Pengganda multiplier Tipe I didapat dari pengolahan lebih lanjut matriks kebalikan Leontief terbuka, sedangkan Pengganda multiplier Tipe II didapat dari
matriks kebalikan Leontief tertutup yang memasukan rumahtangga dalam analisis pengganda Tipe I. Nilai pengganda pada output menunjukkan, seberapa besar
kenaikan dari kegiatan produksi yang dihasilkan baik barang atau jasa pada suatu sektor, terhadap modal yang disimpan atau di investasikan dalam seluruh sektor
perekonomian tersebut. Nilai pengganda pendapatan menunjukkan besarnya pendapatan yang
diterima oleh pekerja dan perusahaan yang bergerak pada suatu sektor, yang diakibatkan dari kenaikan barang atau jasa yang dihasilkan oleh sektor tersebut
terhadap seluruh sektor perekonomian termasuk sektor pariwisata sendiri. Kemudian pengganda tenagakerja menunjukkan, banyaknya kesempatan kerja
yang diciptakan akibat dari kenaikan barang atau jasa yang dihasilkan dan pendapatan yang diterima oleh pekerja atau perusahaan dari suatu sektor terhadap
seluruh sektor perekonomian Jawa Barat.
5.3.1 Pengganda Output
Berdasarkan Tabel 5.12 menunjukkan bahwa analisis pengganda output tipe I dan tipeII sektor yang mempunyai nilai tertinggi adalah sektor bangunan
yaitu sebesar 2,25153 dan 2,95854. Sementara sektor pariwisata dalam analisis pengganda output tipe I sebesar 1,58243. Hal tersebut menunjukkan bahwa
apabila terjadi peningkatan permintaan akhir disektor pariwisata sebesar Rp. 1 juta, maka secara langsung maupun tidak langsung output semua sektor akan
meningkat sebesar Rp. 1.582.430.
Hasil analisis pengganda output tipe II dilakukan dengan menambahkan rumahtangga dalam model. Sehingga sektor pariwisata setelah mengalami analisis
tersebut nilainya berubah menjadi 2,04294. Nilai tersebut terjadi peningkatan dari tipe I ke tipe II, sehingga dapat diartikan ketika terjadi peningkatan pengeluaran
rumahtangga yang bekerja pada sektor pariwisata sebesar Rp. 1 juta, maka output disemua sektor perekonomian akan meningkat sebesar Rp. 2.042.940.
Berdasarkan analisis pengganda output dapat disimpulkan bahwa, sektor pariwisata dapat diandalkan dalam penyediaan output yang akan digunakan
sebagai input bagi sepuluh sektor lain termasuk sektor pariwisata sendiri. Hal tersebut tercermin dengan posisi pariwisata yang berada pada peringkat lima besar
dalam analisis tersebut, baik tipe I maupun tipe II. Dengan kontribusi sektor pariwisata dalam pengganda output maka, perlu adanya kekonsistenan input yang
digunakan dalam sektor ini agar output yang dihasilkan akan tetap terjaga. Kondisi yang seperti ini sangat berpotensi bagi sektor pariwisata karena ketika
adanya peningkatan input maka output sektor ini juga akan meningkat.
Tabel 5.12 Pengganda Output Sektor-Sektor Perekonomian Jawa Barat
SEKTOR Initial
First Indust
Cons’m Total
Elast Type I
Type II Pertanian
1 0,13948
0,09835 0,40995 1,64778 0,0861
1,23783 1,64778
Pertambangan dan
Penggalian 1
0,20172 0,05842 0,20656 1,46670
-0,03175 1,26014
1,46670 Industri
Pengolahan 1
0,53349 0,38917 0,45864 2,38130
0,85788 1,92266
2,38130 Listrik, Gas,
dan Air bersih
1 0,66234
0,39186 0,36083 2,41503 0,16311
2,05420 2,41503
Bangunan 1
0,68861 0,56291 0,70701 2,95853
2,71202 2,25153
2,95854 Perdagangan
1 0,28394
0,17270 0,48163 1,93827 0,68482
145.664 1,93827
Pariwisata 1
0,33972 0,24271 0,46050 2,04293
0,41805 1,58243
2,04294
Komunikasi 1
0,25234 0,13032 0,43543 1,81809
0,01099 1,38266
1,81809 Keuangan,
Persewaan, dan Jasa
Perusahaan 1
0,20372 0,12164 0,29464 1,62000
0,01883 1,32536
1,62000 Jasa-jasa
1 0,36090
0,27526 1,07789 2,71405 1,32786
1,63616 2,71404
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat Tahun 2003, Klasifikasi 10 sektor diolah.
Nilai pengganda output yang tersaji dalam Tabel 5.13 menunjukkan bahwa, nilai pengganda output tipe I subsektor pariwisata tertinggi adalah
subsektor pengangkutan yaitu sebesar 1,70792, kemudian diikuti sektor hotel 1,60562, hiburan dan rekreasi 1,43980, serta restoran 1,36259. Nilai analisis
pada subsektor pengangkutan memberikan arti bahwa, ketika terjadinya peningkatan permintaan akhir terhadap subsektor pengangkutan sebesar Rp. 1
juta, maka output pada semua sektor akan meningkat sebesar Rp. 1.707.920. Hasil analisis pengganda output tipe II dengan menambahkan
rumahtangga ke dalam model diperoleh bahwa, subsektor yang mempunyai nilai tertinggi adalah subsektor hotel yaitu sebesar 2,12769. Hal tersebut menunjukkan
jika terjadi peningkatan pengeluaran rumahtangga yang bekerja pada subsektor
hotel Rp. 1 juta, maka output semua sektor dalam perekonomian Jawa Barat akan meningkat sebesar Rp. 2.127.690.
Tabel 5.13 Pengganda Output Subsektor Perekonomian Jawa Barat SEKTOR
Initial First
Indust Cons’m
Total Elast
Type I Type II
Hotel 1
0,36193 0,24369
0,52207 2,12769
0,65159 1,60562
2,12769
Restoran 1
0,21316 0,14943
0,53280 1,89539
0,04406 1,36259
1,89539
Pengangkutan 1
0,40862 0,29931
0,41246 2,12039
0,62404 1,70792
2,12039 Hiburan dan
Rekreasi 1
0,26387 0,17593
0,41908 1,85888
0,46321 1,43980
1,85888 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat Tahun 2003, Klasifikasi 13 sektor
diolah.
Arti dari nilai-nilai pengganda output tersebut bahwa, dalam subsektor pariwisata terbesar diperoleh subsektor pengangkutan dan subsektor hotel. Hal ini
menunjukkan bahwa subsektor pengangkutan dan subsektor hotel sangat berpotensi untuk meningkatkan kontribusinya terhadap sektor pariwisata, karena
mampu menyediakan output terbesar yang akan digunakan sebagai input bagi keempat subsektor lainnya termasuk subsektor pengangkutan dan subsektor hotel
sendiri. Kondisi tersebut mengindikasikan ketika adanya peningkatan input dalam
subsektor pengangkutan dan subsektor hotel, maka output yang dihasilkan subsektor ini akan meningkat sesuai input yang digunakan dalam subsektor-
subsektor tersebut. Sehingga akan meningkatkan output pada sektor pariwisata yang berimbas pada pertumbuhan output secara keseluruhan pada sektor-sektor
perekonomian di Jawa Barat.
5.3.2 Pengganda Pendapatan