Struktur Organisasi Panti Asuhan

27 4 Keberlanjutan kebutuhan dan ketepatan pelayanan yang disediakan oleh pantilembaga asuhan harus direview secara reguler oleh Dinas Sosial sebagai bagian dari monitoring dan tanggung jawabnya untuk memberikan dan memperbarui ijin pemberian pelayanan Mengenai perijinan untuk menyelenggarakan pelayanan sosial melalui panti lembaga asuhan juga diatur di dalam Standar Nasional Pengasuhan Anak Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, diantaranya: 41 1 Setiap organisasi sosiallembaga kesejahteraan sosial yang akan menyelenggarakan pelayanan sosial untuk anak-anak secara langsung atau melalui pantilembaga asuhan harus: a Terdaftar di Dinas Sosial sebagai Lembaga Kesejahteraan Sosial sesuai dengan UU 11 dan Peraturan Menteri Sosial No. 107Huk2009tentang Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial serta Surat Edaran Direktur Jenderal Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, Kementerian Sosial bulan Agustus 2008 terkait sistem penomoran panti asuhan anak. b Mendapat izin operasional berdasarkan hasil asesmen oleh Dinas Sosial yang menunjukkan bahwa lembaga tersebut mampu menyelenggarakan pelayanan sosial kepada anak dan memenuhi standar sesuai dengan standar nasional Pengasuhan untuk PantiLembaga Asuhan dan Permensos No.107Huk2009 tentang Akreditasi lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial. c Menyediakan data tentang pelayanan dan penerima manfaat yang diperbarui setiap tahun untuk diinput kedalam database nasional tentang situasi anak dalam pengasuhan alternatif. d Terlibat dalam monitoring secara reguler yang dilakukan oleh Dinas Sosial dan Kementerian Sosial untuk menjamin bahwa pelayanan yang disediakan benar-benar merespon kebutuhan yang aktual serta sesuai dengan standar nasional, berbagai hukum, dan aturan yang berlaku. 2 Pantilembaga asuhan hanya bisa beroperasi jika telah memiliki ijin operasional secara tertulis dari Dinas Sosial KabupatenKota yang harus diperbarui setiap lima tahun sekali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Dinas Sosial.

