71 21,65 12,97 14,17 15,61 Lingga 7,86 8,60 9,72 10,68 11,85 Kepulauan Anambas - - 65,45 67,75 72,30 Keterangan : Iw : Indeks Williamson Hasil analisis Indeks Williamson menunjukkan bahwa telah terjadi kesenjangan pembangunan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau dengan tingkat sangat tinggi Iw : 0,5 – 1 dari tahun 2006 sampai tahun 2009, dimana kesenjangan tertinggi terjadi pada tahun 2006 dengan nilai Indeks Williamson sebesar 0,8457. Tren positif pembangunan terlihat dari menurunnya tingkat kesenjangan pembangunan setiap tahunnya. Akhirnya pada tahun 2010 kesenjangan pembangunan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau menurun dari tingkat sangat tinggi menjadi sedang yaitu 0,49580 Iw : 0,3 – 0,5. Hal ini menunjukkan keberhasilan pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau, dimana PDRB yang semakin meningkat dari tahun ke tahun mengindikasikan setiap wilayah Kabupaten dan Kota semakin mengejar ketertinggalan dari Kota yang sudah mapan seperti Kota Batam. Penurunan kesenjangan pembangunan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2008 ketika Kabupaten Kepulauan Anambas terbentuk. Walaupun merupakan kabupaten baru tetapi PDRB yang dihasilkan cukup besar terutama dari hasil migas. Dengan penduduk yang relatif kecil, nilai PDRB perkapita Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi besar. Kota Tanjungpinang juga mengalami pertumbuhan pembangunan yang cukup signifikan mengingat posisinya sebagai pusat ibu kota pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Perpindahan sumberdaya manusia dengan tingkat pendidikan dan keterampilan tinggi ke ibu kota baru ini, semakin mempercepat pembangunan di Kota Tanjungpinang. Kabupaten Bintan dan Karimun mengalami peningkatan 66 pembangunan yang konstan mengingat sumberdaya alam yang ada dapat lebih dioptimalkan pemanfaatannya seiring membaiknya infrastruktur dan peningkatan sumberdaya manusia serta dukungan pemerintah. Kabupaten Lingga dan Natuna juga mengalami perkembangan, tetapi tidak sepesat kabupaten lainnya. Walaupun sumberdaya alam yang dimiliki cukup besar terutama potensi perikanan dan kelautan, tetapi jarak yang jauh, sulitnya akses dan minimnya infrastruktur masih menjadi kendala pengembangan pembangunan. Sumberdaya manusia yang terbatas sangat berpengaruh di dalam partisipasi publik dalam suatu perencanaan pembangunan, kebijakan pemerintah dalam pembangunan wilayah belum dapat sepenuhnya terimplementasikan secara optimal. Secara lengkap analisis Indeks Williamson dapat dilihat pada Lampiran 1. Selanjutnya hasil dekomposisi indeks sumber disparitas untuk melihat sejauh mana wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan provinsi kabupaten dengan wilayah kota mengalami kesenjangan. Data yang digunakan adalah data PDRB dan jumlah penduduk per KabupatenKota pada tahun 2006 sampai dengan 2010. Indeks Theil menunjukkan disparitas pembangunan wilayah di Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan dari tahun ke tahun baik disparitas antar wilayah kota dan kabupaten maupun disparitas antar wilayah kabupaten. Nilai Indeks Theil yang menunjukkan disparitas wilayah antar kota dan kabupaten pada tahun 2006 sebesar 0,034 menurun terus sampai pada tahun 2010 nilainya menjadi 0,016. Indeks Theil pada disparitas wilayah antar kabupaten pada tahun 2006 sebesar 0,023 turun menjadi 0,018 pada tahun 2010 sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 10. Hal ini menunjukkan proses pembangunan dan pengembangan wilayah cukup berhasil menurunkan tingkat ketimpangan wilayah. 67 Gambar 10. Dekomposisi disparitas wilayah tahun 2006-2010 di wilayah Provinsi Kepulauan Riau dengan Indeks Theil Pada tahun 2006 – 2007 dekomposisi sumber disparitas di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan bahwa sumber utama disparitas adalah ketimpangan antar kota dan kabupaten yang mencapai 59,59 persen pada tahun 2006 dan meningkat pada tahun 2007 menjadi 60,20 persen. Tetapi sejak tahun 2008, sumber utama disparitas di Provinsi Kepulauan Riau berubah menjadi ketimpangan antar kabupaten yang menyumbang 54,91 persen pada tahun 2008, sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 11. S um ber K et im pangan Gambar 11. Persentase sumber disparitas tahun 2006-2010 di Provinsi Kepulauan Riau 68 Walaupun pada tahun 2009 persentase sumber disparitas antar kota kabupaten menurun menjadi 54,26 persen dan kembali turun pada tahun 2010 menjadi 53,75 persen, namun tetap memberikan kontribusi yang lebih besar sebagai sumber disparitas di Provinsi Kepulauan Riau. Perubahan sumber disparitas dari disparitas antar kota dan kabupaten menjadi disparitas antar kabupaten yang terjadi pada tahun 2008, dikarenakan adanya pemekaran wilayah yaitu Kabupaten Natuna menjadi Kabupaten Natuna sebagai induk dan Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai wilayah yang dimekarkan. Pemekaran wilayah ini berdampak signifikan dalam mengubah komposisi sumber disparitas di Provinsi Kepulauan Riau dari ketimpangan antar kota dan kabupaten menjadi ketimpangan antar kabupaten. Secara lengkap analisis Indeks Theil dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.5. Faktor-Faktor Terkait Disparitas Pembangunan Antar Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau