36
5. Sistem Administrasi
a. Membuat media komunikasi secara online dan update untuk perusahaan yang dapat diakses dengan password yang berbeda setiap perusahaan. Hal ini membantu
perusahaan untuk dapat mengetahui progress pengajuan sertifikasi. b. Membuat standardisasi waktu administrasi terutama dalam merespon pengajuan bahan
baku atau kelengkapan dokumen. c. Menyediakan bentuk baku format aplikasi di website LPPOM MUI
d. Membuat sistem dokumentasi terpusat di setiap bidang e. Menambah karyawan dan tenaga ahli di bidang pengkajian
f. Membuat dokumentasi jumlah sertifikat halal berdasarkan klasifikasi industri. Hal ini akan membantu untuk mengetahui perkembangan sertifikasi halal di setiap jenis
industri. g. Melakukan koordinasi yang baik antara LPPOM MUI Pusat Jakarta dan Bogor
h. Melakukan revisi ulang terhadap Buku Panduan Umum Sertifikasi Halal
37
VI. SIMPULAN
Hasil analisis kondisi di LPPOM MUI menunjukkan bahwa jumlah produk bersertifikasi halal terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, berdasarkan data BPOM RI tahun 2011, jumlah produk
pangan yang teregistrasi sebanyak 113.515 produk. Sedangkan yang telah memiliki Sertifikat Halal MUI hanya 41.695 produk. Hal ini berarti hanya 36.73 produk yang beredar di Indonesia dan
terigistrasi telah memiliki Sertifikat Halal MUI. Hasil ini kemudian diidentifikasi melalui kuesioner evaluasi sertifikasi halal yang diberikan kepada perusahaan. Berdasarkan hasil kuesioner, dapat
diketahui bahwa terdapat permasalahan yang dialami perusahaan selama proses sertifikasi halal. Secara umum permasalahan yang kerap kali dialami perusahaan diantaranya: 1 menyusun Manual
Sistem Jaminan Halal SJH dan biaya sertifikasi halal, terutama bagi industri kecil, 2 cara memperoleh dan mengisi formulir pendaftaran, 3 melengkapi dokumen pendukung, 4 mengajukan
bahan baru, serta 5 jarak dan waktu yang ditempuh untuk memperoleh sertifikat halal. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan memperoleh informasi
terkait sertifikasi halal melalui seminar dan pelatihan. Hanya saja untuk industri kecil dan RPH, informasi mengenai setifikasi halal mayoritas didapatkan melalui instansi terkait. Selain itu,
perusahaan membutuhkan beberapa informasi selama proses sertifikasi halal seperti: 1 perincian biaya sertifikasi halal, 2 perkiraan waktu setiap tahapan proses sertifikasi halal, 3 penerbitan
sertifikat halal setelah rapat komisi fatwa MUI, dan 4 progress report pascaaudit. Saran terbanyak yang diajukan perusahaan kepada pihak LPPOM MUI untuk tindakan perbaikan adalah percepatan
proses sertifikasi halal dan pertimbangan biaya sertifikasi halal. Percepatan proses sertifikasi halal sangat diperlukan bagi industri pengolahan berskala besar dan kecil, industri bahan tambahan pangan,
RPH, restoran, dan katering. Sementara itu, pertimbangan biaya sertifikasi halal sangat diperlukan bagi industri pengolahan berskala kecil, industri bahan tambahan pangan, distributor, restoran, dan
katering.