b. Struktur Organisasi Panti Asuhan

Panti Asuhan dalam perannya membina dan membimbing anak-anak penghuni panti, sudah seharusnya memiliki beberapa orang pelaksana yang berkompeten dalam kepengurusan panti asuhan tersebut. Pelaksana dalam suatu 41 Ibid,. hlm. 93 28 panti asuhan diharapkan dapat membawa anak-anak untuk mencapai hak-hak mereka sebagai anak, sehingga terpenuhi kebutuhan si anak. Selain itu pelaksanapengelola pengasuhan anak juga diharapkan dapat berperan sebagai orang tua bagi anak asuhnya selama anak tinggal di panti asuhan. Pelaksana pantilembaga asuhan memiliki kompetensi yang memadai untuk memberikan pelayanan profesional kepada anak. Kompetensi yang harus dimiliki untuk masing-masing staf adalah sebagai berikut : 42 1. Pengasuh Panti asuhan harus menyediakan pengasuh yang bertanggung jawab terhadap setiap anak asuh dan melaksanakan tugas sebagai pengasuh serta tidak merangkap tugas lain untuk mengoptimalkan pengasuhan. Berdasarkan Standar Nasional Pengasuhan Untuk Panti Asuhan dan Lembaga Asuhan, pengasuh perlu memiliki beberapa hal, diantaranya: 43 a Pengetahuan tentang perkembangan anak, mengenali dan memahami tanda-tanda kekerasan dan solusinya, mendukung dan mendorong perilaku positif, berkomunikasi dan bekerja bersama anak baik secara individual maupun kelompok, mempromosikan dan memungkinkan anak untuk melakukan pilihan dan berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupannya, melakukan pengawasan dalam bentuk positif terhadap perilaku anak, menghargai setiap martabat anak serta menyediakan kebutuhan fisik anak. b Pengalaman bekerja di bidang pelayanan anak, sehat jasmani tidak memiliki penyakit menular dan rohani mental serta mampu bekerja mendukung pantilembaga asuhan. c Komitmen dan kemauan untuk mengasuh anak yang dinyatakan secara tertulis. Peranan panti asuhan dalam menciptakan lingkungan yang menyerupai tempat tinggal bagi anak asuh , seharusnya dapat 42 Ibid,. hlm.104 43 Ibid, .hlm.81. 29 mewujudkan suasana nyaman dan aman bagi anak. Panti asuhan diharapkan mampu menetapkan proporsi pengasuh yang seimbang layaknya orang tua bagi anak-anak asuh tersebut. Berdasarkan asesmen terhadap kebutuhan anak akan pengasuhan dan perkembangan anak, panti asuhan perlu menyediakan minimal satu orang pengasuh untuk lima anak yang ditempatkan dalam sistem keluarga maupun wisma. Hal pertimbangan ini sebaiknya diperhitungkan melihat jumlah dari anak asuh yang ada dalam suatu panti asuhan. 2. Pekerja sosial Pekerja Sosial Profesional merupakan lulusan dari sekolah pekerjaan sosial dan memiliki pengalaman bekerja pada setting pelayanan anak. Permensos No. 108Huk2009 menyebutkan bahwa : Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, danatau pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial. 44 44 Permensos No. 108Huk2009 tentang Sertifikasi Bagi Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial. Pekerja sosial sebaiknya memiliki kompetensi dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan bahkan pengalaman dalam melaksanakkan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial. 30 Syarat untuk dapat diangkat sebagai Pekerja Sosial Profesional sebagai berikut: 45 a Berijazah paling rendah strata satu S-1 atau diploma empat D-4 di bidang pekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial; b Berpengalaman kerja paling singkat 2 dua tahun di bidang praktik pekerjaan sosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial; c Mempunyai keahlian atau keterampilan khusus dalam bidang pekerjaan sosial dan minat untuk membina, membimbing dan membantu anak demi kelangsungan hidup, perkembangan fisik, mental, sosial dan perlindungan terhadap anak; dan d Lulus uji kompetensi sertifikasi Pekerja Sosial Profesional oleh organisasi profesi di bidang kesejahteraan sosial. Pekerja Sosial memiliki kewajiban diantaranya yaitu: 46 a Bekerja sama dengan kepolisian dalam memberikan perlindungan sementara dalam bentuk mendampingi korban Pasal 17 UU PKDRT. b Memberikan informasi mengenai hak-hak korban untuk mendapatkan perlindungan dari kepolisian dan penetapan perintah perlindungan dari Pengadilan Pasal 22 huruf b UU PKDRT. c Mengantarkan korban ke rumah aman atau tempat tingal alternatif Pasal 22 Huruf c UU PKDRT. Yang dimaksud dengan “rumah aman” adalah tempat tinggal sementara yang digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap korban sesuai dengan standart yang ditentukan. Yang dimaksud dengan “tempat tinggal alternatif” adalah tempat tinggal korban yang terpaksa ditempatkan untuk dipisahkan danatau dijatuhkan dari pelaku. 3. Petugas keamanan Petugas kemanan diharapkan memiliki komitmen dan kemampuan untuk melakukan pengamanan di lingkungan panti dan memahami tentang perlindungan anak. Pemahaman petugas keamanan terhadap 45 Lihat Pasal 66 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. 46 Prayudi Guse, Berbagai Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pangkajene: Merkid Press.2011. hal. 124 31 perlindungan anak kiranya dapat menciptakan rasa aman pada setiap anak asuh dalam suatu panti asuhan. 4. Petugas kebersihan Petugas kebersihan memiliki komitmen untuk membantu panti membersihkan lingkungan panti, sehingga tercipta panti asuhan yang layak untuk dihuni oleh anak-anak asuh yang mendiami panti asuhan tersebut. 5. Petugas masak Petugas masak sebaiknya ada dalam jumlah yang memadai, yang memiliki pengalaman dan kompetensi dalam hal memasak, juga memahami standar dasar pemenuhan nutrisi dan prinsip higienis dalam menyiapkan makanan. Terpenuhinya hal-hal yang disebutkan diatas, maka diharapkan dapat menciptakan keadaan yang sehat baik fisik dan mental pada setiap anak yang diasuh.

c. Fasilitas Panti Asuhan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

1 140 155

Pertanggungjawaban Pidana Pemilik Panti Asuhan Terhadap Kekerasan Yang Dilakukan Pada Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klas I.A Khusus Tangerang No. 1617/Pid.Sus/2014/Pn.Tng)

9 137 105

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Kejahatan Eksploitasi Seksual Komersial Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri)

0 114 211

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

3 98 139

Pertanggungjawaban Pidana Pemilik Panti Asuhan Terhadap Kekerasan Yang Dilakukan Pada Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klas I.A Khusus Tangerang No. 1617/Pid.Sus/2014/Pn.Tng)

0 0 27

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Pemilik Panti Asuhan Terhadap Kekerasan Yang Dilakukan Pada Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klas I.A Khusus Tangerang No. 1617/Pid.Sus/2014/Pn.Tng)

0 0 23

Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

0 11 90