7
2.3.2 Air Hujan
Air hujan menyebabkan pecah buah pada tomat, terutama apabila hujan turun setelah panas mengakibatkan buah pecah beberapa jam kemudian. Hal ini
disebabkan buah mengalami cekaman pada perikarp setelah buah menyerap air Dickinson dan McCollum 1964. Kekerasan atau kekuatan perikarp ini
tergantung dari varietasnya Hall 1987. Pecah buah radial dapat terjadi pada interlokular septum karena secara anatomi buah tersebut mempunyai septum yang
lemah, di samping septum-septum ini dijumpai adanya pseudo septum. Apabila pseudo septum ini juga dalam keadaan lemah kemudian hujan turun menyebabkan
terjadinya pecah buah konsentris pada tomat. 2.3.3 Pengairan yang Tidak Teratur
Pemberian air khususnya dari kondisi yang sangat kering ke kondisi yang sangat basah dapat menyebabkan terjadinya pecah buah. Mekanisme tersebut
dapat dijelaskan dengan penelitian Kamimura et al. 1972. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kelembaban tanah yang tinggi akan menurunkan
kekuatan perenggangan tensile strength kulit buah tomat. Bertambahnya kecepatan pertumbuhan buah dalam kondisi seperti ini akan mendorong terjadinya
keretakan kecil ini dan akan berkembang menjadi pecah buah. Laporan penelitian Peet and Willits 1995 menyatakan bahwa pemberian air yang berlebihan pada
tanaman tomat di rumah kaca dapat meningkatkan pecah buah tipe radial.
2.3.4 Temperatur dan Cahaya yang Tinggi
Peningkatan temperatur secara drastis dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan pada kulit buah akibat adanya pulp dalam kulit buah
tersebut. Tekanan tersebut akan menurunkan tingkat kekakuan dan kelenturan kulit buah dan mendorong terjadinya pecah buah Lang dan During 1990.
Menurut hasil penelitian Awan 1983 jumlah buah yang mengalami pecah buah lebih banyak terjadi pada penanaman di dalam rumah plastik apabila dibanding
dengan penanaman di lapang. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tingginya suhu udara yang terjadi di dalam rumah plastik. Max et al. 2009 melaporkan
bahwa pengurangan suhu pada rumah kaca sebesar 2.6 dan 3.2
o
C siang dan 1.2 dan 2.3
o
C malam dapat meningkatkan insiden pecah buah. Intensitas penyinaran yang tinggi secara tidak langsung akan mempengaruhi
terjadinya pecah buah. Adanya penyinaran yang tinggi akan meningkatkan fotosintesis dan padatan terlarut buah. Peningkatan padatan terlarut buah akan
menurunkan potensial air buah, sehingga air dari batang maupun daun akan masuk ke dalam buah. Kondisi ini akan meningkatkan tekanan terhadap kulit
buah. Tekanan terhadap kulit buah akan menyebabkan terjadinya pecah buah, walaupun tidak segera terjadi. Menurut Ackley dan Krueger 1980 pada buah
ceri, konsentrasi larutan buah yang tinggi berkaitan erat dengan kepekaan buah tersebut terhadap pecah buah. Emmons dan Scoot 1996 melaporkan bahwa buah
yang terpapar cahaya langsung selama periode pematangan dapat meningkatkan kejadian pecah buah dibandingkan dengan buah yang berkembang di bawah
8 naungan atau terlindungi oleh daun. Kejadian pecah buah mencapai 49 pada
buah yang terpapar cahaya langsung dan 20 pada buah yang terlindungi. 2.3.5 Aspek Anatomi Buah
Sifat kulit buah yang berhubungan dengan ketahanan terhadap terjadinya pecah buah pada buah tomat telah dilaporkan oleh Kamimura et al. 1972.
Kekuatan perenggangan dan kelenturan kulit buah pada periode breaker stage sampai pink stage sangat diperlukan apabila dikaitkan dengan pecah buah.
Kultivar yang resisten terhadap pecah buah paling sedikit mempunyai salah satu diantara sifat di atas. Peet 1992 menyebutkan karakteristik buah yang
berasosiasi dengan ketahanan terhadap pecah buah adalah ukuran buah kecil, kulit buah tipis, diameter buah kecil, jumlah buah per tanaman tinggi dan pola
pertumbuhan tanaman tomat semideterminate. 2.3.6 Kecepatan Tumbuh Buah
Kecepatan tumbuh buah yang berlebihan dapat memacu terjadinya pecah buah. Pemangkasan atau penjarangan buah yang dilakukan menyebabkan
persaingan antar buah dalam memperoleh asimilat akan berkurang, sehingga kecepatan tumbuh buah semakin bertambah. Menurut Bakker dan Janse dalam
Peet 1992 pada buah tomat yang menerima asimilat lebih banyak akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan buah tersebut lebih rentan terhadap
pecah buah. 2.3.7 Kelembapan yang Tinggi
Kelembapan udara yang tinggi dapat meningkatkan kejadian pecah buah tomat dalam rumah kaca, khususnya pada suhu yang tinggi. Tekanan air dan udara
dalam buah tomat akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Terdapat dua mekanisme dalam mengatasi kondisi ini, pertama dengan pelonggaran kulit buah,
kedua dengan mengirim kembali air ke batang atau daun. Kondisi kelembapan udara tinggi menyebabkan mekanisme kedua tidak akan terjadi karena transpirasi
rendah. Kondisi seperti ini menyebabkan mekanisme pertama yang akan terjadi. Hal ini akan mendorong terjadinya pecah buah Byari dalam Peet 1992.
2.3.8 Kekuatan Dinding Sel Buah
Teori-teori di atas secara tidak langsung menyebutkan pecah buah berkaitan erat dengan kekuatan kulit epidermis buah. Mekanisme penguatan dan
pelenturan kulit buah dapat diperjelas dengan melihat proses yang terjadi pada dinding sel.
Mekanisme pelenturan dinding sel primer bisa terjadi pada interaksi selulosa, hemiselulosa dan hidroksiprolin. Menurut Wareing dan Philips 1981
dalam dinding sel primer serat mikro selulose terbenam dalam suatu matrik protein, pektin dan hemiselulose. Xyloglucans merupakan hemiselulosa yang
berikatan kovalen dengan matrik yang lain, dan berikatan hydrogen dengan serat- serat mikro selulose. Terputusnya ikatan-ikatan hidrogen antara xyloglucans