Uji Multikolinieritas Uji Heterokedasitas Uji Autokorelasi

36 b Trimming Trimming adalah membuang memangkas observasi yang bersifat outlier, yaitu yang nilainya lebih kecil dari μ-2σ atau lebih besar dari μ+2σ. Metode ini juga akan mengecilkan sampelnya. c Winzorising Winzorising mengubah nilai-nilai outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusi menjadi normal. Nilai- nilai observasi yang lebih kecil dari μ-2σ akan diubah nilainya menjadi μ- 2σ dan nilai-nilai yang lebih besar dari μ+2σ akan diubah menjadi μ+2σ.

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu Sunjoyo dkk, 2013:65. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 2. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 Variance Inflation Factor VIF, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.6.1.3 Uji Heterokedasitas

Uji heterokedasitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi 37 yang memenuhi persyaratan adalah terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas Sunjoyo dkk, 2013:69. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian mnenyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya t-1. Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya Sunjoyo dkk, 2013:73. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series runtut waktu dan tidak diperlukan pada data cross section seperti pada kuesioner dimana pengukuran dilakukan secara serempak dan bersamaaan. Model regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia yang periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi. Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, dengan kriteria sebagai berikut : 38 1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelasi positif 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan autokorelasi. 3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negatif.

3.6.1.5 Uji Hipotesa

Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (PBV) Analisis Rasio Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Price To Book Value (Pbv) (Studi Kasus Pada Perusahaan Automotive Dan Transportation Service Yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 7 13

ANALISIS RASIO LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (PBV) Analisis Rasio Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Price To Book Value (Pbv) (Studi Kasus Pada Perusahaan Automotive Dan Transportation Service Yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 4 14

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (PBV) Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Aktivitas Terhadap Price To Book Value (PBV) Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar Di BEI Periode (2010-2013).

0 6 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (PBV) Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Aktivitas Terhadap Price To Book Value (PBV) Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar Di BEI Periode (2010-2013).

0 4 14

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Aktivitas Terhadap Price To Book Value (PBV) Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar Di BEI Periode (2010-2013).

0 3 9

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PRICE TO BOOK Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price To Book Value (Studi kasus pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bur

0 2 18

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price To Book Value (Studi kasus pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) - Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Price To Book Value Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return SahamPada Perusahaan Teksti

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Price To Book Value Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return SahamPada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Di Bei

0 0 8

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Price To Book Value Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return SahamPada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Di Bei

0 0 12