28 perusahaan dengan manajer dimana manajer akan melakukan tindakan
yang menguntungkan dirinya sendiri namun merugikan pemilik perusahaan.
8. Self Justification Theory
Self Justification Theory adalah satu teori yang digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen. Meskipun banyak teori berbeda telah
digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen, self-justification theory dipilih sebagai penjelasan yang paling relevan untuk Eskalasi Komitmen
pada level pengambilan keputusan individu Brockner,1992. Teori ini menyatakan bahwa ketika manajer proyek dihadapkan dengan kemunduran
selama proyek itu berlangsung, maka mereka akan menaikkan komitmen yang mereka miliki dalam upaya kembali ke proyek atau untuk
mendemonstrasikan rasionalitas pokok dari sejumlah tindakan irasional. Self-justification theory menjelaskan bahwa manajer yang terlibat
dari awal pada suatu proyek akan cenderung melanjutkan proyek tersebut walaupun keadaan ekonomi menunjukkan bahwa proyek tersebut
mengalami kerugian dibandingkan dengan manajer yang tidak terlibat dari awal.
Self Justification theory menyatakan bahwa manajer yang bertanggung jawab untuk investasi sebelumnya tidak akan mengakui pada
diri mereka sendiri atau orang lain bahwa penggunaan sumber daya mereka sebelumnya adalah salah. Mereka akan cenderung untuk
meningkatkan komitmen karena harus membenarkan diri mereka sendiri
29 terhadap keputusan sebelumnya yang mereka buat. Chong dan suryawati,
2010. Staw 1976 menyebutkan bahwa self justification dapat dijelaskan
dengan teori kognitif disonan. Teori tersebut menjelaskan bahwa ketika individu telah membuat keputusan awal mengenai suatu tindakan tertentu,
umpan balik negatif merupakan disonan bagi keputusan awal tersebut. Sehingga meningkatkan komitmen terhadap keputusan awal tersebut
merupakan salah satu cara untuk mengurang disonansi, dengan keyakinan bahwa keuntungan akan dapat diraih dengan tindakan keputusan yang saat
ini diambil. Brockner 1992 berpendapat bahwa adanya umpan balik negatif dan
kebutuhan untuk membenarkan keputusan awal mereka adalah dua kondisi yang menyebabkan orang melakukan eskalasi. Orang akan cenderung
membenarkan keputusan awal mereka dan cenderung berkomitmen terhadap keputusan awal tersebut yang disebut Eskalasi Komitmen.
Bazerman 1994 dalam Tri Koroy 2008 mengusulkan untuk mengurangi Eskalasi Komitmen yang disebabkan karena pembenaran diri
perlu dilakukan sistem pemantauan yang membantu memeriksa persepsi pembuat keputusan sebelum keputusan atau pilihan berikutnya yang dibuat
dapat terbukti bermanfaat.
30
B. Hasil
– Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai intention turnover dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kepuasan kerja, konflik peran, keadilan
organisasi, kepuasan gaji dan lainnya telah banyak diteliti oleh penelitian- penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan
masukan serta kontribusi tambahan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intention turnover. Tabel 2.1 menunjukkan hasil
penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi intention turnover.
31
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Negative Framing, Adverse Selection,
Eskalasi Komitmen dan Locus of Control No.
Penelitian Tahun
Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan
Perbedaan
1. Maria dan Milka2012
Pengaruh Adverse Selection dan Negative
Framing terhadap eskalasi komitmen
Variabel negative framing, adverse
selection dan Eskalasi Komitmen
Variabel locus of control
1. Adverse Selection berpengaruh terhadap kecenderungan
manajer melakukan eskalasi komitmen
2. sementara tidak dijumpai adanya pengaruh negative
framing terhadap eskalasi komitmen
3. kedua variabel tersebut menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan manajer untuk tetap
melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 Lanjutan No.
Penelitian Tahun
Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan
Perbedaan
2. Chong dan Syarifuddin
2010 Escalation of comitment to
unprofitable projects : An experimental investigation of
the effect of conformity pressure and self- esteem
Variabel Eskalasi
Komitemen Variabel adverse
selection dan locus of control
Menggunakan variabel tekanan dan
harga diri Pembuat keputusan cenderung
melakukan eskalasi ketika terdapat conformity pressure
tekanan dan self-esteem harga diri yang tinggi yaitu
dengan melanjutkan projek yang mengindikasikan
kegagalan.
