30
perusahaan belum diizinkan melakukan proses produksi dengan menggunakan bahan- bahan tersebut.
Permasalahan lain adalah beberapa bahan baku belum memiliki sertifikat halal. Hal ini tentunya akan menghambat proses penggunaan bahan baku tersebut dan
mengganggu proses sertifikasi halal. Permasalahan-permasalahan tersebut harus dapat ditangani sesegera mungkin. Respon yang cepat dalam menanggapi penggunaan bahan
baru merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan solusi terbaik dari pihak LPPOM MUI.
C. INFORMASI SERTIFIKASI HALAL
Hasil penggalian informasi sertifikasi halal yang dilakukan dengan kuesioner untuk melihat permasalahan selama proses sertifikasi halal di Indonesia menunjukkan bahwa masih
banyak terdapat kendala-kendala di setiap tahapan sertifikasi halal. Melalui hasil data kuesioner, terdapat perbedaan sumber informasi mengenai proses sertifikasi halal bagi masing-masing
responden seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Sumber informasi tentang sertifikasi halal
Jenis Perusahaan Sumber Informasi
Industri besar atau menengah seminarpelatihan, instansi terkait, dan rekan
pengusaha Industri kecil atau mikro
instansi terkait, rekan pengusaha, dan media massa
Industri bahan tambahan pangan seminarpelatihan dan media massa
Distributor seminarpelatihan, instansi terkait, dan media
massa Restoran dan katering
seminarpelatihan, rekan pengusaha, dan media massa
Rumah Potong Hewan RPH instansi terkait
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa media informasi melalui seminar atau pelatihan mendominasi beberapa perusahaan untuk memperoleh informasi terkait sertifikasi halal.
Hanya saja untuk industri kecil dan RPH, informasi mengenai setifikasi halal mayoritas didapatkan melalui instansi terkait. Instansi terkait yang memungkinkan untuk memberikan
informasi sertifikasi halal antara lain Departemen Kesehatan, Departemen Agama, BPOM, atau pun LPPOM MUI. Peranan seminar atau pelatihan sangat berguna bagi perusahaan untuk
memperoleh informasi sertifikasi halal. Bentuk seminar atau pelatihan misalnya Pelatihan Sistem Jaminan Halal yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI. Kegiatan ini akan memberikan
pengetahuan bagi perusahaan dalam melakukan sertifikasi halal dan menyusun Sistem Jaminan Halal di perusahaan.
Sosialisasi seputar pelatihan dan seminar sebaiknya lebih ditingkatkan kembali terutama bagi industri kecil dan RPH. Hal ini akan membantu mereka untuk memahami proses sertifikasi
halal dan penyusunan Sistem Jaminan Halal. Selain itu, media informasi yang tak kalah pentingnya adalah media massa. Informasi sertifikasi halal dari media massa dapat diperoleh
melalui iklan atau tayangan di televisi, radio, surat kabar, atau pun internet. Peranan media massa pun harus lebih ditingkatkan agar penyampaian informasi seputar sertifikasi halal,
penyelenggaraan seminar atau pelatihan, atau pun kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI dapat diketahui oleh perusahaan dan masyarakat.
31
Peningkatan sosialisasi media informasi dapat meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk dapat menghasilkan produk halal. Media informasi dapat memberikan edukasi kepada para
pelaku usaha dan konsumen. Edukasi pentingnya sertifikasi halal pun sangat baik diberikan kepada para pelajar dalam bentuk poster, leaflet, atau bentuk acara lain. Sertifikasi halal
diharapkan dapat meningkatkan produk halal secara legal di Indonesia. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian Marina 2003 terdapat produk pangan berlabel halal dipasaran
namun tidak memiliki sertifikat halal. Kesadaran produsen untuk menjamin kehalalan produk pangan yang dihasilkan diharapkan
bisa menjawab tuntutan ketersediaan pangan halal di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, kesadaran halal pada masyarakat merupakan faktor pendukung ketersediaan pangan halal.
Penelitian Nurul 2007 menyebutkan bahwa sebagian besar konsumen 54 tidak menjadikan halal sebagai pertimbangan utama. Lemahnya kesadaran masyarakat menjadi hambatan tersendiri
bagi upaya penyediaan pangan halal. Oleh karena itu, aspek sosialisasi dan edukasi kepada para pelaku usaha dan masyarakat dapat menjadikan salah satu alternatif dalam menangani kehalalan
pangan. Hasil penelitian juga memunculkan beberapa informasi yang diperlukan oleh perusahaan
selama proses sertifikasi halal yang dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil ini kemudian dijadikan sebagai acuan identifikasi terhadap tindakan perbaikan atau solusi permasalahan sertifikasi halal
yang dialami oleh para pelaku usaha. Tabel 4 menunjukkan bahwa kebutuhan informasi tertinggi yang diperlukan perusahaan
selama proses sertifikasi halal adalah adanya perincian biaya sertifikasi halal dari pihak LPPOM MUI. Rincian biaya sertifikasi halal sangat penting bagi perusahaan. Hal ini berguna untuk
memperkirakan total biaya sertifikasi. Selain itu dengan adanya perincian biaya, perusahaan dapat lebih mudah untuk menyampaikan kepada pihak manajemen di perusahaan, sehingga pihak
perusahaan pun dapat menyiapkan anggarannya. Adanya rincian biaya sertifikasi ini dapat membuat pihak LPPOM MUI bersifat lebih terbuka dalam menentukan biaya kepada perusahaan.
