53 pengujian terhadap hipotesis statistik interaksi, yaitu F
OAB
. jika F
OAB
tidak signifikan berarti tidak ada interaksi, maka selanjutnya uji hipotesis
pengaruh utama main effect, yaitu F
OAB
dilakukan untuk melihat perbedaan rerata antar A, selanjutnya uji F
OAB
untuk mempelajari antar B. Sebaliknya jika F
OAB
signifikan berarti ada interaksi, maka konsekuensinya harus diuji pengaruh sederhana simple effect. Rachmat, 2015 : 99
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu variabel terikat dependen, variabel bebas independen, dan variabel moderasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Eskalasi Komitmen, sedangkan variabel independen adalah Negative Framing dan Adverse
Selection, serta variabel moderasi adalah Locus of Control. Penjelasan atas tiga macam variabel yang digunakan dalam peneiltian ini adalah sebagai berikut:
1. Eskalasi Komitmen
Eskalasi Komitmen adalah kecenderungan untuk bertahan atau berada pada tindakan yang tidak efektif untuk jangka waktu yang relatif lama
Kreitner dan Kinicki, 2005. Eskalasi Komitmen terjadi ketika seorang manajer memilih tetap melanjutkan proyek investasi walaupun proyek
investasi tersebut mengindikasikan kegagalan dan tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan.
54 Variabel Eskalasi Komitmen ini diukur dengan meminta partisipan
memberikan keputusan investasi. Keputusan untuk melanjutkan proyek ditunjukkan dengan skala 1 sampai dengan 3, sedangkan keputusan untuk tidak
melanjutkan proyek ditunjukkan dengan skala 4 sampai dengan 6.
2. Negative Framing
Framing dalam teori sosial terdiri dari skema dan intepretasi. Dalam Wikipedia 2007 disebutkan bahwa framing adalah sekumpulan anekdot
dan stereotip yang menjadi pedoman individu dalam memahami dan merespon suatu kejadian. Dalam terminologi yang lebih sederhana, individu-individu
sepanjang hidupnya membangun serangkaian filter mental emosional. Mereka menggunakan filter tersebut untuk memahami. Sehingga pilihan-pilihan
yang mereka buat kemudian dipengaruhi oleh bingkai framing atau filter emosional mereka.
Ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif keputusan yang dibingkai secara positif kondisi laba yang pasti maka keputusan yang
diambil akan cenderung risk averse. Sedangkan ketika informasi disajikan secara negatif kerugian yang pasti maka keputusan yang diambil akan
cenderung risk seeking. Framing negatif dalam penelitian ini diproksikan dengan penyajian informasi mengenai kerugian yang pasti. Pengukuran
variabel framing negatif dengan memberikan skor 1 dan 0. Skor 1 digunakan untuk kondisi ada Negative Framing, sedangkan skor 0 digunakan untuk
kondisi tanpa Ngative Framing.
55
3. Adverse Selection