2. Kegiatan Keagamaan
Kegiataan kegamaan banyak sekali macamnya, baik yang sifatnya regular ataupun temporer. Kegiatan rutin seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian
kitab yang diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian bulanan. Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah ke berbagai pondok
pesantren, peringatan hari besar Islam maulid nabi, isra mijrad, muharram dan kegiutan bulan Ramadhan. Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga
diselenggarakan kegiatan sosial terutama untuk masyarakat sekitar, seperti: santunan fakir miskin dan anak yatim serta sunatan massal.
32
3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan
Peningkatnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan kegamaan di masyarakat dapat ditingkatkan, hal ini bisa dimulai dengan kesadaran sendiri
untuk melaksanakan ibadah seperti sholat berjamaah atau membaca al-quran di rumah ataupun di masjid. Setelah memulai dengan diri sendiri, mengajak ataupun
memberikan ajakan kepada orang lain untuk melakukanya juga suatu hal yang penting. Berkegiatan dengan berorganisasi dengan wadah organisasi masjid pun
juga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengadakan acara atau kegiatan yang menarik animo masyarakat untuk datang dari segi pendidikan,
keislaman atau sosial, seperti maulid nabi, gebyar muharram, gema Ramadhan, bakti sosial, satunan yatim-piatu dan dhuafa, bisa menjadi daya tarik tersendiri
untuk mayarakat berbondong-bodong memenuhi masjid atau pelataran untuk bersama-sama berkegiatan. Hal ini nantinya akan melahirkan suatu budaya yang
baik dan berkepanjangan didalam masyarakat.
C. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang peranan organisasi kepemudaan masjid ini, sebelumnya
telah dilakukan beberapa penelitian terkait hal tersebut, diantaranya adalah:
32
Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan, 2016, http:masjidbi.orgindex.php?option=com_contentview=articleid=24Itemid=38.
1. Peneliti Risqon Agung Pangestu, Universitas Islam Negeri Jakarta 2011,
yang berjudul: Peranan ikatan remaja masjid IRMASH dalam meningatkan pengalaman agama pada remaja di Masjid Safinatul Husna
Bambu Larangan Cengkareng, Jakarta Barat. Dari hasil penelitan terdapat peranan organisasi ikatan remaja Masjid Safinatul Husna dalam
meningkatan pengalaman agama dalam remaja, yaitu sebagai motivator, sebagai
pelayanan masyarakat,
pembina masyarakat
khusunya remaja.
33
Kesamaan penelitian untuk mengukur peranan organisasi remaja masjid dalam peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat.
Perbedaan study kasus dan kondisi masyarakat yang di teliti. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metoe penelitian kualitatif
dengan pendekatan deksriptif. Kegiatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang erat dengan hubunganya
dengan peranan ikatan remaja masjid dalam meningkatkan pengalaman agama pada remaja di bambu larangan cengkareng Jakarta barat.
2. Peneliti Lukman Hakim, Institut Agama Islam Wali Songo Semarang,
Peranan RISMA JT Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah 2011. Dari hasil
penelitian tersebut RISMA JT Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah memiliki kedudukan dan peranan yang strategis dalam rangka
memperdayakan remaja dan memakmurkan masjid pada umumnya, khususnya Masjid Agung Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari
berberapa peranannya, antara lain; pertama, melakukan pembinaan generasi muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua,
melakukan proses kaderisasi anggota. Ketiga, membantu kegiatan penyelenggaraan Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah. Keempat,
melaksanakan aktifitas dakwah dan social. Kelima, berpartisipasi dalam memakmurkan masjid. Keenam, sebagai pusat informasi dan konseling
33
Peneliti Risqon Agung Pang estu “Peranan ikatan remaja masjid IRMASH dalam
meningatkan pengalaman agama pada remaja di masjid safinatul husna bambu larangan cengkareng, jakarta barat
” Jakarta, 2011, h.67.