Tabel 4. Daftar informasi yang dibutuhkan perusaahan
Urutan Informasi
1 Perincian biaya sertifikasi halal
2 Perkiraan waktu setiap tahapan proses sertifikasi halal
3 Penerbitan sertifikat halal setelah rapat komisi fatwa MUI
4 Progress Report pascaaudit
5 Update List Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui MUI
6 Daftar produsen dan bahan bersertifikat halal MUI
7 Lain-lain
Kebutuhan informasi di urutan kedua adalah perkiraan waktu setiap tahapan proses sertifikasi halal. Informasi perkiraan waktu dapat membantu perusahaan untuk memperkirakan
progress tahapan sertifikasi. Selain itu, dengan adanya perkiraan waktu yang diberikan LPPOM MUI, perusahaan dapat memprediksi ketepatan waktu penerbitan sertifikat halal. Perkiraan waktu
ini akan mempermudah perusahaan dalam mempersiapkan kekurangan dan perbaikan selama proses sertifikasi halal. Sehubungan dengan hal itu, ada sebagian responden yang memiliki
pengalaman ketika mengajukan perpanjangan sertifikat halal sebelum expire date, selalu selesai satu atau dua bulan setelah masa berlaku sertifikat halal.
Informasi ketiga yang dibutuhkan perusahaan adalah jangka waktu penerbitan sertifikat halal setelah rapat komisi fatwa. Penetapan waktu ini diperlukan oleh perusahaan untuk
memprediksi ketepatan waktu untuk mendapatkan sertifikat halal. Selain itu, apabila hasil komisi fatwa menyebutkan bahwa perusahaan masih membutuhkan revisi, maka perusahaan akan lebih
32
mudah untuk melakukan perbaikan. Informasi keempat adalah adanya progress report audit. Progress report audit ini dibutuhkan perusahaan untuk mengetahui perkembangan pengajuan
sertifikasi setelah dilakukan audit di perusahaan. Progress report ini akan membantu perusahaan untuk mengetahui kekurangan dan hasil audit yang dilakukan di perusahaan.
Informasi kelima yang dibutuhkan perusahaan adalah update list Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui MUI. Informasi keenam adalah daftar produsen dan bahan bersertifikat halal
MUI. Sesungguhnya kedua informasi ini rutin diinformasikan oleh LPPOM MUI. Kedua informasi ini dapat diakses melalui website LPPOM MUI yaitu www.halalmui.org. Selain itu,
dapat pula dilihat di Majalah Jurnal Halal yang rutin diterbitkan oleh LPPOM MUI setiap dua bulan sekali. Setiap perusahaan yang sudah mendapatkan sertifikat halal secara otomatis akan
berlangganan Majalah Jurnal Halal. Kedua informasi tersebut dapat pula dilihat di Indonesia Halal Directory yang terbit setiap satu tahun sekali. Kebutuhan kedua informasi ini seharusnya
dapat terpenuhi oleh perusahaan. Hal ini mungkin dapat terjadi karena perusahaan tidak mengetahui cara untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut. Sebaiknya, pihak LPPOM
MUI meningkatkan komunikasi kepada perusahaan mengenai informasi-informasi tersebut. Informasi lainnya yang dibutuhkan perusahaan adalah daftar bahan bersertifikat halal MUI
yang ada di daerah. Informasi ini dibutuhkan oleh restoran yang memiliki beberapa cabang di berbagai daerah. Hal ini berguna bagi mereka untuk menggunakan bahan-bahan yang halal,
karena ada beberapa bahan yang berasal dari daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pula informasi bahan-bahan halal yang diakui oleh LPPOM Provinsi. Informasi lainnya adalah
konfirmasi waktu pelaksanaan audit. Hal ini akan berguna untuk menentukan kesepakatan antara pihak LPPOM dan perusahaan mengenai waktu pelaksanaan audit. Selain itu, pihak perusahaan
pun dapat mempersiapkan segala sesuatunya menjelang proses audit. Kebutuhan informasi-informasi di atas diharapkan dapat meningkatkan kualitas LPPOM
MUI sebagai lembaga sertifikasi halal. Adanya informasi-informasi tersebut dapat mempermudah perusahaan untuk mendapatkan sertifikat halal. Informasi-informasi tersebut sebaiknya dapat
dipenuhi oleh LPPOM MUI. Hal ini juga dapat bermanfaat untuk menjalin komunikasi yang baik antara perusahaan dengan pihak LPPOM MUI.
D. TINDAKAN PERBAIKAN SERTIFIKASI HALAL