88
B. Landasan Non Yuridis
Di samping pertimbangan yang bersifat yuridis hakim dalam menjatuhkan putusan juga membuat pertimbangan yang bersifat non yuridis.
Pertimbangan yang bersifat non yuridis, yaitu antara lain:
85
1. Latar belakang terdakwa
Latar belakang perbuatan terdakwa adalah setiap keadaan yang ada pada diri terdakwa dimana menyebabkan timbulnya keinginan
serta dorongan keras pada diri terdakwa untuk melakukan tindak pidana kriminal.
Dalam kasus ini, seperti yang dijelaskan dalam unsur Terdakwa Chemy Watulingas als Samuel melakukan tindakan kekerasan
apabiladihubungkan dengan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan bahwa didasarkan atas kemauan sendiri tanpa adanya
pengaruh atau paksaan dari siapapun. 2.
Akibat perbuatan terdakwa Perbuatan yang dilakukan terdakwa tentunya membawa korban
ataupun kerugian baik fisik ataupun mental bagi pihak lain. Bahkan akibat dari perbuatan terdakwa dalam hal ini kejahatan yang
dilakukan terdakwa tersebut dapat pula berpengaruh buruk kepada masyarakat luas, seperti rasa ketidaknyamanan dan kurangnya
ketentraman masyarakat yang senantiasa mengancam diri mereka. Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dipersidangan apabila
dihubungkan dengan keterangan saksi-saksi, bukti surat-surat dan
85
Rusli Muhammad. Hukum Acara Pidana Kontemporer. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
89 barang-barang bukti yang diajukan dipersidangan bahwa anak-anak
panti asuhan yang tinggal di panti asuhan Samuel milik Terdakwa, anak-anak menerangkan bahwa kalau tidak ada tamu datang, anak-
anak diberi makan dengan mie instan, mandi kadang tidak pakai sabun, ke sekolah tidak diberi uang jajan dan sembako dari donatur
di jual oleh Terdakwa. Atas peristiwa-peristiwa diatas, anak-anak panti merasa tertekan batinnya.
Selain itu akibat dari perlakuan Terdakwa juga memberikan efek yang meresahkan warga karena Terdakwa Chemy Watulingas yang
dengan tega memperlakukan anak-anak di panti asuhannya dengan perlakuan yang keji.
3. Kondisi diri terdakwa
Pengertian kondisi terdakwa adalah keadaan fisik maupun psikis terdakwa sebelum melakukan kejahatan, termasuk pula status sosial
yang melekat pada terdakwa. Keadaan fisik dimaksudkan adalah usia dan tingkat kedewasaan, sementara keadaan psikis dimaksudkan
adalah berkaitan dengan perasaan yang dapat berupa: mendapat tekanan dari orang lain, pikiran sedang kacau, keadaan marah dan
lain-lain. Adapun yang dimaksudkan dengan status sosial adalah predikat yang dimiliki dalam masyarakat.
Dalam kasus ini, jika dilihat dari latar belakang pendidikan, Terdakwa termasuk orang yang berpendidikan dan bergelar S-2.
Seharusnya terdakwa mampu mengaplikasikan pendidikannya
90 kepada anak-anak di panti asuhanya bukan melakukan tindak
kekerasan sperti yang telah ia lakukan. 4.
Agama terdakwa Keterikatan para hakim terhadap ajaran agama tidak cukup bila
sekedar meletakkan kata “Ketuhanan” pada kepala putusan, melainkan harus menjadi ukuran penilaian dari setiap tindakan baik
tindakan para hakim itu sendiri maupun dan terutama terhadap tindakan para pembuat kejahatan.
Terdakwa ialah seorang beragama Kristen Protestant dimana dalam ajaran agama Kristen diajarkan untuk hidup dalam kasih.
Dalam 1 Korintus 13:4-5 menyebutkan bahwa: 4 Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia
tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 5 ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain
Jika melihat ayat diatas, seharusnya Terdakwa jelas tahu dan
sadar bahwa ia telah melakukan hal yang salah apalagi didukung dengan pekerjaan Terdakwa Chemy yaitu sebagai seorang pendeta.
Seharusnya Terdakwa dapat memberikan contoh yang baik dan bukan malah menjadi pelaku tindak pidana dalam kasus ini.
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN