Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
tidak dianggap sebagai perilaku mengamalkan ajaran agama. Padahal berbuat baik, benar dan wajar diajarkan sebagai pengamalan agama.
Magnis Susino mengatakan moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral mencakup bidang kehidupan manusia
dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.
6
Moral agama pada masyarakat sejatinya merupakan alat pengontrol untuk berkehidupan yang baik. Masyarakat
bersama-sama terus memegang teguh ajaran agama masing-masing agar tidak terjadi sebuah gejala sosial melemahnya moral tersebut.
Keteladanan dari kalangan elit agama dan pemerintah mempengaruhi aktualisasi nilai-nilai agama di masyarakat. Masyarakat tidak dapat disalahkan
dengan fenomena melemahnya moral yang kini kian memprihatikan. Suri teladan telah hilang dari figur publik yang sedari dulu menjadi figur umat. Padahal jika
ada sosok atau tokoh yang menjadi panutan di masyarakat, umat akan mudah mengikuti. Berita mengenai hilangnya peran figur publik seperti kasus Pengadilan
Negeri Karawang menjatuhkan hukuman penjara selama 12 tahun kepada Dadang Santoso 48. Pimpinan pondok pesantren Ponpes di Karawang, Jawa Barat ini
yang terbukti melakukan tindak pidana asusila terhadap belasan muridnya
7
, menjadi viral dimasyarakat, hal ini menjadi salah satu pemicu hilangya peran
publik figur. Melemahnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan keagamaan ada
beberapa macam. Contoh melemahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan diantaranya, masjid yang sepi ketika sholat fardhu atau jamaah,
kurangnya aktivitas perayaan hari besar agama Islam seperti kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw. atau Isra Mi’rad, minimnya peran pemuda lingkungan
masjid dalam berkegiatan di masjid atau sepinya masjid ketika bulan ramadan telah usai, bukan sebuah rahasia umum jika setiap berakhirnya bulan suci ramadan
masjid kembali sepi jamaah.
Kendati demikian, sejumlah masjid tetap berupaya agar masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya.
6
E-Jurnal, Pengertian Moral Menurut Para Ahli, 2013, http:www.e- jurnal.com201312pengertian-moral-menurut-para-ahli.html.
7
Sulsel Pojok Satu, Ustad Cabul yang Nodai 15 santri dihukum 15 Tahun Penjara, 2016, http:sulsel.pojoksatu.idread20160330ustad-cabul-yang-nodai-15-santri-itu-dihukum-12-
tahun-penjara.
Menurut Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, S. Ag, M. Pd, “Terdapat dua sebab utama masjid tidak berpenghuni. Pertama yaitu persepsi atau
pemikiran masyarakat yang menganggap fungsi masjid hanya untuk tempat ibadah melaksanakan shalat. Penyebab kedua yaitu pergeseran nilai-nilai agama
atau spiritual. Contohnya manusia semakin disibukkan dengan perekonomian sehingga lalai dengan tugasnya terhadap Allah SWT”
8
. Masjid akan ramai ketika bulan suci ramadhan datang, shaf-shaf akan penuh disetiap sholat fardhu, terutama
mendekati jam berbuka seperti sholat ashar, dan akan bertambah penuh ketika memasuki waktu magrib hingga menjelang isya sampai datang waktu sholat
taraweh. Seiring berakhirnya bulan ramdhan atau penghujung bulan suci, masjid kembali cenderung akan sepi dari aktifitas kegiatan kegamaan, Umat lebih
mementingkan keperluan hari raya seperti berbelanja atau mudik ke kampung halaman ketimbang meramaikan kegiatan masjid, hal hasil masjid kembali sepi
dari kegiatan kegamaan. Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur tidak lagi mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Hilangnya peran pemerintah dan
publik figur dalam memberikan contoh pengalaman keagamaan harus segera dicari solusinya. Jika hilangnya peran pemerintah dan publik figur tidak segera
diambil tindak tegas, maka akan berakibat terjadinya penyelewengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Kurang maksimalnya kinerja DKM Dewan Kemakmuran Masjid juga menjadi alasan sepinya masjid selain menurunya peran pemerintah dan publik
figur dalam meramaikan masjid. DKM Dewan Kemakmuran Masjid adalah orang-orang yang bertugas menjaga kemakmuran masjid, fisik masjid maupun
kegiatan ibadah di dalamnya
9
. Banyak faktor yang mempengaruhi kurang profesionalnya kebanyakan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid, di antara yang
8
Dmi, Inilah Peyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu, 2016, http:dmi.or.idinilah-penyebab-masjid-sepi-jamaah-versi-gubernur-bengkulu.
