28
e Nilai status SJH belum dapat diketahui lebih awal f Penetapan jadwal audit untuk pabrik di luar negeri
g Implementasi SJH untuk pabrik di luar negeri, contohnya di China, tidak memiliki karyawan muslim sehingga perlu effort yang besar untuk
implementasi SJH. Permasalahan-permasalahan tersebut sebaiknya harus segera diatasi. Hal ini jika
dibiarkan terus-menerus akan menghambat proses audit sertifikasi selanjutnya. Pihak LPPOM MUI dan perusahaan harus dapat berinteraktif dengan baik selama proses audit.
4. Penerbitan Sertifikat Halal
Perusahaan yang telah ditetapkan status kehalalannya oleh Komisi Fatwa MUI dan telah mendapatkan status implementasi Sistem Jaminan Halal SJH minimal “B”, maka
akan mendapatkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama MUI. Sertifikat Halal ini ditandatangani oleh Ketua Umum MUI, Direktur LPPOM MUI, dan Ketua
Komisi Fatwa MUI. Gambar 9 memperlihatkan Sertifikat Halal MUI dan Gambar 10 memperlihatkan Status Sistem Jaminan Halal.
Sertifikat Halal dan Status SJH berlaku selama dua tahun sejak tanggal penetapan status halal produk. Dalam sertifikat halal dicantumkan nomor sertifikat, nama dan alamat
perusahaan, nama dan alamat pabrik, nama produk secara rinci serta masa berlaku sertifikat. Jika terdapat beberapa nama pabrik atau nama produk cukup banyak, maka
data tersebut dituliskan dalam lampiran sertifikat, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari sertifikat halal. Sertifikat SJH akan diberikan kepada perusahaan, apabila
implementasi SJH bernilai “A” secara tiga kali berturut-turut. Sertifikat SJH ini berlaku selama empat tahun.
Gambar 9. Sertifikat Halal MUI Gambar 10. Status Sistem Jaminan Halal
Pihak LPPOM MUI akan menyerahkan sertifikat halal, status nilai Sistem Jaminan Halal, ataupun beserta Sertifikat Sistem Jaminan Halal kepada perusahaan secara kolektif.
Sertifikat halal dapat diambil di Kantor LPPOM MUI Jakarta. Selain itu, jika memang
29
tidak memungkinkan, maka LPPOM MUI akan mengirimkan sertifikat halal ke perusahaan yang bersangkutan.
Penerbitan sertifikat halal ini tampaknya memiliki beberapa masalah bagi perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, secara umum permasalahan yang hampir
dialami oleh seluruh perusahaan adalah jangka waktu penerbitan sertifikat halal. Beberapa perusahaan mengeluhkan lamanya penerbitan sertifikat halal setelah komisi
fatwa. Hal ini terjadi pula untuk produk ekspor karena harus melalui LPPOM Provinsi setempat. Bagi perusahaan yang letaknya jauh dari kantor LPPOM Jakarta, penyerahan
sertifikat halal seharusnya dapat dikirim melalui pos agar memudahkan perusahaan. Selain itu, beberapa dari perusahaan memerlukan informasi dari pihak LPPOM
MUI mengenai jangka waktu penerbitan sertifikat halal setelah proses audit. Sejauh ini, pihak LPPOM MUI belum dapat memperkirakan secara pasti tentang perkiraan waktu
penerbitan sertifikat halal. Oleh karena itu, diperlukan perkiraan perincian waktu sertifikasi halal dari pihak LPPOM MUI. Hal ini dikarenakan pentingnya sertifikat halal
bagi perusahaan, terutama bagi mereka yang akan mencantumkan logo halal pada kemasannya.
5. Sistem Pengawasan