Struktur Ekspor dan Impor

5.1.5 Struktur Ekspor dan Impor

Berdasarkan Tabel Input-Output Jawa Barat 2003, jumlah ekspor netto Jawa Barat adalah sebesar Rp. 67,54 triliun. Nilai positif pada ekspor netto tersebut menunjukkan adanya surplus perdagangan dalam perekonomian Jawa Barat. Tabel. 5.4 Ekspor dan Impor Sektor-Sektor Perekonomian Jawa Barat No Sektor Ekspor Impor Ekspor Netto Juta Rupiah Persen Juta Rupiah Persen Juta Rupiah Persen Non Pariwisata 144741047 94,2 78238636 90,16 66502411 98,47 1. Pertanian 2695777 1,75 13061661 15,17 -10365884 -15,35 2. Pertambangan dan Penggalian 195359 0,13 3048199 3,54 -2852840 -4,22 3. Industri Pengolahan 118787707 77,31 52477346 60,93 66310361 98,19 4. Listrik, Gas, dan Air bersih 1254865 0,82 0,00 0,00 1254865 1,86 5. Bangunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Perdagangan 17094885 11,13 0,00 0,00 17094885 25,31 7. Komunikasi 26920 0,02 173104 0,20 -146184 -0,22 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 251122 0,16 6258114 7,27 -6006992 -8,89 9. Jasa-jasa 4434412 2,89 3220212 3,74 1214200 1,80 Pariwisata 8919544 5,80 7886863 9,16 1032681 1,53 10. Hotel 731148 0,48 346759 0,40 384389 0,57 11. Restoran 348824 0,23 185910 0,22 162914 0,24 12. Pengangkutan 7707103 5,02 7135646 8,29 571457 0,85 13. Hiburan Rekreasi 132469 0,09 218548 0,25 -86079 -0,13 Total 153660591 100 86125499 100 67535092 100 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat, Tahun 2003 diolah Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan besarnya ekspor dan impor yang dilakukan oleh tiap-tiap sektor dalam perekonomian Jawa Barat. Sektor yang mempunyai surplus perdagangan tertinggi atau ekspor netto adalah sektor industri pengolahan yaitu sekitar Rp. 66,31 triliun atau 98,19 persen dari total surplus perdagangan, diikuti oleh sektor perdagangan Rp. 17,09 triliun atau 25,31 persen , sektor listrik, gas dan air bersih Rp. 1,25 triliun atau 1,86 persen, sektor jasa-jasa Rp. 1,2 triliun atau 1,80 persen . Sedangkan sektor pariwisata menduduki peringkat kelima yaitu sebesar Rp. 1,03 triliun atau 1,53 persen. Uraian tersebut menunjukkan bahwa, Surplus perdagangan pada sektor pariwisata tersebut nilainya rendah, karena sektor pariwisata berada pada urutan kelima setelah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor listrik dan sektor jasa-jasa. Namun sektor Pariwisata mempunyai nilai yang cukup berkontribusi terhadap perekonomian Jawa Barat, karena sektor pariwisata mendapat nilai yang positif jika dibandingkan dengan sektor-sektor yang lainnya yang masih mempunyai nilai negatif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pariwisata mampu meningkatkan perekonomian, walaupun hanya berada pada peringkat kelima yaitu sebesar Rp. 1,03 triliun atau 1,53 persen dari seluruh sektor ekonomi di Jawa Barat. Peningkatan ekspor sektor pariwisata dapat dilakukan dengan cara promosi yang lebih gencar lagi, dimana dengan melakukan mediasi-mediasi pertukaran duta pariwisata untuk memperkenalkan pariwisata Jawa Barat di tingkat nasional maupun internasional. Subsektor pariwisata yang memiliki kontribusi terbesar adalah subsektor pengangkutan yaitu sebesar Rp. 0,57 triliun atau 0,85 persen. Kontribusi terendah dalam nett ekspor diperoleh subsektor rekreasi yaitu Rp. -0,086 triliun atau -0,13 persen. Angka negatif pada subsektor hiburan dan rekreasi ini, menunjukkan bahwa subsektor tersebut lebih dominan menggunakan impor dari luar daerah ataupun dari luar negeri sebagai bahan-bahan baku dalam kegiatan proses produksinya untuk menghasilkan barang dan jasa. Misalnya alat yang digunakan dalam pembuatan wahana rekreasi seperti perahu karet dan peralatan untuk outbound yang masih mengandalkan impor, sehingga mengalami defisit perdagangan. Cara mengatasi masalah dalam penggunaan bahan-bahan baku yang masih impor, dapat melalui substitusi impor dan promosi ekspor. Substitusi impor dengan mencintai produk lokal dalam negeri untuk penggunaan bahan-bahan baku pada proses produksinya. Sedangkan promosi ekspor dengan mengikuti pameran pariwisata di tingkat nasional dan internasional, sehingga pariwisata Jawa Barat akan meningkat secara perlahan.

5.1.6 Struktur Nilai Tambah Bruto