Kualitas Buah Genetic Analysis of Quantitative and Fruit Cracking Characters in Tomato (Lycopersicon esculentum Mill)

8 naungan atau terlindungi oleh daun. Kejadian pecah buah mencapai 49 pada buah yang terpapar cahaya langsung dan 20 pada buah yang terlindungi. 2.3.5 Aspek Anatomi Buah Sifat kulit buah yang berhubungan dengan ketahanan terhadap terjadinya pecah buah pada buah tomat telah dilaporkan oleh Kamimura et al. 1972. Kekuatan perenggangan dan kelenturan kulit buah pada periode breaker stage sampai pink stage sangat diperlukan apabila dikaitkan dengan pecah buah. Kultivar yang resisten terhadap pecah buah paling sedikit mempunyai salah satu diantara sifat di atas. Peet 1992 menyebutkan karakteristik buah yang berasosiasi dengan ketahanan terhadap pecah buah adalah ukuran buah kecil, kulit buah tipis, diameter buah kecil, jumlah buah per tanaman tinggi dan pola pertumbuhan tanaman tomat semideterminate. 2.3.6 Kecepatan Tumbuh Buah Kecepatan tumbuh buah yang berlebihan dapat memacu terjadinya pecah buah. Pemangkasan atau penjarangan buah yang dilakukan menyebabkan persaingan antar buah dalam memperoleh asimilat akan berkurang, sehingga kecepatan tumbuh buah semakin bertambah. Menurut Bakker dan Janse dalam Peet 1992 pada buah tomat yang menerima asimilat lebih banyak akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan buah tersebut lebih rentan terhadap pecah buah. 2.3.7 Kelembapan yang Tinggi Kelembapan udara yang tinggi dapat meningkatkan kejadian pecah buah tomat dalam rumah kaca, khususnya pada suhu yang tinggi. Tekanan air dan udara dalam buah tomat akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Terdapat dua mekanisme dalam mengatasi kondisi ini, pertama dengan pelonggaran kulit buah, kedua dengan mengirim kembali air ke batang atau daun. Kondisi kelembapan udara tinggi menyebabkan mekanisme kedua tidak akan terjadi karena transpirasi rendah. Kondisi seperti ini menyebabkan mekanisme pertama yang akan terjadi. Hal ini akan mendorong terjadinya pecah buah Byari dalam Peet 1992. 2.3.8 Kekuatan Dinding Sel Buah Teori-teori di atas secara tidak langsung menyebutkan pecah buah berkaitan erat dengan kekuatan kulit epidermis buah. Mekanisme penguatan dan pelenturan kulit buah dapat diperjelas dengan melihat proses yang terjadi pada dinding sel. Mekanisme pelenturan dinding sel primer bisa terjadi pada interaksi selulosa, hemiselulosa dan hidroksiprolin. Menurut Wareing dan Philips 1981 dalam dinding sel primer serat mikro selulose terbenam dalam suatu matrik protein, pektin dan hemiselulose. Xyloglucans merupakan hemiselulosa yang berikatan kovalen dengan matrik yang lain, dan berikatan hydrogen dengan serat- serat mikro selulose. Terputusnya ikatan-ikatan hidrogen antara xyloglucans