Landasan Yuridis LANDASAN HAKIM DALAM MEMBERIKAN SANKSI PIDANA

79

A. Landasan Yuridis

Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim yang didasarkan pada faktor-faktor yang terungkap di dalam persidangan dan oleh undang-undang telah ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat dalam putusan. Pertimbangan yang bersifat yuridis diantaranya: 70 1. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum 2. Tuntutan Pidana 3. Keterangan Saksi 4. Keterangan Terdakwa 5. Barang-barang Bukti 6. Pasal-pasal yang terkait dalam tindak pidana tersebut Ad.1. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Surat dakwaan adalah surat yang dibuat atau disiapkan oleh penuntut umum yang dilampirkan pada waktu melimpahkan berkas perkara ke pengadilan yang memuat nama dan identitas pelaku perbuatan pidana, kapan dan dimana perbuatan dilakukan, serta uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai perbuatan yang didakwakan telah dilakukan oleh terdakwa yang memenuhi unsur- unsur pasal-pasal tertentu dan undang-undang tertentu pula yang nantinya merupakan dasar dan titik tolak pemeriksaan terdakwa di sidang pengadilan untuk dibuktikan apakah benar perbuatan yang didakwakan itu betul dilakukan dan apabila betul, terdakwa adalah pelakunya yang dapat dipertanggungjawabkan 70 Randy Ivo. Jurnal Hukum “Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian Studi Kasus NO 2.235.Pid.B2012PN.Mdn”. http:repository.usu.ac.idbitstream123456789380283Chapter20II.pdf. Diakses Pada Tanggal 4 Maret 2015. Pukul 21.05 WIB. hlm. 14. 80 untuk perbuatan tersebut. 71 Dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana karena berdasarkan itulah pemeriksaan dipersidangan dilakukan 143 ayat 1 KUHAP. Dalam menyusun surat dakwaan harus memperhatikan hal-hal seperti syarat-syarat formil dan materil. 72 Perumusan dakwaan berdasarkan Surat Edaran Jaksa Agung Nomor SE- 004J.A111993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan, dapat disusun secara tunggal, kumulatif, alternatif, subsidair maupun kombinasi. Surat Edaran tersebut ditujukan agar dapat keseragaman para Penuntut Umum dalam membuat surat dakwaan. Dalam Surat Edaran ini, disebutkan tentang bentuk-bentuk surat dakwaan antara lain: 73 a Dakwaan Tunggal 71 Kamus Hukum. Bandung: Citra Umbara. 2008, hlm 457-458. 72 Berdasarkan Pasal 143 ayat 2 huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, syarat formil terdiri dari: a. Nama lengkap, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka. b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan. Sedangkan untuk syarat materil diatur dalam Pasal 143 ayat 2 huruf b Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana, surat dakwaan agar: a. Disusun secara cermat didasarkan kepada ketentuan pidana terkait, tanpa adanya kekurangan kekeliruan yang menyebabkan surat dakwaan batal demi hukum atau dapat dibatalkan dinyatakan tidak dapat diterima niet onvankelijk verklaard. b. Jelas, didasarkan pada uraian yang jelas dan mudah dimengerti dengan cara menyusun redaksi yang mempertemukan fakta-fakta perbuatan terdakwa dengan unsur tindak pidana yang didakwakan. c. Disusun secara lengkap, berdasarkan uraian yang bulat dan utuh yang mampu menggambarkan unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan beserta waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan, diantaranya: 1. Merumuskan lebih dahulu unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan yang kemudian disusul dengan uraian-uraian fakta-fakta perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana tersebut. 