2.5. Dasar Teori 2.5.1. Model Input Output
Analisis Input-Output merupakan suatu metode yang secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor yang terdapat dalam
sistem ekonomi yang kompleks. Model Input-Output juga dianggap sebagai pengembangan penting dari teori keseimbangan umum.
Model Input-Output, sebagai suatu model yang bersifat kuantitatif, dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang
22
: 1.
Struktur perekonomian nasional atau regional, yang mencakup struktur output dan nilai tambah masing-masing sektor.
2. Struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh
sektor-sektor produksi. 3.
Struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi dalam negeri maupun barang-barang yang berskala impor.
4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan antara oleh sektor-
sektor produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi investasi dan ekspor.
2.5.1.1. Analisis Keterkaitan
Konsep keterkaitan digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu
sistem perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi keterkaitan ke belakang backward linkage, yang menunjukkan hubungan
22
BPS Jabar. 2005. Analisis Input-Output Jawa Barat tahun 2003. BPS Jabar. Bandung. Hal 3.
keterkaitan antar sektor dalam pembelian terhadap total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi. Keterkaitan ke depan forward linkage
menunjukkan hubungan keterkaitan antar sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output yang dihasilkannya.
Keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam pembelian dan penjualan input antara dapat ditunjukkan oleh koefisien teknis. Oleh karena itu,
keterkaitan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
23
: 1. Keterkaitan Langsung Kedepan Direct Forward Linkage
Menunjukkan akibat sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan
permintaan total. 2. Keterkaitan Langsung Kebelakang Direct Backward Linkage
Menujukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan sebagian input antara bagi sektor tersebut secara langsung
per unit kenaikan total.
2.5.1.2 Analisis Dampak Penyebaran
24
:
Analisis dampak penyebaran merupakan pengembangan dari indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung, agar indikator antar sektor yang ada
dapat diperbandingkan. Pengembangan tersebut dilakukan dengan cara membandingkan rata-rata dampak yang ditimbulkan oleh sektor tersebut
23
Priyarsono D et al. 2007. Ekonomi Regional. Universitas Terbuka. Jakarta. Hal 8.13.
24
Ibid. Hal 8.15-8.16.
dengan rata-rata dampak seluruh sektor dalam perekonomian. Analisis dampak penyebaran ini dibagi menjadi dua macam, yaitu
1. Koefisien Penyebaran Daya Penyebaran KebelakangDaya Menarik
Koefisien ini digunakan untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap pengembangan sektor-sektor lainnya
melalui mekanisme pasar input. Hal ini berarti, kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan produksi sektor hulunya.
2. Kepekaan Penyebaran Daya Penyebaran KedepanDaya Mendorong
Konsep ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Artinya,
kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor- sektor lain yang memakai output dari sektor ini sebagai inputnya.
2.5.1.3 Analisis
Pengganda Multiplier
Output, Pendapatan
dan Tenagakerja
25
Analisis multiplier digunakan untuk menghitung dampak yang ditimbulkan akibat peningkatan atau penurunan variabel suatu sektor terhadap
sektor-sektor lainnya. Berdasarkan analisis multiplier input-output, pendorong perubahan ekonomi pendapatan dan tenagakerja pada umumnya diasumsikan
sebagai peningkatan penjualan sebesar satu-satuan mata uang kepada permintaan akhir suatu sektor. Analisis multiplier terbagi menjadi tiga, yaitu :
25
Ibid. Hal 8.17-8.19.
a. Pengganda Multiplier Output
Penghitungan multiplier output dilakukan per unit perubahan output sebagai efek awal initial effect, yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar
satu unit satuan moneter. Setiap elemen dalam matriks kebalikan Leontief menunjukkan total pembelian input, baik langsung maupun tidak langsung dari
sektor i sebesar satu satuan unit moneter ke permintaan akhir, sehingga matriks tersebut mengandung informasi penting tentang struktur perekonomian, yang
dipelajari dengan menentukan tingkat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian suatu wilayah. Koefisien matriks ini menunjukkan besarnya
perubahan aktivitas dari suatu sektor yang akan memengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lain.
b. Pengganda Multiplier Pendapatan
Multiplier pendapatan mengukur penerimaan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian. Dalam Tabel I-O, yang dimaksud
dengan pendapatan adalah upah dan gaji yang diperoleh oleh rumahtangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya pendapatan yang umumnya
diklasifikasikan sebagai pendapatan rumahtangga, tetapi juga deviden dan bunga bank.
c. Pengganda Multiplier Tenagakerja
Menunjukkan perubahan tenagakerja yang disebabkan oleh perubahan awal di sisi output. multiplier tenagakerja tidak diperoleh dari elemen-elemen
dalam Tabel I-O, seperti pada multiplier output dan pendapatan, karena dalam Tabel I-O tidak mengandung elemen-elemen yang berhubungan dengan
tenagakerja.
Terdapat dua jenis multiplier, yaitu tipe I dan tipe II. Multiplier I dan II digunakan untuk mengukur efek dari output, pendapatan, maupun tenagakerja
masing-masing struktur perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan tenagakerja yang ada di suatu
wilayah.
2.6 Kerangka Pemikiran 2.6.1 Kerangka Teoritis Operasional