27 4
Keberlanjutan kebutuhan dan ketepatan pelayanan yang disediakan oleh pantilembaga asuhan harus direview secara reguler oleh Dinas Sosial
sebagai bagian dari monitoring dan tanggung jawabnya untuk memberikan dan memperbarui ijin pemberian pelayanan
Mengenai perijinan untuk menyelenggarakan pelayanan sosial melalui panti lembaga asuhan juga diatur di dalam Standar Nasional Pengasuhan Anak
Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, diantaranya:
41
1 Setiap organisasi sosiallembaga kesejahteraan sosial yang akan
menyelenggarakan pelayanan sosial untuk anak-anak secara langsung atau melalui pantilembaga asuhan harus:
a Terdaftar di Dinas Sosial sebagai Lembaga Kesejahteraan Sosial
sesuai dengan UU 11 dan Peraturan Menteri Sosial No. 107Huk2009tentang Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan
Sosial serta Surat Edaran Direktur Jenderal Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, Kementerian Sosial bulan Agustus 2008 terkait
sistem penomoran panti asuhan anak.
b Mendapat izin operasional berdasarkan hasil asesmen oleh Dinas
Sosial yang menunjukkan bahwa lembaga tersebut mampu menyelenggarakan pelayanan sosial kepada anak dan memenuhi
standar sesuai dengan standar nasional Pengasuhan untuk PantiLembaga Asuhan dan Permensos No.107Huk2009 tentang
Akreditasi lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial.
c Menyediakan data tentang pelayanan dan penerima manfaat yang
diperbarui setiap tahun untuk diinput kedalam database nasional tentang situasi anak dalam pengasuhan alternatif.
d Terlibat dalam monitoring secara reguler yang dilakukan oleh Dinas
Sosial dan Kementerian Sosial untuk menjamin bahwa pelayanan yang disediakan benar-benar merespon kebutuhan yang aktual serta
sesuai dengan standar nasional, berbagai hukum, dan aturan yang berlaku.
2 Pantilembaga asuhan hanya bisa beroperasi jika telah memiliki ijin
operasional secara tertulis dari Dinas Sosial KabupatenKota yang harus diperbarui setiap lima tahun sekali berdasarkan hasil penilaian yang
dilakukan oleh Dinas Sosial.
b. Struktur Organisasi Panti Asuhan
Panti Asuhan dalam perannya membina dan membimbing anak-anak penghuni panti, sudah seharusnya memiliki beberapa orang pelaksana yang
berkompeten dalam kepengurusan panti asuhan tersebut. Pelaksana dalam suatu
41
Ibid,. hlm. 93
28 panti asuhan diharapkan dapat membawa anak-anak untuk mencapai hak-hak
mereka sebagai anak, sehingga terpenuhi kebutuhan si anak. Selain itu pelaksanapengelola pengasuhan anak juga diharapkan dapat berperan sebagai
orang tua bagi anak asuhnya selama anak tinggal di panti asuhan. Pelaksana pantilembaga asuhan memiliki kompetensi yang memadai
untuk memberikan pelayanan profesional kepada anak. Kompetensi yang harus dimiliki untuk masing-masing staf adalah sebagai berikut :
42
1. Pengasuh
Panti asuhan harus menyediakan pengasuh yang bertanggung jawab terhadap setiap anak asuh dan melaksanakan tugas sebagai
pengasuh serta tidak merangkap tugas lain untuk mengoptimalkan pengasuhan. Berdasarkan Standar Nasional Pengasuhan Untuk Panti
Asuhan dan Lembaga Asuhan, pengasuh perlu memiliki beberapa hal, diantaranya:
43
a Pengetahuan tentang perkembangan anak, mengenali dan
memahami tanda-tanda kekerasan dan solusinya, mendukung dan mendorong perilaku positif, berkomunikasi dan bekerja bersama
anak baik secara individual maupun kelompok, mempromosikan dan memungkinkan anak untuk melakukan pilihan dan
berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupannya, melakukan pengawasan dalam bentuk positif terhadap perilaku anak,
menghargai setiap martabat anak serta menyediakan kebutuhan fisik anak.
b Pengalaman bekerja di bidang pelayanan anak, sehat jasmani tidak
memiliki penyakit menular dan rohani mental serta mampu bekerja mendukung pantilembaga asuhan.
c Komitmen dan kemauan untuk mengasuh anak yang dinyatakan
secara tertulis. Peranan panti asuhan dalam menciptakan lingkungan yang
menyerupai tempat tinggal bagi anak asuh , seharusnya dapat
42
Ibid,. hlm.104
43
Ibid, .hlm.81.