2. Dirumuskan unsur-unsur tindak pidana dan fakta-fakta perbuatan secara langsung dan bertautan satu sama lain sehingga tergambar bahwa semua unsur tindak pidana tersebut terpenuhi oleh fakta perbuatan terdakwa 73 http: www.hukumonline.com klinik detail lt4f4c5a4ea3527 bentuk- bentuk- surat- dakwaan. Diakses Pada tanggal 9 Maret 2015. Pukul 02.28 WIB. 81 Dalam surat dakwaan ini hanya satu Tindak Pidana saja yang didakwakan, karena tidak terdapat kemungkinan untuk mengajukan alternatif atau dakwaan pengganti lainnya; b Dakwaan Alternatif Dalam surat dakwaan ini terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk dakwaan ini digunakan bila belum didapat kepastian tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat dapat dibuktikan. Dalam dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, hanya satu dakwaan saja yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan jika salah satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi. Dalam bentuk Surat Dakwaan ini, antara lapisan satu dengan yang lainnya menggunakan kata sambung atau. c Dakwaan Subsidair Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan subsidair juga terdiri dari beberapa lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis dengan maksud lapisan yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya. Sistematik lapisan disusun secara berurut dimulai dari Tindak Pidana yang diancam dengan pidana tertinggi sampai dengan Tindak Pidana yang diancam dengan pidana terendah. Pembuktian dalam surat dakwaan ini harus dilakukan secara berurut dimulai dari lapisan teratas sampai dengan lapisan selanjutnya. Lapisan yang 82 tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntut agar terdakwa dibebaskan dari lapisan dakwaan yang bersangkutan. d Dakwaan Kumulatif Dalam Surat Dakwaan ini, didakwakan beberapa Tindak Pidana sekaligus, ke semua dakwaan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntut pembebasan dari dakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan dalam hal Terdakwa melakukan beberapa Tindak Pidana yang masing-masing merupakan Tindak Pidana yang berdiri sendiri. e Dakwaan Kombinasi Disebut dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini dikombinasikan atau digabungkan antara dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau subsidair. Putusan Pengadilan Negeri Tangerang yang diteliti dalam skripsi ini menyebutkan dakwaaan penuntut umum merupakan bahan pertimbangan majelis hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pemilik Yayasan Panti Asuhan Samuel yang melakukan tindak pidana kekerasan pada anak-anak asuhnya. Bentuk dakwaan dalam putusan yang diangkat dalam skripsi ini menggunakan dakwaan kumulatif subsidaritas untuk menjerat terdakwa Chemy Watulingas. Ad.2. Tuntutan Pidana Tuntutan pidana biasanya menyebutkan jenis-jenis dan beratnya pidana atau jenis-jenis tindakan yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum untuk dijatuhkan oleh pengadilan kepada terdakwa, dengan menjelaskan karena telah 83 terbukti melakukan tindak pidana yang mana, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan tuntutan pidana tersebut di atas. 74 Pada umumnya semua orang dapat menjadi saksi. Kekecualian menjadi saksi terdapat dalam Pasal 168 KUHAP berikut: Penyusunan surat tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum disesuaikan dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum dengan melihat proses pembuktian dalam persidangan, yang disesuaikan pula dengan bentuk dakwaan yang digunakan oleh Jaksa Penuntut Umum. Sebelum sampai pada tuntutannya di dalam requisitoir itu biasanya penuntut umum menjelaskan satu demi satu tentang unsur-unsur tindak pidana yang ia dakwakan kepada terdakwa, dengan memberikan alasan tentang anggapannya tersebut. Ad.3. Keterangan Saksi 75 a Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa. b Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga. c Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama- sama sebagai terdakwa. Untuk itu dalam beracara di pengadilan, Majelis Hakim harus menanyakan kepada saksi yang dihadirkan baik oleh pihak penasehat hukum maupun Jaksa Penuntut Umu, apakah saksi mengenal terdakwa dan apakah saksi memiliki hubungan darah atau semenda dengan terdakwa. Pasal 301 ayat 1 HIR dahulu hanya dikatakan bahwa keterangan saksi haruslah mengenai hal-hal dan keadaan-keadaan yang dialami, dilihat,atau 74 Nicolas Simanjuntak. Acara Pidana Indonesia dalam Sirkus Hukum. Jakarta: Ghalia. 