3. Yahya dan Surya
2012 Pengaruh Framing Effect
Sebagai Determinan Escalation of Commitment
Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working
Experiences Variabel
Framing effect dan Eskalasi
Komitmen Variabel adverse
selection ,locus of control dan
pengalaman kerja Terdapat pengaruh yang positif
antara framing effect dengan eskalasi
komitmen.Kecenderungan eskalasi komitmen yang
semakin tinggi seiring dengan semakin berpengalamannya
seorang manajer
Bersambung ke halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 Lanjutan Penelitian
Tahun Judul
Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. Erlinda dan Sukirno 2014
Pengaruh Framing Effect Terhadap
Pegambilan keputusan Investasi
dengan Locus of Control sebagai
variabel Pemoderasi Variabel Framing
effect dan Locus of Control
Variabel Adverse selection dan
Eskalasi Komitmen
Pengambil keputusan yang berada pada positif framing tidak akan
melakukan investasi sedangkan pada posisi negative framing,
pengambil keputusan akan melanjutkan investasi. Tidak
terdapat pengaruh Locus of Control pada pengambilan
keputusan investasi
5. Carol, Ruben dan
Nupur 2014 Culture-Related
Factors Affect Sunk Cost Bias
Variabel Esklasi Komitmen, sunk cost,
decition-making Pengambilan
keputusan Variabel Locus of
Control , Adverse selection,
Cognitive bias dan environment
Eskalasi komitmen terjadi pada manajer yang cenderung
individualis, seperti yang terjadi di Negara Amerika, di mana
masyarakatnya cenderung indivudualis.
Bersambung kehalaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 Lanjutan Penelitian
Tahun Judul
Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6. Ting-Peng Liang dkk. 2013
Escalation of commitment in sofware
projects : an examination of two theories
Variabel eskalasi komitmen,
Framing Effect,Teori self-
justification Variabel locus of
control, sofware project
management, Penelitian
dilakukan di luar negeri
Self-justification dan Framing keduanya berpengaruh terhadap
Eskalasi komitmen dalam proyek sofware tetapi Self
–justification pengaruhnya lebih kuat.
7. Irfan dan Febria
2015 Negative framing, rigid
thingking and the escalation of
commitment on decision making: Experimental
study Variabel Negative
Framing, Eskalasi Komitmen
Variabel Rigid Thingking, Locus
of Control dan Adverse selection
Negative Framing, Rigid thingking maupun keduanya berpengaruh
positif terhadap eskalasi komitmen.
Bersambung ke halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1 Lanjutan No.
Penelitian Tahun
Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan
Perbedaan
8. Endah Suwarni
2011 Eskalasi dan De-
Eskalasi Komitmen pada Individu yang
berkarakter internal locus of control dalam
Kasus Investasi Bertahap
Variabel eskalasi
komitmen dan Locus of control
Variabel Locus of control tidak
sebagai variabel pemoderasi,
kasus investasi bertahap
1. Subyek yang mempunyai locus of control tinggiinternal locus
of control lebih tinggi tingkat eskalasi komitmennya daripada
subyek yang mempunyai locus of control rendahexternal locus
of control ketika memperoleh informasi kinerja investasi masa
lalu negatif.
2. pemberian informasi investasi alternatif yang lebih
menguntungkan pada subyek yang mempunyai internal
locus of control dapat memperkecil tingkat eskalasi
komitmennya.
Bersambung ke halaman selanjutnya
36
Tabel 2.1 Lanjutan Penelitian
Tahun Judul
Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9. Andi Irfan 2010
Pengaruh Locus of Control terhadap
Hubungan Antara Justice dan Tingkat
Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran
Modal Variabel Locus of
Control dan Eskalasi
Komitmen Variabel Locus of
Control tidak dijadikan variabel
pemoderasi, variabel justice
Hipotesis prosedur dan distribusi yang fair berpengaruh positif terhadap tingkat
Eskalasi Komitmen dan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
Eskalasi Komitmen. Kemudian dengan adanya Locus of Control yang dimiliki
oleh setiap karyawan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Eskalasi
Komitmen.
10. Alexandra, Wall dan
Gernot 2012 Sunk costs and the
need for justification: an
experimental study on de-escalation
Variabel Eskalasi Komitmen,
Pengambilan Keptusan, sunk
cost Variabel Locus of
Control, Teori Justifkasi,
Penelitian dilakukan di luar
negeri Hasil penelitian tersebut memberikan
kontribusi yang luas mengenai effek sunk cost pada akuntabilitas dan need for
justification pembenaran diri sendiri dalam terjadinya eskalasi komitmen.