29 mewujudkan suasana nyaman dan aman bagi anak. Panti asuhan
diharapkan mampu menetapkan proporsi pengasuh yang seimbang layaknya orang tua bagi anak-anak asuh tersebut.
Berdasarkan asesmen terhadap kebutuhan anak akan pengasuhan dan perkembangan anak, panti asuhan perlu menyediakan minimal satu
orang pengasuh untuk lima anak yang ditempatkan dalam sistem keluarga maupun wisma. Hal pertimbangan ini sebaiknya
diperhitungkan melihat jumlah dari anak asuh yang ada dalam suatu panti asuhan.
2. Pekerja sosial
Pekerja Sosial Profesional merupakan lulusan dari sekolah pekerjaan sosial dan memiliki pengalaman bekerja pada setting
pelayanan anak. Permensos No. 108Huk2009 menyebutkan bahwa :
Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan
profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, danatau pengalaman praktik
pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.
44
44
Permensos No. 108Huk2009 tentang Sertifikasi Bagi Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial.
Pekerja sosial sebaiknya memiliki kompetensi dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan
bahkan pengalaman dalam melaksanakkan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.
30 Syarat untuk dapat diangkat sebagai Pekerja Sosial Profesional
sebagai berikut:
45
a Berijazah paling rendah strata satu S-1 atau diploma empat D-4
di bidang pekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial; b
Berpengalaman kerja paling singkat 2 dua tahun di bidang praktik pekerjaan sosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
c Mempunyai keahlian atau keterampilan khusus dalam bidang
pekerjaan sosial dan minat untuk membina, membimbing dan membantu anak demi kelangsungan hidup, perkembangan fisik,
mental, sosial dan perlindungan terhadap anak; dan
d Lulus uji kompetensi sertifikasi Pekerja Sosial Profesional oleh
organisasi profesi di bidang kesejahteraan sosial. Pekerja Sosial memiliki kewajiban diantaranya yaitu:
46
a Bekerja sama dengan kepolisian dalam memberikan perlindungan
sementara dalam bentuk mendampingi korban Pasal 17 UU PKDRT.
b Memberikan informasi mengenai hak-hak korban untuk
mendapatkan perlindungan dari kepolisian dan penetapan perintah perlindungan dari Pengadilan Pasal 22 huruf b UU PKDRT.
c Mengantarkan korban ke rumah aman atau tempat tingal alternatif
Pasal 22 Huruf c UU PKDRT. Yang dimaksud dengan “rumah aman” adalah tempat tinggal
sementara yang digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap korban sesuai dengan standart yang ditentukan.
Yang dimaksud dengan “tempat tinggal alternatif” adalah tempat tinggal korban yang terpaksa ditempatkan untuk dipisahkan danatau
dijatuhkan dari pelaku. 3.
Petugas keamanan Petugas kemanan diharapkan memiliki komitmen dan kemampuan
untuk melakukan pengamanan di lingkungan panti dan memahami tentang perlindungan anak. Pemahaman petugas keamanan terhadap
45
Lihat Pasal 66 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
46
Prayudi Guse, Berbagai Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pangkajene: Merkid Press.2011. hal. 124
31 perlindungan anak kiranya dapat menciptakan rasa aman pada setiap
anak asuh dalam suatu panti asuhan. 4.
Petugas kebersihan
Petugas kebersihan memiliki komitmen untuk membantu panti membersihkan lingkungan panti, sehingga tercipta panti asuhan yang
layak untuk dihuni oleh anak-anak asuh yang mendiami panti asuhan
tersebut.
5.
Petugas masak
Petugas masak sebaiknya ada dalam jumlah yang memadai, yang memiliki pengalaman dan kompetensi dalam hal memasak, juga
memahami standar dasar pemenuhan nutrisi dan prinsip higienis dalam
menyiapkan makanan.
Terpenuhinya hal-hal yang disebutkan diatas, maka diharapkan dapat menciptakan keadaan yang sehat baik fisik dan mental pada setiap anak yang
diasuh.
c. Fasilitas Panti Asuhan