51
BAB III PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PEMILIK PANTI ASUHAN
DALAM PUTUSAN PENGADILAN TANGERANG No.1617Pid.Sus2014PN.TNG
A. Posisi Kasus
1. Kronologis Kasus
Putusan yang penulis angkat untuk melengkapi pembahasan penulis mengenai pertanggungjawaban pidana terhadap kekerasan pada anak adalah
Putusan No. 1617Pid.Sus2014PN.TNG. Kasus ini terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Tangerang, dimana nama terdakwa adalah Chemy Watulingas
Als Samuel, laki-laki 49 tahun. Terdakwa merupakan pendiri dari Yayasan Panti Asuhan Kasih Sayang Bunda sesuai dengan Akta Notaris Unita Christina Winata,
SH Nomor 14 tanggal 15 November 2000 atau yang lebih dikenal dengan Panti Asuhan Samuel. Panti Asuhan ini terletak di Jalan Kelapa Gading Barat AG 15
No. 17 Gading Serpong Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Terdakwa pada pokoknya didakwa telah melakukan tindak pidana kekerasan terhadap anak-
anak asuhnya di panti asuhan yang terdakwa dirikan yaitu telah dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan
persetubuhan dengannya yang dilakukan dengan berbagai cara dan tempat yang berbeda-beda sebagai berikut:
Pada waktu yang sudah tidak diingat di Tahun 2013, saksi Icha Ester mengaku pernah disetubuhi oleh Terdakwa sebanyak 5 lima kali. Pertama, saksi
Icha Ester disetubuhi di dalam kamar Terdakwa, saksi Icha Ester disuruh membuka celana dalam lalu Terdakwa mengajak saksi Icha Ester untuk
melakukan hubungan badan dengan cara Terdakwa menindih saksi Icha Ester
52 yang terlentang di tempat tidur lalu Terdakwa memasukkan alat kelaminnya
kedalam vagina saksi Icha Ester secara maju mundur hingga mengeluarkan sperma.
Kedua, di Tahun yang sama 2013 saksi Icha Ester diajak Terdakwa ke Apartemen milikinya di Apartemen Atria Paramount Gading Serpong di lantai 16.
Di dalam kamar Apartemen tersebut Terdakwa mengajak saksi Icha Ester untuk berhubungan badan dengan cara menyuruh Icha membuka celana, lalu menindih
dan meraba serta menciumi kemaluan saksi Icha Ester. Selanjutnya memasukkan alat kelaminnya kedalam vagina saksi Icha Ester secara maju mundur hingga
mengeluarkan sperma. Ketiga, Terdakwa menarik saksi Icha Ester melakukan hubungan badan kembali di kamar mandi tapi dengan posisi berdiri.
Keempat, di tahun yang sama 2013 sehabis saksi Icha Ester pulang sekolah, ia dipanggil oleh saksi Yesaya untuk masuk ke dalam kamar Terdakwa, lalu saksi
Icha Ester disuruh membuka celana dalam hingga sebatas lutut dan disuruh tidur terlentang diatas kasur untuk selanjutnya Terdakwa mengambil foto alat kelamin
saksi Icha Ester dan kembali melakukan hubungan badan dengan Terdakwa yaitu dengan cara menindih lalu meraba dan mencium alat kelamin saksi Icha Ester.
Kemudian memasukkan alat kelaminnya ke dalam vagina dengan gerakan maju mundur hingga mengeluarkan sperma.
Kelima, pada Bulan Februari 2014 ketika saksi Icha Ester sedang mencuci pakaian di kamar mandi dengan tiba-tiba Terdakwa masuk ke dalam kamar mandi
lalu mengunci pintu kamar mandi kemudian membekap mulut saksi Icha Ester sambil berkata “ Jangan Bilang Ke Anak-Anak, Nanti Kamu Saya Usir” dengan
53 cara yang sama Terdakwa menyetubuhi saksi Icha Ester hingga mengeluarkan
sperma. Berdasarkan visum et Repertum No.109IVPKT022014 tanggal 26
Februari 2014 dimana pada hasil pemeriksaan dijumpai robekan lama pada selaput dara akibat persetubuhan, dimana di buat dan ditandatangani oleh dr. Fitri
Ambar Sari, Sp.F pada Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangun Kusumo.
Terdakwa juga melakukan hal yang sama dengan saksi Priskila sebanyak 2 dua kali. Pertama yaitu akhir tahun 2013 di kamar Apartemen Paramount lantai
16 Gading Serpong Tangerang dengan cara mengajak saksi Priskila bersama saksi Yohanes dan Samuel untuk menginap dan pada pagi harinya pukul 09.00 WIB.
Ketika itu saksi Priskila bersama Terdakwa berada di dalam kamar sedangkan saksi Yohanes dan Samuel sedang berenang, Terdakwa menyuruh
Priskila untuk melepas celana dalamnya namun karena saksi Priskila menolak kemudian Terdakwa memukul saksi Priskila dengan sendal sebanyak 2dua kali
di bagian paha kiri selanjutnya Terdakwa melepas celana dalam dan menarik tubuh saksi Priskila hingga posisi terlentang di atas kasur dan memegang
kemaluan saksi Priskila lalu memasukkan alat kelaminnya hingga mengeluarkan sperma di bibir kemaluan saksi Priskila.
Kedua, hanya dengan waktu beberapa minggu kemudian Terdakwa mengajak saksi Priskila, saksi Yohanes dan Samuel ke Apartemen miliknya. Pada
pukul 08.00 WIB ketika saksi Yohanes dan Samuel berenang, Terdakwa menyuruh saksi Priskila untuk melepaskan celana dalamnya namun akhirnya
Terdakwa yang melepaskan celana saksi Priskila lalu menarik tubuh saksi Priskila
54 hingga posisi terlentang diatas kasur dan Terdakwa memegangi kemaluan saksi
Priskila dan memasukkan kemaluan Terdakwa ke dalam vagina saksi Priskila hingga mengeluarkan sperma di lantai kamar.
