54 yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pendapatan daerah
dan kesejahteraan rakyat, dikarenakan masih terbatasnya infrastruktur dan sumber daya manusia di bidang keluatan dan perikanan, baik secara kuantitas dan
kualitas. Pemerintah perlu mendorong pembangunan pelabuhan dan sentra pengolahan ikan, sehingga sub sektor perikanan dapat memberikan nilai tambah
bagi perekonomian daerah. Secara spasial sektor basis di Provinsi Kepulauan Riau LQ 1 disajikan pada Gambar 6, dimana yang digambarkan merupakan sektor
dengan nilai LQ yang paling besar di wilayah tersebut.
5.2. Dekomposisi Pertumbuhan Sektoral Wilayah
Kriteria lain untuk menentukan suatu sektor merupakan sektor unggulan adalah kemampuannya untuk bersaing dengan sektor yang sama di dalam cakupan
wilayah yang lebih besar. Hal ini dilakukan dengan menggunakan Shift Share Analysis untuk memahami pergeseran struktur aktifitas di tujuh kabupaten dalam
lingkup Provinsi Kepulauan Riau dengan menggunakan data pada dua titik waktu. Data yang digunakan untuk analisis ini berupa data PDRB per kabupaten
di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2006 dan 2010 atas dasar harga berlaku. Khusus untuk mengetahui apakah suatu sektor memiliki daya saing dengan
wilayah diatasnya dapat dilihat dari nilai differential shift nya. Apabila sektor Gambar 6. Peta sektor basis di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010
55 bersangkutan memiliki nilai lebih dari nol maka sektor tersebut merupakan sektor
yang memiliki kemampuan kompetitif. Secara lengkap hasil analisis Shift Share disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Shift Share Analysis dari data PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2006 dan 2010
No
Kabupaten Kota
Differential Shift
Tani Tmb
Ind Ligas
Bang Dag
Akt Keu
Jasa
1 Batam
0,003 -3,48
0,02 0,44
0,48 0,06
-0,100 -0,051
0,101 2
Bintan 0,221
2,70 0,18
-1,32 -0,66
-0,36 -0,146
-0,028 -0,176
3 Tanjungpinang
0,089 -3,78
-0,09 -0,99
-0,22 0,01
0,154 0,418
-0,069 4
Karimun 0,158
-2,80 0,14
-1,12 -0,17
-0,24 0,036
0,143 0,041
5 Natuna
0,618 -3,02
-0,56 -1,77
-0,77 -0,84
-0,598 -0,650
-0,643 6
Lingga 0,020
-2,34 -0,44
-1,36 -0,25
-0,04 0,238
0,242 0,109
7 Kepulauan Anambas
0,040 0,02
-0,01 -0,12
-0,02 0,05
0,086 -0,085
-0,063
Keterangan: Tani : Pertanian
Dag : Perdagangan, Hotel dan Restoran Tmb : Pertambangan dan Penggalian
Akt : Pengangkutan dan Komunikasi Ind : Industri Pengolahan
Keu : Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Ligas : Listrik, Gas dan Air Bersih
Jasa : Jasa-Jasa Bang : Bangunan
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sektor pertanian memiliki tingkat kompetitif paling tinggi di Kabupaten Bintan, sektor
pertambangan di Kabupaten Kepulauan Anambas, sektor Industri di Kabupaten Karimun dan Kota Batam, sektor listrik, gas dan air bersih di Kota Batam, sektor
bangunan memiliki tingkat kompetitif paling tinggi di Kota Batam, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki tingkat kompetitif paling tinggi di Kota
Tanjungpinang dan Kota Batam, sektor pengangkutan dan transportasi di Kota Tanjungpinang, sektor keuangan di Kota Tanjungpinang, dan sektor jasa
memiliki tingkat kompetitif paling tinggi di Kabupaten Lingga dan Kota Batam. Kota Batam merupakan wilayah yang memiliki kemampuan kompetitif sektor
perekonomian yang paling dominan dimana nilai kompetitif tertinggi dari 9 sektor perekonomian, 5 sektor berada di Kota Batam.