2009. hlm.142. 75 Jur Andi Hamzah. Hukum Acara Pidana Edisi Kedua. Jakarta:Sinar Grafika. 2010. hlm.260. 84 didengar olehnya sendiri. 76 Keterangan saksi yang saksi nyatakan di sidang pengadilan yang merupakan hasil pemikiran saja atau hasil rekaan dari keterangan orang lain tidak dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah. Keterangan seorang saksi tidak cukup membuktikan bahwa terdakwa bersalah kecuali disertai dengan alat bukti sah lainnya. 77 Pasal 184 butir e KUHAP jelas mencantumkan bahwa keterangan terdakwan merupakan alat bukti. Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri. Oleh karena itu, hakim dalam memutus suatu perkara harus cermat dan memperhatikan segala keterangan saksi yang dinyatakan di persidangan agar kesaksian seperti rekaan diatas tidak menjadi pertimbangan hakim. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterangan saksi merupakan salah alat bukti dalam perkara pidana dimana keterangan dari seorang saksi yang disampaikan di pengadilan mengenai suatu peristiwa terhadap apa yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari apa yang ia ketahui. Keterangan saksi tampaknya menjadi pertimbangan utama dan selalu dipertimbangkan hakim dalam putusannya. Sesuai dengan putusan yang dibahas dalam skripsi ini hakim juga mempertimbangkan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan untuk dimuat dalam putusannya. Ad.4. Keterangan Terdakwa 78 76 Ibid,. hlm.264. 77 M.Karjadi R.Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dengan Penjelasan Resmi dan Komentar. Pasal 185 KUHAP.Bogor: Politeia. 1997. Hlm.163. 78 Lihat Pasal 189 ayat 1 KUHAP 85 Dalam prakteknya, keterangan terdakwa sering dinyatakan dalam sebuah penolakan atau pengakuan, baik sebagian maupun keseluruhan terhadap dakwaan dan keterangan saksi yang disangkakan kepada dirinya. Keterangan terdakwa tidak perlu sama dengan pengakuan, karena pengakuan sebagai alat bukti mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: 79 a Mengaku ia yang melakukan delik yang didakwakan. b Mengaku ia bersalah. Keterangan terdakwa sebagai alat bukti dengan demikian lebih luas pengertiannya dari pengakuan terdakwa, bahkan menurut Memorie Van Toelicthing Ned. Sv. penyangkalan terdakwa boleh juga manjadi alat bukti sah. Sedangkan, menurut D. Simons keberatan akan hal tersebut, karena hak kebebasan terdakwa untuk menyangkal atau mengaku harus di hormati. Oleh sebab itu, penyangkalan terhadap suatu perbuatan tidak dapat dijadikan bukti. 80 79 Jur Andi Hamzah. Op.cit,. hlm. 278. 80 Ibid. Dalam kasus yang diangkat pada skrispi ini, terdakwa Chemy Watulingas als Samuel tidak mengakui hal-hal dalam dakwaan yang disangkakan kepadanya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh hakim, penuntut umum maupun penasehat hukum kepada terdakwa, disangkal atau ditolak oleh terdakwa dengan menyatakan bahwa terdakwa tidak mengakui bahwa ia telah melakukan perbuatan cabul maupun penelantaran pada anak-anak di Panti Asuhan Samuel. Dengan demikian, keterangan terdakwa yang dinyatakan dalam bentuk penyangkalan atau penolakan seperti yang sering dijumpai dalam praktek persidangan, boleh juga dinilai sebagai alat bukti. Ad.5. Barang-barang Bukti 86 Barang bukti adalah barang yang dipergunakan oleh terdakwa untuk melakukan suatu tindak pidana atau barang sebagai hasil dari suatu tindak pidana. 81 Barang-barang ini disita oleh penyidik untuk dijadikan sebagai bukti dalam sidang pengadilan. Barang yang digunakan sebagai bukti yang diajukan dalam sidang pengadilan bertujuan untuk menguatkan keterangan saksi, keterangan ahli, dan keterangan terdakwa untuk membuktikan kesalahan terdakwa. 