9
Voa Islam, Siapa yang Pantas Menjadi DKM menurut Al-Quran, 2014, http:www.voa-islam.comreadaqidah2014052130506siapa-yang-pantas-menjadi-dkm-
masjid-menurut-alquran.
penting adalah minimnya pengetahuan dan kemampuan berorganisasi mereka. Bahkan, ada di antara mereka yang belum mengenal apa itu ilmu organisasi dan
management
.
Sehingga menimbulkan budaya organisasi yang kurang sehat dan dinamis.
10
Hal ini yang mengakibatkan DKM kurang memberikan peranan dalam meramaikan kegiatan masjid.
Lahirnya organisasi dan komunitas berbasis syariat Islam menjadi solusi yang memberikan angin segar dalam penataan moral serta tingkah laku
masyarakat. Organisasi dan komunitas berbasis syariat Islam dapat berperan bersama pemerintah dan publik figur. Ketiganya berfungsi mengatur dan
mengontrol pola serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan.
Organisasi masyarakat berlandaskan syariat islam mampu berperan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan keagamaan.
Kegiatan dan ide baru organisasi masyarakat mampu menggugah masyarakat untuk berkegiatan keagamaan lebih baik lagi. Adapun organisasi yang paling
dasar yang patut di berikan perhatikan dalam penataan moral masyarakat ialah organisasi yang berada dalam naungan masjid. Hal ini disebabkan masjid
merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Berawal dari masjid seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din agama, ekonomi,
politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan. Sebagaimana para pendahulunya memfungsikan masjid secara maksimal, dalam memakmurkan dan meraimaikan
masjid. Seperti yang di sampaikan Allah SWT dalam Al Quran dalam Surat At- Taubah ayat 18 :
10
Masjid Arroyan, Dewan Kemakmuran Masjid, 2013, https:masjidarroyyanbdb2.wordpress.com20130829dewan-kemakmuran-masjid.
“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang- orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang- orang yang mendapat petunjuk” QS. At-
Taubah:18.
Apabila peranan organisasi masjid dapat dioptimalkan, penataan yang berkesinambungan di masyarakat dalam peningkatan berkegiatan dalam beragama
dapat dimulai. Hal ini bisa terjadi karena letak masjid yang dekat lingkungan masyarakat.
Contoh organisasi yang berada dalam ruang lingkup berwadah masjid ialah ikatan remaja masjid. Sejatinya organisasi remaja inilah yang menjadi
tonggak ramai dan sepinya masjid dalam kegiatan kegamaan. Ide yang baru serta keanggotaan yang mayoritas adalah pemuda menjadi modal bagi organisasi
remaja untuk membangun karakter masyarakat yang agamis dengan kegiatan yang rutin dan berjangka panjang. Organisasi remaja masjid membawa pembaharuan
dan cara baru untuk mengajak serta mendorong masyarakat untuk meramaikan masjid. Namun, kenyataannya peran dari para remaja mesjid ini belum mampu
untuk menggerakkan masyarakat untuk meramaikan masjid. Salah satu ikatan remaja masjid yang telah aktif berkegiatan keagamaanya
di lingkungan masyarakat ialah IRMAWAR Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar yang bertempat di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta
Barat. Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar telihat paling aktif dalam menjalankan aktifiktas kegiatan dibandingkan ikatan remaja masjid yang lain di sekitar
Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan masjid berada dalam lingkungan masyarakat. Ini yang menjadikan tolak ukur
pengambilan studi kasus di Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar yaitu untuk melihat peranan Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan partisipasi kegiataan
keagamaan di masyarakat.
Berdasarkan realita yang tertulis di atas, partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur sebagai
suri teladan sudah tidak lagi mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan beragama. Organisasi pemuda khususnya ikatan remaja masjid
diharapkan mampu membantu peran pemerintah dan publik figur dalam meningkatkan partisipasi mayarakat terhadap kegiatan keagamaan. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai peranan organisasi kepemudaan masjid terhadap partisipasi kegiatan beragama
serta menjadikanya sebagai skripsi dengan judul
“Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat Studi Kasus Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat ”