1. Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid
2. Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai
tempat pelaksanaannya. 3.
Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah. 4.
Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid. 5.
Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.
25
b. Pembinaan Remaja Muslim
Remaja muslim disekitar lingkungan masjid merupakan sumber daya manusia SDM yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga
merupakan objek dakwah mad’u yangpaling utama. Oleh karena itu, mereka harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman,
berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan.
Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa MABIT, bimbingan membaca dan tafsir Al-
Qur’an, kajian buku, pelatihan training, ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.
c. Pendukung Kegiatan Ta’mir Masjid
Sebagai anak organisasi underbouw Ta’mir Masjid, Remaja Masjid harus
mendukung program dan kegiatan induknya. Dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan t
ertentu, seperti shalat jum’at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan
tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat secara nyata. Secara umum, Remaja Masjid dapat memberi dukungan dalam
berbagai kegiatan yan g menjadi tanggung jawab Ta’mir Masjid, diantaranya:
1 Mempersiapkan sarana shalat berjama’ah dan shalat –shalat khusus,
seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri dan Idul Adha.
25
Ibid., h.69.
2 Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum’at, Idul Fitri, dan Idul
Adha. 3
Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan. 4
Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat. 5
Menjadi pelaksana penggalangan dana. 6
Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir Masjid dan lain sebagainya.
26
d. Dakwah dan Sosial
Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam
mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya
dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun diselenggarakan oleh remaja masjid, akan tetapi aktifitas tersebut tidak hanya
membatasi pada bidang keremajaan saja tetapi juga melaksanakan aktifitas yang menyentuh masyarakat luas, seperti bhakti sosial, kebersihan lingkungan,
membantu korban bencana alam dan lain-lain, semuanya adalah merupakan contoh dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka
dapat bekerja sama dengan ta’mir masjid dalam merealisasikan kegiatan
kemasyarakatan tersebut.
27
26
Ibid., h,.36
27
Ibid., h,.37
B. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan
1. Meningkatkan Partisipasi
a. Pengertian Partispasi
Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari bahasa Belanda
“participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”. Dalam bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata kerja “Partipare” yang
berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu adanya kegiatan atau aktivitas.
28
Sedangkan dalam KKBI Kamus Besar Bahasa Indonesia partisipasi berarti, perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan,
keikutsertaan, peran serta.
29
Partisipasi menurut para ahli: 1
Menurut Keith Davis, Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional seseorang untuk pencapaian tujuan dan mengambil
tanggung jawab di dalamnya. 2
Menurut Sajogyo, Partisipasi adalah proses dimana sejumlah pelaku telah bermitra pengaruh dan kontrol berbagi dalam inisiatif “pembangunan”,
termasuk membuat keputusan tentang sumber daya. 3
Menurut Sastropoetro, Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.
30
4 Menurut kamus lengkap sosiologi, partisipasi adalah derajat partisipasi
individu dalam kehidupan sosial.
31
Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan peserta secara mental dan emosional dan fisik dalam
menanggapi melaksanakan kegiatan dalam proses pembelajaran dan untuk mendukung pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab atas
keterlibatannya.
28
Le Pank,
Pengertian Partisipasi
Menurut Beberapa
Ahli, 2014,
http:www.lepank.com201404pengertian-partisipasi-menurut-beberapa.html.
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012, http:kbbi.web.idpartisipasi
30
Jelajah Internet, Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli, 2015, http:www.jelajahinternet.com20151111-pengertian-partisipasi-menurut-para.html
31
Bisri Mustofa, Kamus Lengkap SosiologiJogjakarta: Panji Pustaka, 2008 cet.1 h, 223.
2. Kegiatan Keagamaan
Kegiataan kegamaan banyak sekali macamnya, baik yang sifatnya regular ataupun temporer. Kegiatan rutin seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian
kitab yang diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian bulanan. Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah ke berbagai pondok
pesantren, peringatan hari besar Islam maulid nabi, isra mijrad, muharram dan kegiutan bulan Ramadhan. Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga
diselenggarakan kegiatan sosial terutama untuk masyarakat sekitar, seperti: santunan fakir miskin dan anak yatim serta sunatan massal.
32
3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan
Peningkatnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan kegamaan di masyarakat dapat ditingkatkan, hal ini bisa dimulai dengan kesadaran sendiri
untuk melaksanakan ibadah seperti sholat berjamaah atau membaca al-quran di rumah ataupun di masjid. Setelah memulai dengan diri sendiri, mengajak ataupun
memberikan ajakan kepada orang lain untuk melakukanya juga suatu hal yang penting. Berkegiatan dengan berorganisasi dengan wadah organisasi masjid pun
juga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengadakan acara atau kegiatan yang menarik animo masyarakat untuk datang dari segi pendidikan,
keislaman atau sosial, seperti maulid nabi, gebyar muharram, gema Ramadhan, bakti sosial, satunan yatim-piatu dan dhuafa, bisa menjadi daya tarik tersendiri
untuk mayarakat berbondong-bodong memenuhi masjid atau pelataran untuk bersama-sama berkegiatan. Hal ini nantinya akan melahirkan suatu budaya yang
baik dan berkepanjangan didalam masyarakat.
C. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang peranan organisasi kepemudaan masjid ini, sebelumnya
telah dilakukan beberapa penelitian terkait hal tersebut, diantaranya adalah:
32
Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan, 2016, http:masjidbi.orgindex.php?option=com_contentview=articleid=24Itemid=38.