50.36 Genetic Analysis of Quantitative and Fruit Cracking Characters in Tomato (Lycopersicon esculentum Mill)
84 2 Bobot buah tidak pecah g tan
-1
Pengamatan dilakukan pada saat panen. Buah yang dipanen dipisahkan yang tidak pecah kemudian ditimbang, bobot buah dihitung dari 8 kali panen.
3 Bobot buah pecah tan
-1
Pengamatan dilakukan pada saat panen. Buah yang dipanen dipisahkan yang pecah kemudian ditimbang, bobot buah pecah dihitung dari 8 kali panen.
4 Jumlah buah per tanaman Pengamatan dilakukan pada saat panen. Jumlah buah dihitung dari 8 kali
panen. 5 Panjang buah cm
Panjang buah diukur dengan menggunakan jangka sorong dari pangkal hingga ujung buah.
6 Diameter buah cm Diameter buah diukur dengan menggunakan jangka sorong pada bagian
tengah buah. 7 Tebal daging buah cm
Tebal daging buah diukur dengan menggunakan jangka sorong. Buah dipotong melintang pada bagian tengah buah. Tebal daging buah diukur 3 kali
pada bagian yang memiliki tebal daging yang berbeda kemudian diambil rata- ratanya.
8 Jumlah rongga buah Buah dipotong melintang pada bagian tengah buah kemudian dihitung jumlah
rongganya. 9 Umur berbunga HST
Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berbunga yaitu dengan mencatat pada hari keberapa pada saat 50 populasi tanaman telah berbunga pada
bunga ketiga dari tandan kedua.
10 Umur panen HST Pengamatan dilakukan pada saat 50 populasi tanaman telah dipanen pada
kondisi buah masak pada skor 4 dan 5 pada standar skala warna kulit buah tomat Kader 1995.
11 Tinggi tanaman cm Tinggi tanaman diukur setelah panen ke-2 dari permukaan tanah sampai titik
tumbuh tertinggi. 12 Diameter batang cm
Diameter batang diukur setelah panen ke-2 pada sepertiga tanaman bagian tengah tanaman
13 Panjang daun cm dan lebar daun cm Panjang dan lebar daun diukur setelah panen ke-2 pada sepertiga tanaman
bagian tengah tanaman 14 Total padatan terlarut
o
brix Diukur pada buah panen ke-2 dan ke-3 dengan menggunakan alat
handrefraktometer. 15 Kekerasan buah kgcm
-1
Kekerasan buah diukur pada buah panen ke-2 dan ke-3 dengan menggunakan alat penetrometer.
85 16 Kadar air
Kadar air diukur dengan mengeringkan buah menggunakan oven listrik pada suhu 100
o
C selama 24 jam. Buah tomat pada panen ke-2 dan ke-3 dipotong menjadi 4-8 bagian kemudian dimasukkan dalam amplop kertas. Buah tomat
ditimbang bersama amplop sebagai data berat basah. Setelah dioven ditimbang kembali buah tomat bersama amplop sebagai berat kering. Kadar air dihitung
dengan rumus:
Analisis Data
Perbedaan antar genotipe diuji menggunakan uji F pada taraf nyata 5, bila terdapat perbedaan yang nyata maka untuk mengetahui genotipe hibrida yang
berpenampilan lebih baik daripada varietas pembanding dilanjutkan dengan uji lanjut
Dunnett taraf 5
. Sidik ragam Tabel 47 yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Mattjik dan Sumertajaya 2006.
Tabel 47 Sumber keragaman dan nilai harapan
a
Sumber keragaman db
JK KT
F-hitung
Ulangan r r-1
JKu Jku r-1
KTuKTe Genotipe g
g-1 JKg
JKgg-1 KTgKTe
Galat r-1g-1
JKe JKer-1g-1
Total gr -1
JKt
a
r = jumlah ulangan; g = jumlah genotipe; Jku = jumlah kuadrat ulangan; JKg = jumlah kuadrat genotipe; Jke = jumlah kuadrat galat; Ktu = kuadrat tengah ulangan; KTg = kuadrat tengah
genotipe; KTe = kuadrat tengah galat
Model linier dalam analisis ragam berdasarkan Gomez dan Gomez 2007 sebagai berikut:
Keterangan: Y
ij
= nilai fenotipe pada perlakuan ke-
i
dan kelompok ke- j µ = nilai tengah umum
α
i
= pengaruh genotipe ke- i 1, 2, 3, …, 33
β
j
= pengaruh kelompok ke- j 1, 2, 3 ɛ
ij
= galat percobaan Uji lanjut pada perlakuan yang berbeda nyata dilakukan dengan Uji Dunnett pada
taraf 5 Gomez dan Gomez 1995. Persentase Kadar Air =
bobot basah − bobot kering bobot basah
x
Y
ij
= µ+ α
i
+ β
j
+ ɛ
ij