Dalam penetapan sektor unggulan wilayah dilakukan kompilasi hasil analisis sektor basis dan dekomposisi pertumbuhan sektor perekonomian. Sektor
perekonomian dengan nilai LQ 1 dan differential shift 0 ditetapkan sebagai sektor unggulan wilayah, urutan prioritas pengembangan sektor unggulan
56 didasarkan pada kontribusi sektor terhadap PDRB total. Kontribusi masing-
masing sektor terhadap PDRB total disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Kontribusi sektor-sektor PDRB atas dasar harga berlaku per KabupatenKota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010
No. Kabupaten Kota
Kontribusi Sektor Tani
Tmb Ind
Ligas Bang
Dag Akt
Keu Jasa
1 Batam
5,47 1,89
88,62 83,22
42,67 75,41
41,94 79,70
41,68 2
Bintan 7,40
16,70 7,19
3,22 5,47
5,37 5,43
1,90 7,32
3 Tanjungpinang
2,74 0,10
2,58 9,37
32,60 9,09
28,25 11,75
28,04 4
Karimun 33,12
10,41 1,19
3,34 13,11
6,82 18,47
3,94 13,27
5 Natuna
18,93 0,16
0,07 0,24
2,06 1,09
1,52 0,92
4,34 6
Lingga 15,60
0,66 0,32
0,51 3,29
1,40 3,40
1,28 3,18
7 Kepulauan Anambas
16,74 70,07
0,03 0,10
0,80 0,82
0,99 0,51
2,17
Provinsi Kepulauan Riau 100
100 100
100 100
100 100
100 100
Keterangan: Tani : Pertanian
Dag : Perdagangan, Hotel dan Restoran Tmb : Pertambangan dan Penggalian
Akt : Pengangkutan dan Komunikasi Ind : Industri Pengolahan
Keu : Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Ligas : Listrik, Gas dan Air Bersih
Jasa : Jasa-Jasa Bang : Bangunan
Berdasarkan hasil analisis LQ, hasil analisis Shift Share dan kontribusi sektor terhadap PDRB total maka ditetapkan prioritas pengembangan sektor
unggulan wilayah di Provinsi Kepulauan Riau seperti disajikan pada Tabel 26.
Tabel 26. Arahan pengembangan sektor unggulan wilayah di Provinsi Kepulauan Riau
Kabupaten Kota Sektor Basis Wilayah
Dekomposisi Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Prioritas Sektor Unggulan
Batam Industri, Listrik Gas,
Bangunan, Perdagangan, Transportasi, Keuangan, Jasa
Kelautan Perikanan, Industri, Listrik Gas, Bangunan,
Perdagangan, Jasa 1.
Industri 2.
Ligas 3.
Bangunan 4.
Perdagangan Bintan
Pertambangan, Industri, Listrik Gas, Perdagangan,
Kelautan Perikanan, Pertambangan, Industri
1. Industri
2. Pertambangan,
Tanjungpinang Industri, Listrik Gas,
Bangunan, Perdagangan, Transportasi, Keuangan, Jasa
Kelautan Perikanan, Perdagangan, Transportasi,
Keuangan 1.
Perdagangan 2.
Transportasi 3.
Keuangan Karimun
Kelautan Perikanan, Listrik Gas, Bangunan,
Perdagangan, Transportasi, Keuangan, Jasa
Kelautan Perikanan,Industri, Transportasi, Keuangan, Jasa
1. Kelautan
Perikanan 2.
Transportasi 3.
Keuangan 4.
Jasa Natuna
Kelautan Perikanan Kelautan Perikanan
Kelautan Perikanan
Lingga Kelautan Perikanan
Pertanian, Transportasi, Keuangan, Jasa
Kelautan Perikanan
Kepulauan Anambas Kelautan Perikanan,
Pertambangan, Kelautan Perikanan,
Pertambangan, Perdagangan Transportasi,
1. Kelautan
Perikanan 2.
Pertambangan
57 Secara spasial arahan prioritas pengembangan sektor unggulan wilayah di
Provinsi Kepulauan Riau disajikan pada Gambar 7, dimana yang digambarkan merupakan sektor yang menempati urutan pertama prioritas pengembangan.
5.3. Tingkat Perkembangan Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau