Analisis Penyebaran .1 Koefisien Penyebaran
5.2.2 Analisis Penyebaran 5.2.2.1 Koefisien Penyebaran
Analisis koefisien penyebaran dilakukan untuk mengetahui seberapa besar efek yang ditimbulkan oleh suatu sektor, dalam setiap kenaikan sektor yang
bersangkutan terhadap output sektor lain yang menggunakan input dari sektor tersebut sektor hulu secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan Tabel
5.8 sektor bangunan yang memiliki nilai koefisien penyebaran terbesar yaitu 1,87824, sedangkan sektor pariwisata hanya memiliki nilai kurang dari satu.
Secara keseluruhan sektor-sektor perekonomian yang memiliki nilai lebih dari satu adalah sektor bangunan, listrik, gas dan air bersih, serta industri pengolahan.
Tabel 5.8 Koefisien Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian Jawa Barat Sektor
Koefisien Penyebaran Pertanian
0,38044 Pertambangan dan Penggalian
0,55020 Industri Pengolahan
1,45512 Listrik, Gas, dan Air bersih
1,80659 Bangunan
1,87824 Perdagangan
0,77447
Pariwisata 0,92662
Komunikasi 0,68827
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
0,55567 Jasa-jasa
0,98438
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat Tahun 2003, Klasifikasi 13 sektor diolah.
Nilai koefisien penyebaran lebih dari satu menunjukkan bahwa, sektor-sektor tersebut mempunyai kemampuan tinggi untuk membangun industri hulunya secara
keseluruhan. Dalam hal ini berarti sektor pariwisata di provinsi Jawa Barat belum mampu memberikan kontribusi besar untuk membangun industri hulunya.
Tabel 5.9 Koefisien Penyebaran Subsektor Perekonomian Jawa Barat
Sektor Koefisien Penyebaran
Hotel 1,02862
Restoran 0,60583
Pengangkutan 1,16132
Hiburan dan Rekreasi 0,74995
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat Tahun 2003, Klasifikasi 13 sektor diolah.
Dalam Tabel 5.9 menunjukkan bahwa, subsektor dalam sektor pariwisata yang mempunyai nilai koefisien penyebaran lebih dari satu adalah subsektor
pengangkutan dan hotel. Sedangkan untuk subsektor rekreasi dan restoran mempunyai nilai penyebaran yang kecil. Hal ini berarti subsektor pengangkutan
dan hotel mampu berkontribusi besar untuk membangun industri hulunya dalam sektor pariwisata, sehingga sektor pengangkutan dan hotel dapat dijadikan sebagai
kunci dalam sektor pariwisata guna meningkatkan sektor pariwisata dalam membangun industri hulunya dan bersaing dengan sektor-sektor lain dalam
perekonomian Jawa Barat. 5.2.2.2 Kepekaan Penyebaran
Analisis Kepekaan penyebaran dilakukan untuk menunjukkan efek relatif yang ditimbulkan oleh keterkaitan langsung dan tidak langsung, antara satu sektor
dengan seluruh sektor yang menggunakan input dari sektor lain sektor hilir. Sehingga dapat melihat kemampuan sektor untuk mendorong pertumbuhan
sektor-sektor yang menggunakan input dari sektor-sektor tersebut. Dalam Tabel 5.10 berikut menunjukkan bahwa nilai kepekaan penyebaran
tertinggi adalah sektor pertambangan yaitu sebesar 2,04206. Sektor pariwisata berada pada urutan sembilan yaitu sebesar 0,63025. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pariwisata dalam analisis kepekaan penyebaran mempunyai nilai kedua terendah setelah sektor jasa-jasa, selain itu sektor pariwisata juga mempunyai
nilai yang kurang dari satu. Ini berarti sektor pariwisata belum mampu memberikan kontribusi dalam hal penyediaan input bagi sektor-sektor lain,
sehingga dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan analisis kepekaan penyebaran sektor pariwisata belum mampu berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan. Sektor pariwisata dengan nilai di bawah satu mungkin diakibatkan dari output yang dihasilkan langsung dikonsumsi oleh rumahtangga, masyarakat,
dan wisatawan. Tabel 5.10 Kepekaan Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian Jawa Barat
Sektor Kepekaan Penyebaran
Pertanian 0,95757
Pertambangan dan Penggalian 2,04206
Industri Pengolahan 0,86454
Listrik, Gas, dan Air bersih 1,19061
Bangunan 0,16438
Perdagangan 0,83363
Pariwisata 0,63025
Komunikasi 1,29326
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
1,64041 Jasa-jasa
0,38327 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat Tahun 2003, Klasifikasi 10 sektor
diolah
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa, subsektor yang terdapat dalam sektor pariwisata dalam analisis kepekaan penyebaran mempunyai nilai tertinggi adalah
sektor pengangkutan yaitu sebesar 0,82537. Kemudian diikuti oleh sektor hotel 0,82378, restoran 0,50386, serta hiburan dan rekreasi 0,25951. Nilai
kepekaan penyebaran yang dimiliki subsektor-subsektor tersebut tidak ada yang
mencapai nilai lebih dari satu, sehingga subsektor tersebut tidak mempunyai kontribusi yang besar terhadap sektor pariwisata.
Tabel 5.11 Kepekaan Penyebaran Subsektor Perekonomian Jawa Barat
Sektor Kepekaan Penyebaran
Hotel 0,82378
Restoran 0,50386
Pengangkutan 0,82537
Hiburan dan Rekreasi 0,25951
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat Tahun 2003, Klasifikasi 13 sektor diolah
Dari analisis dampak penyebaran maka dapat disimpulkan bahwa, sektor pariwisata secara keseluruhan belum menunjukkan kontribusi yang besar dalam
membangun industri hulu maupun hilirnya. Namun nilai koefisien penyebaran lebih besar dan mendekati satu daripada nilai kepekaan penyebaran, ini berarti
sektor pariwisata lebih dominan berkontribusi dalam pengguna input atau membangun industri hulunya daripada sebagai penyedia input atau membangun
industri hilirnya.