Industri kayu gergajian Model pengembangan agroindustri karet alam terintegrasi
100 taker
dalam penjualan produk akibat informasi yang asimetris. Intensitas persaingan rata-rata antara Tinggi hingga Sangat Tinggi.
Tingginya intensitas persaingan di unit-unit usaha agroindustri berbasis karet maupun kayu mengharuskan adanya strategi integrasi vertikal maupun
horizontal untuk memenangkan persaingan. Integrasi vertikal dapat dilakukan dalam bentuk integrasi ke sumber bahan baku, serta pemusatan lokasi industri
aglomerasi, agropolitan atau agroestat untuk menyatukan sumberdaya dan pangsa tenaga kerja. Pilihan integrasi kelembagaanpelaku bisa dilakukan secara
internal maupun eksternal atau terintegrasi secara penuh Behesthi et al., 2009; Flynn et al., 2010. Integrasi juga bisa dilakukan pada sebagian atau seluruh
proses tergantung pada dukungan SDM, bahan baku dan teknologi atau permintaan pelanggan Vorst et al., 2007 dengan tetap memperhatikan aspek
keberlanjutan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan Marrone et al., 2011. Pilihan alternatif integrasi untuk agroindustri berbasis karet dapat dilakukan
melalui kemitraan antara petani, industri karet remah dan pemerintah daerah. Petani di samping sebagai pemasok bahan baku bokar untuk pabrik karet remah
juga punya peluang untuk memiliki sebagian saham dalam agroindustri seperti dikemukakan oleh Haris 2006 dan Esham 2009. Untuk integrasi vertikal
agroindustri berbasis kayu karet dapat dipilih beberapa level integrasi yaitu: peremajaan – industri kayu gergajian, industri kayu gergajian – industri furnitur,
atau integrasi total dari peremajaan – industri gergajian – industri furnitur. Dari berbagai skenario tahaplevel integrasi dengan asumsi yang sama ini dapat dinilai
level integrasi mana yang paling mungkin dilakukan dan paling menguntungkan dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan modal, sumberdaya manusia,
teknologi, bahan baku dan pasar. Selain kelima kekuatan di atas masih ada kekuatan lain yakni pemerintah
yang dapat mempengaruhi dan mengubah kelima kekuatan tersebut melalui sejumlah regulasi. Di Indonesia ada UU No. 51999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang pelaksanaannya diawasi oleh KPPU. Kebijakan anti monopoli antitrust bahkan sudah berlaku di Amerika
sejak tahun 1890 yang dikenal dengan Sherman Antitrust Act Hovenkamp, 2009; Owen, 2011.