Kondisi Ekonomi Wilayah GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

47

4.5. Kondisi Ekonomi Wilayah

Salah satu indikator ekonomi yang umum digunakan untuk menggambarkan perkembangan ekonomi wilayah adalah produk domestik regional bruto PDRB. Secara konsepsi, PDRB menggambarkan seberapa besar proses kegiatan ekonomi tingkat produktivitas ekonomi di suatu wilayah, yang dihitung sebagai akumulasi dari pencapaian nilai transaksi dari berbagai sektor ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, PDRB merupakan gambaran nyata hasil aktivitas pelaku ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Indikator ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi perkembangan ekonomi dan sebagai landasan penyusunan perencanaan pembangunan ekonomi. Tabel 19. Kontribusi Kabupaten Kota berdasarkan PDRB ADHB Milyaran Rupiah Provinsi Kepulauan Riau tahun 2006 – 2010 Pada tahun 2010, PDRB Provinsi Kepulauan Riau atas dasar harga berlaku sebesar 65.991,03 miliar Rupiah. Dari jumlah tersebut ternyata kontribusi tiap wilayah, tidak memberikan kontribusi yang sama dalam PDRB Provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam memberikan kontribusi yang paling tinggi yaitu sebesar 71,67 persen dari seluruh perekonomian Provinsi Kepulauan Riau seperti ditunjukkan pada Tabel 19. Sedangkan kabupatenkota lainnya hanya memberikan kontribusi dibawah 10 persen. Hal ini menunjukkan disparitas pembangunan wilayah yang sangat besar di Provinsi Kepulauan Riau. Secara spasial besarnya PDRB yang disumbangkan masing-masing kabupaten dan kota terhadap PDRB total di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada Gambar 5. Kabupaten Kota 2006 2007 2008 2009 2010 Batam 29.229,33 72,65 33.022,50 72,92 38.264,22 71,08 40.969,26 70,84 47.297,03 71,67 Bintan 3.219,29 8,00 3.503,25 7,74 3.792,97 7,05 4.049,97 7,00 4.424,89 6,71 Tanjungpinang 3.006,78 7,47 3.475,63 7,67 4.147,82 7,70 4.561,33 7,89 5.177,16 7,85 Karimun 2.737,14 6,80 3.048,52 6,73 3.446,62 6,40 3.818,99 6,60 4.287,74 6,50 Natuna 1.360,23 3,38 1.493,61 3,30 894,73 1,66 977,82 1,69 1.077,39 1,63 Lingga 678,00 1,69 741,69 1,64 838,37 1,56 921,50 1,59 1.022,16 1,55 Kepulauan Anambas - 0,00 - 0,00 2.448,56 4,55 2.534,47 4,38 2.704,66 4,10 Provinsi Kepulauan Riau 40.230,74 100 45.285,20 100 53.833,29 100 57.833,32 100 65.991,03 100 Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011 48 Gambar 5. Peta besaran PDRB KabupatenKota di Provinsi Kepulauan Riau Gambar 5. Peta besaran PDRB KabupatenKota di Provinsi Kepulauan Riau Dilihat dari struktur perekonomiannya, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling dominan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 dengan kontribusi sebesar 47,56 persen terhadap keseluruhan perekonomian. Sektor lainnya yang penting adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi sebesar 25,22 persen Tabel 20. Ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau masih berbasis industri, perdagangan dan pariwisata. Berdasarkan kontribusi wilayah dan sektor yang berpengaruh terhadap PDRB Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010, Kota Batam memberikan kontribusi terbesar pada sektor Industri 88,62, Listrik dan Gas 83,22, Bangunan 42,67, Perdagangan 75,41, Pengangkutan 41,94, Keuangan 79,70 dan Jasa 41,68. Wilayah lain yang lebih besar kontribusinya dari pada Kota Batam hanya pada sektor pertambangan yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas 70,07, Kabupaten Bintan 16,7 dan Kabupaten Karimun 10,41 seperti yang ditunjukan pada Tabel 21. Tanjungpinang Kab. Bintan Kab. Karimun Kab. Anambas Kab. Natuna Kota Batam Kab. Lingga Sumber : BPS Provinsi Kepri Tahun 2010 Ilmu Perencanaan Wilayah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan 49 Tabel 20. Kontribusi sektoral berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku Milyaran Rupiah Provinsi Kepulauan Riau tahun 2006 – 2010 Sektor-sektor Perekonomian 2006 2007 2008 2009 2010 Pertanian 2.624,41 6,52 2.822,38 6,23 2.944,22 5,47 3.157,73 5,46 3.455,12 5,24 Pertambangan dan Penggalian 717,81 1,78 762,53 1,68 2.651,90 4,93 2.736,54 4,73 2.920,42 4,43 Industri Pengolahan 20.842,34 51,81 23.456,50 51,80 26.171,49 48,62 27.518,51 47,58 31.384,82 47,56 Listrik, Gas dan Air Bersih 160,83 0,40 180,17 0,40 348,54 0,65 383,10 0,66 437,32 0,66 Bangunan 1.279,95 3,18 1.482,03 3,27 2.097,99 3,90 2.469,75 4,27 3.015,98 4,57 Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.226,43 22,93 10.595,61 23,40 12.832,81 23,84 14.237,70 24,62 16.644,59 25,22 Pengangkutan dan Komunikasi 1.976,76 4,91 2.257,01 4,98 2.582,69 4,80 2.750,52 4,76 3.058,93 4,64 Keuangan dan Persewaan 2.337,69 5,81 2.540,07 5,61 2.845,33 5,29 3.065,21 5,30 3.404,89 5,16 Jasa-jasa 1.064,52 2,65 1.188,91 2,63 1.358,33 2,52 1.514,26 2,62 1.668,97 2,53 Jumlah Total 40.230,74 100 45.285,20 100 53.833,29 100 57.833,32 100 65.991,03 100 Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011 Tabel 21. Kontribusi sektor-sektor PDRB atas dasar harga berlaku per Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 NO KabupatenKota Kontribusi Sektor Tani Tmb Ind Ligas Bang Dag Akt Keu Jasa 1 Batam 15,47 1,89 88,62 83,22 42,67 75,41 41,94 79,70 41,68 2 Bintan 7,40 16,70 7,19 3,22 5,47 5,37 5,43 1,90 7,32 3 Tanjungpinang 2,74 0,10 2,58 9,37 32,60 9,09 28,25 11,75 28,04 4 Karimun 33,12 10,41 1,19 3,34 13,11 6,82 18,47 3,94 13,27 5 Natuna 18,93 0,16 0,07 0,24 2,06 1,09 1,52 0,92 4,34 6 Lingga 10,60 0,66 0,32 0,51 3,29 1,40 3,40 1,28 3,18 7 Kepulauan Anambas 11,74 70,07 0,03 0,10 0,80 0,82 0,99 0,51 2,17 TOTAL 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2011 Keterangan: Tani : Pertanian Dag : Perdagangan, Hotel dan Restoran Tmb : Pertambangan dan Penggalian Akt : Pengangkutan dan Komunikasi Ind : Industri Pengolahan Keu : Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Ligas : Listrik, Gas dan Air Bersih Jasa : Jasa-Jasa Bang : Bangunan 50 4.6. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Tujuan utama pembangunan daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah merumuskan visi dan misi kebijakan pembangunan daerah , dimana visi yang hendak dicapai adalah : “Terwujudnya Kepulauan Riau Sebagai Bunda Tanah Melayu Yang Sejahtera, Berakhlak Mulia dan Ramah Lingkungan”. Dalam Visi tersebut terdapat 4 empat kata kunci yaitu bunda tanah Melayu, sejahtera, berakhlak mulia dan ramah lingkungan. Adapun empat kata kunci tersebut terkandung pengertian dan pemahaman sebagai berikut: a. Kepulauan Riau sebagai bunda tanah Melayu menunjukkan bahwa Kepulauan Riau sebagai sebuah wilayah geografis, dulunya merupakan wilayah bekas kejayaan kerajaan Melayu Riau, yang baru berakhir pada awal abd ke 20. Dengan misi ini diharapkan pada tahun 2015, Kepulauan Riau akan menjadi Provinsi yang kembali akan akan mentabalkan tamaddunkejayaan Melayu dalam masa kekinian dan beroriantasi masa depan. b. Kepulauan Riau yang sejahtera adalah kondisi dimana masyarakat Kepulauan Riau dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya secara layak, meningkat pendapatannya dan standar pembangunan manusia. c. Kepulauan Riau yang berakhlak mulia adalah kondisi dimana Kepulauan Riau sebagai negeri berbudaya Melayu memiliki sifat dan perangai, yang dapat menjadi panutan bagi masyarakat lainnya, terutama ketaatan dalam menjalankan ajaran agama, menjaga adat istiadat, memiliki semangat untuk maju dan patuh kepada hukum dan perundang-undangan. d. Kepulauan Riau yang ramah lingkungan adalah wilayah Kepulauan Riau yang memiliki sumber daya alam dan geografis yang terdiri dominan lautan perlu menjaga agar lingkungannya aman, nyaman dan lestari bagi tempat hidup dan mencari penghidupan masyarakat dan dapat menjamin kelangsungan pembangunan. Ramah lingkungan juga cerminan masyarakat Kepulauan Riau yang bermartabat dalam pergaulan, ramah kepada semua golongan dengan tidak membedakan suku bangsa. Guna mewujudkan visi Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu yang 51 sejahtera, berakhlak mulia dan ramah lingkungan sebagaimana diatas, ditetapkan misi sebagai berikut : 1. Mengembangkan Budaya Melayu sebagai payung bagi budaya lainnya dalam kehidupan masyarakat. 2. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya kelautan dan pulau-pulau kecil. 3. Mengembangkan wisata yang berbasis kelautan dan budaya setempat. 4. Mengembangkan potensi ekonomi local dengan keberpihakan kepada rakyat kecil wong cilik. 5. Meningkatkan investasi dengan pembangunan infrastruktur yang berkualitas. 6. Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. 7. Mengembangkan tatakelola pemerintahan yang baik, etos kerja, disiplin, budi pekerti dan supremasi hukum. 8. Mengembangkan kehidupan yang demokratis, keadilan serta berkesetaraan gender. 9. Mengembangkan pembangunan yang ramah lingkungan. 52

V. HASIL DAN PEMBAHASAN