37
C. Dasar Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu serta metode penelitian, maka perumusan hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen Dalam teori prospek dijelaskan bagaimana manajer membuat
keputusan eskalasi ketika menerima informasi yang diframing negative. Ketika manajer menerima informasi yang diframing secara negatif
dalam bentuk pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi dengan kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti, maka manajer cenderung
memilih kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti dengan harapan kelak mendapat pengembalian yang positif meskipun probabilitas nilai dari
keputusan untuk memperbaiki kerugian adalah nol.Ratih, 2010:35. Teori prospek juga menjelaskan mengapa manajer mengadopsi
framing negative dalam pengambilan keputusan eskalasinya, sunk cost mendorong manajer untuk memilih melakukan eskalasi. whyte, 1986 dalam
irfan dan febria, 2015. Dalam Penelitiannya Irfan dan Febria 2015: 45 mengungkapkan
bahwa manajer akan melakukan eskalasi komitmen apabila dihadapkan dengan negative framing. Pada penelitian Erlinda dan Sukirno 2014: 8
menemukan bahwa negative framing berpengaruh positif terhadap eskalasi komitmen. Penelitian Maria dan Milka 2012: 221 tidak memberikan bukti
bahwa negative framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen
38 sedangkan penelitian Liang, dkk 2012: 159 mengungkapkan bahwa
framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka
hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : H
1
: Terdapat pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen. 2. Pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen
Adverse selection terjadi pada kondisi asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal pemilik Perusahaan dengan agen manajer,
sehingga menyulitkan prisipal untuk memonitor dan mengontrol tindakan agen, sebaliknya dengan adanya asimetri informasi tersebut, manajer akan
berkesempatan untuk melalaikan tugasnya. Kanodia, et.al. 1989 dalam Maria dan Milka 2012: 218 menguji
adverse selection dalam konteks evaluasi proyek. Dalam studi tersebut manajer memilih untuk melanjutkan atau menghentikan suatu proyek
tergantung pada informasi pribadi yang diperolehnya. Mereka berpendapat bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang dianggap gagal, justru
akan merusak reputasi dan peluang karirnya dimasa yang akan datang. Stephen dkk 2001: 41 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
kondisi adverse selection berpengaruh secara signifikan terhadap eskalasi komitmen, mereka membandingkan dua kebudayaan yang ada di USA dan
Canada, di dapatkan bahwa eskalasi komitmen lebih cenderung terjadi pada manajer di USA yang lebih individualis adanya asimetri informasi antara
prinsipal dan agen daripada manajer di Kanada.
39 Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka
hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : H
2
: Terdapat pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen. 3. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama
terhadap Eskalasi Komitmen Suatu umpan balik negatif yang diterima oleh manajer atas
proyek yang ditanganinya maka manajer akan melihat kemungkinan untuk menghentikan atau melanjutkan proyek investasi tersebut. Peran
kondisi adverse selection di sini adalah ketika manajer tersebut memiliki informasi privat dan ada kesempatan untuk melalaikan tugas
incentive to shirk bagi manajer tersebut, maka manajer tersebut akan cenderung mengejar kepentingannya sendiri dengan melanjutkan proyek
yang tidak menguntungkan dan berharap mendapat mendapat pengembalian positif dimasa yang akan datang untuk memperbaiki
kerugian diawal investasi proyeknya. Dalam penelitiannya Erlinda dan Sukirno 2014: 9 menyatakan
bahwa Negative framing dan Adverse selection secara bersama – sama
berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Milka 2012: 221 yang
juga menemukan adanya pengaruh yang positif antara negative framing dan adverse selection terhadap eskalasi komitmen. Berdasarkan argumentasi dan
penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
40 H
3
: Terdapat pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama
– sama terhadap Eskalasi Komitmen 4. Pengaruh Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan
Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen.
Locus of Control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Terdapat dua jenis
Locus of Control yang dimiliki oleh seseorang, yaitu internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control. internal Locus of Control adalah
seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh kemampuan dari dirinya sendiri, sedangkan eksternal Locus of Control adalah seorang
yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir atau faktor-faktor lainnya diluar dirinya.
Locus of Control dapat mempengaruhi setiap manajer dalam pengambilan keputusan, dimana manajer yang bertipe eksternal Locus of
Control memiliki kecenderungan tingkat sensisitifitas lebih tinggi dan manajer yang bertipe internal Locus of Control memiliki kecenderungan
tingkat sensitifitas yang lebih rendah. Jika manajer dihadapkan pada pada kasus pengambilan keputusan
dalam kondisi Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama- sama terhadap Eskalasi Komitmen, maka manajer yang memiliki tingkat
sensitifitas lebih tinggi atau bertipe eksternal Locus of Control akan menurunkan tingkat Eskalasi Komitmen daripada manjer yang memiliki
tingkat sensitifitas lebih rendah atau bertipe internal Locus of Control.
