19
Gambar 6. Jangkauan pemasaran produk perusahaan
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN SERTIFIKASI HALAL
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang sering kali dialami oleh perusahaan selama proses sertifikasi halal. Penjabaran permasalahan
terkait sertifikasi halal berdasarkan tahapan-tahapan sertifikasi halal adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Pengajuan Sertifikat Halal
Tahapan persiapan merupakan langkah-langkah yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang akan mengajukan sertifikasi halal. Pada tahap ini, perusahaan harus
memenuhi prasyarat pengajuan sertifikasi halal, berupa penyusunan manual Sistem Jaminan Halal berdasarkan kategori perusahaan beserta bukti implementasinya.
Sistem Jaminan Halal SJH merupakan bagian tak terpisahkan dalam proses sertifikasi halal. Sistem Jaminan Halal merupakan suatu perangkat kerja yang tersusun
dari komitmen manajemen, sumber daya, dan prosedur yang saling berhubungan untuk menjamin kehalalan produk sesuai dengan persyaratan sehingga status kehalalannya
konsisten dan berkelanjutan. Sistem Jaminan Halal harus ditulis dalam bentuk Manual SJH. Manual SJH merupakan dokumentasi SJH perusahaan yang telah melengkapi
seluruh persyaratan SJH dan telah disesuaikan dengan lingkup bisnis proses perusahaan. Dokumentasi SJH meliputi Manual SJH dan arsip pelaksanaan SJH instruksi kerja,
form, dan lain-lain. Manual SJH harus ditulis terpisah, sedangkan arsip pelaksanaan dapat diintregasikan dengan arsip dari sistem lain HACCP, ISO, dan sebagainya.
Dokumen SJH dalam bentuk Manual SJH memiliki komponen-komponen seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Dokumentasi Sistem Jaminan Halal
No. Komponen
Bagian Keterangan
1. Kendali
dokumen 1.1 Daftar isi
- 1.2 Lembar pengesahan
- 1.3 Daftar distribusi
manual -
1.4 Daftar revisi dokumen -
1 2
3 4
1 Provinsi 1
Provinsi Luar
Negeri 1
Provinsi Luar negeri
Ju m
lah p
e r
u sah
aan
Jangkauan pemasaran
Jangkauan Pemasaran Produk Perusahaan
Industri pengolahan skala menengahbesar
Industri pengolahan skala kecil
Industri bahan tambahan pangan
Distributor Restoran dan katering
Rumah Potong Hewan RPH
20
Tabel 2. Dokumentasi Sistem Jaminan Halal
No. Komponen
Bagian Keterangan
2. Pendahuluan
2.1 Profil Perusahaan Identitas perusahaan
2.2 Tujuan penerapan Menjamin kehalalan
produk secara konsisten sesuai dengan syariat
Islam
2.3 Ruang lingkup penerapan
Menjelaskan jangkauan penerapan SJH di
lingkungan perusahaan 3.
Sistem Jaminan Halal
3.1 Kebijakan Halal Komitmen perusahaan
untuk memproduksi produk halal
3.2 Panduan Halal Hasil Penetapan Titik Kritis
Pedoman dan acuan perusahaan dalam
memproduksi produk halal 3.3 Organisasi Manajemen
Halal 3.4 Standard Operating
Procedure 3.5 Acuan Teknis
Masing-masing departemen
3.6 Sistem Administrasi 3.7 Sistem Dokumentasi
3.8 Sosialisasi 3.9 Pelatihan
3.10 Komunikasi Internal dan Eksternal
3.11 Audit Internal Pemantauan dan evaluasi
SJH 3.12 Tindakan Perbaikan
3.13 Kaji Ulang Manajemen 4.
Lampiran 4.1 Panduan Halal
4.2 Diagram alir penetapan titik kritis
Identifikasi titik kritis bahan,produksi, dan
distibusi 4.3 SOP tiap bagian
4.4 Daftar Bahan Disertai titik kritis dan
pencegahannya 4.5 Daftar proses produksi
Disertai titik kritis dan pencegahannya
. 4.6 Matriks Bahan
Semua bahan yang digunakan untuk produk
4.7 Formulir audit halal internal
4.8 Format laporan berkala 4.9 Format laporan
ketidaksesuaian 4.10 Daftar Lembaga
Sertifikasi Halal Diakui oleh LPPOM MUI
4.11 Notulen Pertemuan 4.12 Tindakan Manajemen
4.13 Surat keputusan pengangkatan Auditor
Halal Internal 4.14 Formulir Administrasi
Di setiap bidang di perusahaan
21
Manual SJH yang telah disusun harus disosialisasikan kepada seluruh stakeholder perusahaan. Selain itu, harus dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Kemudian melakukan pemantauan dan evaluasi. Pemantauan dan evaluasi SJH, pelaksanaannya
diwujudkan dalam
bentuk audit internal.
Apabila terdapat
ketidaksesuaian atau penyimpangan, perusahaan perlu melakukan tindakan perbaikan. Kerangka SJH dapat ditampilkan dalam bentuk siklus operasional seperti pada Gambar 7.
Gambar 7. Siklus operasional Sistem Jaminan Halal Ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaaan dokumentasi SJH dan
pelaksanaan SJH. Audit halal internal dilaksanakan sekurang-kurangnya setiap enam bulan sekali. Audit halal internal dilakukan oleh Tim Auditor Halal Internal AHI dari
perusahaan yang bersangkutan. Pelaksana audit internal dilakukan oleh AHI dari departemen yang berbeda cross audit. Audit Internal dilakukan dengan mengisi form
daftar pertanyaan audit internal setiap departemen. Ringkasan hasil audit internal dilaporkan kepada LPPOM MUI sekurang-kurangnya setiap enam bulan sekali. Contoh
formulir laporan berkala dapat dilihat pada lampiran 5. Prasyarat adanya Sistem Jaminan Halal tidak dipungkiri bahwa baik dalam
penyusunan, maupun penerapannya terdapat beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan. Berdasarkan hasil data kuesioner, secara umum diperoleh hasil bahwa
terdapat kesulitan dalam melengkapi dokumen-dokumen penyusun Manual SJH. Hal ini, hampir dialami oleh semua jenis perusahaan. Tak sedikit dari mereka yang merasa
bingung antara penyusunan dengan sistem implementasinya. Selain itu, panduan yang terdapat pada Buku Panduan Umum Sistem Jaminan Halal tidak spesifik untuk jenis
industri. Kesulitan-kesulitan tersebut umumnya dapat diatasi apabila perusahaan telah
mengikuti pelatihan Sistem Jaminan Halal yang rutin diadakan oleh LPPOM MUI setiap satu bulan sekali. Pelatihan SJH akan memberikan informasi terperinci terkait tata cara
penyusunan Manual SJH dan prosedur sertifikasi halal. Selain itu, perusahaan dapat berkonsultasi langsung dengan pakar LPPOM MUI.
Permasalahan tersebut tentunya harus dapat segera diatasi, mengingat bahwa Sistem Jaminan Halal merupakan kunci awal dalam melakukan pengajuan sertifikasi
halal. Hal ini tentunya tidak dapat dibiarkan berlarut-larut, karena akan menghambat perusahaan untuk mempercepat proses sertifikasi halal. Oleh karena itu, diperlukan suatu
kebijakan untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
22
2. Pendaftaran Sertifikasi Halal