4.3. Perekonomian Jawa Barat
Kondisi perekonomian Jawa Barat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam setiap tahunnya. Namun berbeda halnya dengan pengangguran
yang justru semakin meningkat hal tersebut tercermin pada Tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Indikator Makro Ekonomi Regional Jawa Barat Tahun 2003-2010
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa Jawa Barat mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat dalam setiap tahunnya, mulai dari tahun
2003-2010. Pada tahun 2003 pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 4,39 persen, yang kemudian meningkat menjadi 5,83 persen pada tahun 2010. Angka
tersebut hampir mendekati pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 6,1 persen pada tahun 2010. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa Jawa Barat
mampu mensejahterakan rakyatnya secara perlahan. Angkatan kerja Jawa Barat selalu meningkat dalam periode tahun 2003-2010, hingga pada tahun 2010
mencapai 59,81 persen, sedangkan jumlah angkatan kerja nasional mencapai 67,78 persen.
Keterangan 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Pertumbuhan
Ekonomi 4,39
4,77 5,61
6,02 6,4
5,68 4,425
5,83 6,1
Angkatan kerja
59,13 59,22
59,31 59,43 59,52 59,61
59,7 59,81
67,78
Pengangguran 12,50
13,70 14,70 14,51 13,85
12,10 11,96
10,70 7,28
Penduduk Miskin
11,23 12,10
13,06 13,39 13,55 13,01
11,96 11,27
13,33 IPM
67,87 69,1
69,93 70,32 70,71 71,12
71,64 71,76
72,11 Investasi
triliun Rp 72,38
73,54 77,76 75,64 87,13 113,14
99,33 110,28
135,26
Sumber: Suseda, BPS Jabar Keterangan : Angka nasional
Berita resmi statistik Jabar BPS Pusat
Jabar
Angka tersebut menunjukkan bahwa, Jawa Barat memiliki jumlah angkatan kerja yang hampir mendekati jumlah angkatan kerja nasional. Sehingga
perlu adanya lapangan kerja baru yang mampu menampung jumlah angkatan kerja di provinsi tersebut. Dalam hal pengangguran dan kemiskinan Jawa Barat
mengalami peningkatan. Jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan di Jawa Barat masih tinggi serta cenderung bertambah dalam setiap tahunnya.
Pengangguran di Jawa Barat kemungkinan diakibatkan oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga menimbulkan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi dan mengakibatkan lapangan kerja yang semakin kompetitif.
Adapun penurunan dalam hal pengangguran pada periode 2006-2010, yaitu mencapai angka 10,70 persen dari 14,51 persen, namun angka tersebut
masih tinggi jika dibandingkan dengan angka pengangguran nasional yang mencapai 7,28 persen pada tahun 2010. Sedangkan untuk persentase kemiskinan
Jawa Barat mengalami penurunan pada periode 2007-2010, yang mencapai angka 11,27 persen dari 13,55 persen. Angka tersebut cukup membanggakan, mengingat
tingkat kemiskinan nasional yang mencapai 13,33 persen pada tahun 2010. Dalam IPM dan Investasi Jawa Barat selalu mengalami kenaikan dalam
setiap tahunnya. Nilai IPM Jawa Barat pada tahun 2009 mencapai 71,64 persen, sedangkan nilai IPM Indonesia pada tahun 2009 mencapai 71,76 persen. Hal ini
mengindikasikan bahwa sumber daya manusia di provinsi tersebut semakin cerdas dan semakin berkualitas, apalagi dengan kondisi yang hampir mendekati tingkat
IPM nasional. Investasi yang mencapai angka Rp. 110,38 triliun pada tahun 2010 mendekasi tingkat investasi nasional yang mencapai Rp. 135,26 triliun pada tahun
2010. Angka tersebut menunjukkan, bahwa Jawa Barat menpunyai sisi permodalan yang cukup kuat dalam perekonomian provinsi tersebut.
Tabel 4.4 Perekonomian Jawa Barat Tahun 2008-2010
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat dilihat dari PDRB mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi pada triwulan IV tahun 2009,
meskipun sempat mengalami penurunan lagi pada triwulan I tahun 2010. Hal tersebut masih dianggap pada batas kewajaran, karena setidaknya telah
mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya sehingga penurunan PDRB pada tahun 2010 tidak terlalu signifikan. Kemudian laju inflasi menunjukkan
peningkatan yang relatif tinggi pada tahun 2008-2009, dan kemudian mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu mencapai angka 2,99 persen.
4.4. Kondisi Pariwisata Jawa Barat