82 Barang-barang bukti yang dapat dikenakan penyitaan meliputi: 83 a Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga atau diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana. b Benda yang dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkan tindak pidana. c Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana. d Benda khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana. e Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana. Barang-barang bukti yang dimaksud diatas tidak termasuk dalam alat bukti karena di dalam KUHAP hanya ada lima macam alat bukti yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Namun, walaupun barang bukti bukanlah alat bukti tetapi Penuntut Umum di dalam surat dakwaannya biasanya menyebutkan barang bukti itu, kemudian hakim dalam pemeriksaannya baik kepada terdakwa maupun kepada saksi bahkan bila perlu hakim membuktikannya dengan membacakan dan memperlihatkan surat atau berita acara kepada terdakwa atau saksi dan selanjutnya meminta keterangan seperlunya tentang hal itu. 84 81 Ansori Sabuan, dkk. Hukum Acara Pidana. Bandung: Angkasa. 1990. hlm. 182 82 Jur Andi Hamzah. Terminologi Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika. 2009. hlm. 20 83 Lihat Pasal 39 ayat 1 KUHAP. 84 Lihat Pasal 181 ayat 3 KUHAP. 87 Adanya barang bukti yang diperlihatkan dalam persidangan akan menambah keyakinan hakim dalam memutus suatu perkara dan menilai benar tidaknya perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa, apalagi barang bukti yang diperlihatkan dalam persidangan dikenali dan diakui oleh terdakwa maupun para saksi. Ad.6. Pasal-pasal yang terkait dalam tindak pidana tersebut. Dalam praktek persidangan, pasal-pasal yang dikenakan untuk menjatuhkan pidana kepada terdakwa selalu dihubungkan dengan perbuatan yang dilakukan terdakwa. Hal ini yang membuat penuntut umum dan hakim berusaha untuk membuktikan dan memeriksa terdakwa melalui alat-alat bukti yang ada tentang apakah perbuatan terdakwa telah atau tidak memenuhi unsur-unsur yang dirumuskan dalam pasal-pasal terkait dengan kasus kekerasan yang terjadi pada anak di Panti Asuhan Samuel. Perbuatan terdakwa Chemy Watulingas Als Samuel dalam Putusan Pengadilan Negeri Klas. IA Tangerang No. 1617Pid.Sus2014PN.TNG terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan kekerasan dan penelantaran pada anak- anak yang tinggal di panti asuhan yang ia dirikan. Perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur dari setiap pasal yang dilanggar, berarti terbuktilah menurut hukum kesalahan terdakwa yakni telah melakukan perbuatan seperti yang diatur dalam Pasal 81 ayat 1 Undang-Undang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 80 ayat 1 Undang- Undang RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 65 Ayat 1 KUH Pidana, dan Pasal 77 huruf b Undang-Undang RI No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 65 Ayat 1 KUH Pidana. 88

B. Landasan Non Yuridis

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

1 140 155

Pertanggungjawaban Pidana Pemilik Panti Asuhan Terhadap Kekerasan Yang Dilakukan Pada Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klas I.A Khusus Tangerang No. 1617/Pid.Sus/2014/Pn.Tng)

9 137 105

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Kejahatan Eksploitasi Seksual Komersial Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri)

0 114 211

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

3 98 139

Pertanggungjawaban Pidana Pemilik Panti Asuhan Terhadap Kekerasan Yang Dilakukan Pada Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klas I.A Khusus Tangerang No. 1617/Pid.Sus/2014/Pn.Tng)

0 0 27

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Pemilik Panti Asuhan Terhadap Kekerasan Yang Dilakukan Pada Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klas I.A Khusus Tangerang No. 1617/Pid.Sus/2014/Pn.Tng)

0 0 23

Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

0 11 90