Berdasarkan Visum et Repertum No.139IVPKT032014 tanggal 07 Maret 2014 ditemukan robekan lama pada selaput dara akibat kekerasan tumpul yang
melewati liang senggama yang di tandatangani oleh dr. Tjetjep Dwidja Siswafja,Sp.F pada Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangun
Kusumo. Sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut Pasal 81 Ayat 1
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Kasus kekerasan lain juga Terdakwa lakukan anak-anak asuhnya yang lain
diantaranya yaitu saksi Yacob Eko , saksi Jonathan , saksi Jordan, Tasya dan Harun. Pada bulan Januari 2014, Terdakwa memukul saksi Yacob Eko dengan
menggunakan gesper yang mengenai punggung dan kepala hingga luka memar di punggung dan kepala benjol. Pada saksi Jonathan, Terdakwa memukul dengan
batang pohon, sepatu, sapu, gesper, dan terkadang juga dicubit dimana tindakan tersebut mengenai kepala, badan serta tangan saksi.
Pada tanggal 30 Januari 2014 Terdakwa mencekik leher saksi Jonathan dengan kuku dan memukul dengan menggunakan gesper yang mengenai kepala,
punggung, dan pundak lalu memukul dengan tangan mengepal hingga mengenai pipi sebelah kanan.
Lain halnya dengan saksi Jordan yang sering dipukul oleh Terdakwa dengan menggunakan gagang sapu ijuk warna abu-abu dan juga dipukul dengan ikat
pinggang karena hal tersebut saksi Jordan mencoba kabur dari panti tetapi
55 tertangkap, kemudian saksi Jordan dikurung oleh Terdakwa dikandang anjing
bersama dengan 4 empat anjing milik Terdakwa dengan tangan di borgol. Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam pidana menurut Pasal 77
huruf b Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Pasal 65 Ayat 1 KUH Pidana.
Pada bulan Februari 2014 Terdakwa menggigit alat kelamin Tasya hingga mengakibatkan kemerahan pada alat kelaminnya dan juga menggigit pipi dan
dagu hingga mengakibatkan luka gigitan, sedangkan pada Harun dipukul dengan sapu ijuk hingga luka memar pada tangan sebelah kanan dekat siku.
Berdasarkan Visum et Repertum tanggal 7 Maret 2014 pada Tasya anak perempuan usia 7 bulan, ditemukan luka lecet pada dagu, jaringan parut bekas
luka pada daerah tungkai bawah serta kemerahan pada alat kelamin, demikian visum tersebut dibuat dan ditandatangani oleh Dr.M.Fauzi pada Rumah Sakit
Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto. Berdasarkan Visum et Repertum No. R 25 VER-
IGDIII2014Rumkit.Bhy.Tk.I tanggal 21 Februari 2014 pada anak laki-laki berusia 14 Tahun ditemukan jaringan parut pada bagian dada dan bagian wajah
kiri yang disebabkan kekerasan benda tumpul. Akibat tindakan tersebut korban merasa takut dan merasa cemas. Demikian visum tersebut ditandatangani oleh Dr.
Andre pada Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto. Berdasarkan Visum et Repertum No. R22VER-
IGDIII2014Rumkit.Bhy.TK.I tanggal 21 Februari 2014 pada anak laki-laki 12 Tahun ditemukan adanya jaringan parut bekas luka pada mata kiri dan leher
bagian belakang akibat benda tumpul. Akibat tindakan tersebut, korban merasa
56 takut dan cemas dimana visum tersebut ditandatangani oleh Dr. Andre pada
Rumah Sakit Bhayangkara TK.I.R. Berdasarkan Visum et Repertum No. R24VER-IGD III 2014 Rumkit.
Bhy .TK .I tanggal 21 Februari 2014 pada anak laki-laki 9 Tahun ditemukan adanya luka yang telah sembuh pada daerah wajah, dada dan punggung akibatt
benda tumpul. Akibat tindakan tersebut, korban merasa takut dan cemas dimana visum tersebut ditandatangani oleh Dr. Andre pada Rumah Sakit Bhayangkara
TK.I.R.Said Sukanto. Sebagaimana diatur dan diancam pada Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang No.
23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pada awal bulan Desember 2013 saksi Debora Tanuja Tan mendapat
informasi dari anak-anak panti tentang adanya penganiayaan dan penelantaran yang dilakukan terdakwa kepada anak-anak panti, mengetahui hal tersebut beliau
menceritakan informasi tersebut kepada saksi Yoyok Setio Hetmanto. Untuk mengecek kebenaran hal tersebut, saksi Yoyok memanggil saksi Henoch yaitu
anak panti yang bekerja di perusahaan miliknya dan ternyata saksi Henoch membenarkan hal tersebut. Saksi Henoch membenarkan bahwa Terdakwa juga
telah melakukan penganiayaan terhadap Tasya 6 Bulan dengan cara menggigit dagunya hingga ada luka gigitan serta memukul Harun 7 Tahun dengan
menggunakan sapu ijuk hingga luka memar. Berdasarkan informasi yang didapat, maka pada tanggal 24 Januari 2014
saksi Debora Tanuja Tan mendatangi panti asuhan Terdakwa untuk melakukan pengecekan atas infomasi tersebut, dan ternyata informasi tersebut benar lalu
57 saksi Debora Tanuja Tan langsung membawa Tasya dan Harun untuk berobat.
Selanjutnya, saksi Debora Tanuja Tan melaporkan hal tersebut ke pihak berwajib.
2. Dakwaan