Analisis Pengganda Multiplier digunakan

3.3.2.1. Koefisien Penyebaran

Koefisien ini digunakan untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap pengembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar input. Hal ini berarti, kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan produksi sektor hilirnya. Untuk mencari nilai koefisien penyebaran, dapat digunakan rumus sebagai berikut: �� = � � � = � � � = � � = � 6 dimana: �� = Kepekaan penyebaran sektor i � = unsur matriks kebalikan Leontif Sektor j akan dikatakan mempunyai keterkaitan ke belakang lebih tinggi apabila nilai �� lebih besar dari satu. Sebaliknya, sektor j dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang rendah apabila nilai �� lebih kecil dari satu.

3.3. Analisis Pengganda Multiplier digunakan

untuk menganalisis Output, Pendapatan, dan Tenagakerja 28 . Nilai-nilai pengganda multiplier output, pendapatan, dan tenagakerja, dapat digunakan Matriks Kebalikan Leontief baik untuk model terbuka α ij maupun model tertutup α ij . Dalam Tabel 3.1 dapat dilihat rumus-rumus yang dapat digunakan untuk mencarinya. 28 Daryanto A, Hafizrianda Y. 2010. Analisis Input-Output dan Social Acuonting Matrix. IPB Press. Bogor. Hal 23. Tabel 3.1. Rumus Pengganda Output dan Pendapatan. Nilai Multiplier Output Pendapatan Efek Awal 1 h i Efek Putaran Pertama ∑ i a ij ∑ i a ij h i Efek Dukungan Industri ∑ i α ij -1- ∑ i a ij ∑ i α ij h i -h i - ∑ i a ij h i Efek Industri Konsumsi ∑ i α ij- ∑ i α ij ∑ i α ij h i - ∑ i α ij h i Efek Total ∑ i α ij ∑ i α ij h i Efek Lanjutan ∑ i α ij – 1 ∑ i α ij h i - h i Sumber: Daryanto, A. dalam Bappeda 2004 Hubungan antar efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran dari sisi output, pendapatan, dan tenagakerja, dapat dihitung dengan menggunakan rumus Multiplier Tipe I dan Tipe II. Adapun rumusnya dijabarkan sebagai berikut: Tipe I = Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri Efek Awal Tipe II = Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri + Efek Induksi Konsumsi Efek Awal Koefisien Pendapatan h i Koefisien pendapatan rumahtangga menunjukkan besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja labour yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. ℎ = � � dimana h i = koefisien pendapatan sektor i S i = jumlah upah dan gaji sektor i X i = jumlah output total sektor i

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT 4.1. Kondisi Geografis Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5°50 - 7°50 LS dan 104°48 - 104°48 BT. Luas wilayah Provinsi Jawa Barat adalah 34.816,96 Km 2 , yang terdiri dari 16 wilayah kabupaten dan 9 wilayah kota. Secara administrasi batas-batas Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa 2. Sebelah timur berbatasan dengan Jawa Tengah 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia 4. Sebelah barat berbatasan dengan DKI Jakarta dan Provinsi Banten Sebagian besar wilayah kabupaten kota di Jawa Barat berbatasan dengan laut, sehingga Wilayah Jawa Barat memiliki garis pantai cukup panjang, yaitu 755,83 Km 2 . Kondisi geografis Jawa Barat yang strategis merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Barat