41 Berdasarkan argumentasi tersebut, maka hipotesis dalam penelitian
ini yaitu : H
4
: Terdapat Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama
– sama terhadap Eskalasi Komitmen
D. Kerangka Pemikiran
`Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya Fenomena
– Fenomena Eskalasi Komitmen pada Manajer
Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus Of
Control sebagai variabel Pemoderasi
Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Prospek
Negative Framing X
1
Adverse Selection X
2
Eskalasi Komitmen
Y
Locus Of Control X
3
42
Gambar 2.1 Lanjutan
M
Metode Analalisis: Two ways ANNOVA
Statistik Deskriptif
Hasil Pengujian dan Pembahasan Uji Kualitas
Data : 1. Validitas
2. Reabilitas Uji
Hipotesis: Uji F
Uji Asumsi Klasik: 1. Normalitas
2. Homogenitas 3. Linearitas
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang dalam sebuah bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuatan keputusan atas
proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan. Penelitian eksperimen Data yang akan diuji dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari
jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu para mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa yang menjadi surrogate
pengambil keputusan manajer. Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian sebelumnya, untuk kasus yang diberikan dalam penelitian ini
diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Ratih Dewanti 2010, sedangkan untuk pertanyaan locus of control diambil dari penelitian yang dilakukan oleh
khanifan Nugraha 2015. Penelitian ini mengenai variabel Negative Framing, Adverse Selection,
Locus of Control, serta Eskalasi Komitmen. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui apakah Negative Framing dan Adverse Selection
berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen dalam pengambilan keputusan investasi. Eksperimen dalam penelitian ini dimanipulasi dengan kondisi
Negative Framing dan Adverse Selection dengan desain eksperimen factorial 2 x 2 beetwen subject.
44
Tabel 3. 1. Desain Penelitian Esperimen Factorial 2 x 2 Beetwen Subject
Perlakuan Perlakuan
Adverse Selection Ada
Tanpa Negative
Framing Ada
Kasus A Kasus C
Tanpa Kasus B
Kasus D
Responden yang mendapat kasus A diberikan perlakuan ada Negative Framing dan ada Adverse Selection. Responden yang mendapat kasus B
diberikan perlakuan tanpa Negative Framing dan ada Adverse Selection. Responden yang mendapat kasus C diberikan perlakuan ada Negative
Framing dan tanpa Adverse Selection. Responden yang diberi perlakuan D diberikan tanpa Negative Framing dan tanpa Adverse Selection.
Dalam penelitian ini juga melakukan randomisasi terhadap kondisi perlakuan untuk mengurangi pengaruh variabel yang dapat menggangu
validitas hasil penelitian. Randomisasi dalam penelitian ini adalah setiap responden mendapatkan satu perlakuan dari kemungkinan kombinasi kasus
Negative Framing dan Adverse Selection yang diberikan dalam empat versi kasus. Penyebaran kasus tersebut didistribusikan dalam jumlah yang sama dari
setiap instrumen dan diharapkan dapat menghasilkan jumlah responden untuk setiap kombinasi perlakuan yang hampir sama.
45
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi menurut Sugiyono 2013 : 62 adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian eksperimen ini menggunakan populasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi angkatan tahun 2012 dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Manajemen
tahun 2012 yang berjumlah total 120 orang terdiri dari 60 orang kelas A dan B program studi Akuntansi angkatan 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan 60 orang program studi Manajemen angkatan tahun 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sampel menurut Sugiyono 2013: 63 adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu partisipan yang dipilih memeliki kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria
partisipan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan.
Jumlah sampel yang didapat dari metode purposive sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang partisipan.
Alasan peneliti menggunakan partisipan mahasiswa program studi Akuntansi angkatan tahun 2012 dan program studi Manajemen angkatan tahun
2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penelitian ini karena dengan adanya kriteria-kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu mahasiswa yang telah
46 menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan, maka
diasumsikan bahwa mahasiswa program studi Akuntansi angkatan tahun 2012 dan program studi Manajemen angkatan tahun 2012 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sudah memahami teori tentang pengambilan keputusan investasi sehingga dapat dijadikan surrogate pengganti manajer dalam mengambil
keputusan atas suatu proyek investasi.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Berikut
penjelasannya: 1. Penelitian Pustaka Library Research
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan
dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan Field Research
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti memperoleh data dengan memberikan
kuesioner kepada mahasiswa secara langsung. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan
untuk mengumpulkan informasi dari mahasiswa yang bertindak sebagai manager atau responden dalam penelitian.
47
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif