Air Hujan Pecah Buah pada Tomat
10 membantu sintesis protein, transfer karbohidrat dan keberadaannya dapat
menekan efek racun dari logam berat dalam tanaman Jones et al. 1991. Berbeda dengan hara makro lain, proporsi yang tinggi dari total kalsium
dalam jaringan tanaman terdapat pada dinding sel apoplas. Kalsium dalam tanaman terdapat dalam berbagai bentuk yaitu : bentuk terlarut, terikat oleh
pektat, oksalat dan fosfat. Bentuk terlarut banyak terdapat dalam vakuola, demikian juga bentuk terikat pektat terdapat dalam dinding sel lamela tengah dan
permukaan luar membran plasma. Dalam kondisi suplai kalsium yang rendah bentuk pektat dapat terjadi sebanyak 50 dari total kalsium Marschner 1986.
Pola pergerakan kalsium dalam tanaman berbeda dengan unsur lain. Kalsium merupakan unsur yang tidak mobil dalam phloem, sehingga translokasi
kalsium ke bagian-bagian tanaman terjadi melalui xylem dengan adanya aliran transpirasi Bollard dan Buttler dalam Bollard 1970.
Kandungan kalsium buah tomat menurut Bollard 1970 sebanyak 0.13 berat kering, lebih rendah apabila dibandingkan dengan kandungan kalsium pada
daun 6.08 . Perbandingan kandungan unsur-unsur nitrogen, fosfor dan kalium antara daun dan buah tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kalsium
yang berada dalam daun tidak ditranslokasikan ke dalam buah bersama asimilat seperti terjadi pada unsur-unsur yang lain. Menurut Link 1974 dan Redmond
1975, pemberian kalsium yang efektif untuk peningkatan kualitas buah adalah dengan penyemprotan langsung terhadap buah tersebut.
Menurut Knott 1962 aplikasi kalsium pada tomat melalui penyemprotan daun menggunakan kalsium klorida CaCl
2
36.1 Ca dapat dilakukan pada konsentrasi 6000-12000 ppm kalsium klorida, dan bentuk kalsium nitrat
CaNO3
2
28 Ca pada konsentrasi 6000-18000 ppm kalsium nitrat. Menurut Yamamoto et al. 1992 aplikasi kalsium dalam bentuk kalsium nitrat CaNO3
2
pada konsentrasi 0.5 5000 ppm 7 hari sebelum panen dapat menekan pecah buah pada sweet cherry. Liebisch et al. 2009 melaporkan bahwa aplikasi
kalsium CaCl2, 5 g l
1
dan boron H3BO3, 0.2 g l
-1
CaB pada dua kultivar tomat yang peka dan tahan terhadap pecah buah dan busuk pangkal buah blossom
end-rot. Aplikasi kalsium dan boron tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil buah total, namun perlakuan ini memberikan pengaruh yang
berbeda pada kultivar. Aplikasi pada kultivar rentan pecah buah dan busuk pangkal buah tidak layak lebih banyak daripada kultivar tahan selain itu aplikasi
kalsium dan boron menurunkan kejadian busuk pangkal buah namun meningkatkan kejadian pecah buah pada waktu yang sama. Pemilihan kultivar
tahan tampaknya menjadi prioritas utama untuk mengatasi kendala pecah buah dan busuk pangkal buah.