BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan sumber daya alam hayati yang tidak ternilai harganya dan memiliki banyak manfaat yang dapat digunakan untuk kepentingan manusia.
Salah satu kandungan di dalam hutan yang merupakan komponen penting dan menjadi sebuah
beberapa tahun terakhir ini, yaitu biomassa. Biomassa merupakan berat total materi hidup setiap pohon di atas permukaan tanah yang
dinyatakan dalam berat kering ton per unit area Brown 1997. Dengan mengkaji biomassa, kita dapat mengetahui siklus hara dan aliran energi dari suatu ekosistem
hutan. Dari hasil kajian biomassa tersebut, selanjutnya kita dapat mempelajari cadangan karbon dan hara lainnya dalam suatu ekosistem serta pengaruhnya
terhadap siklus biogeokimia. Dalam melakukan pendugaan potensi biomassa suatu areal umumnya
dilakukan pengukuran secara langsung di lapangan dengan menggunakan teknik penarikan contoh. Nilai dugaan yang diperoleh cukup akurat, namun kurang
efektif bila diterapkan pada areal yang luas dan memerlukan biaya yang besar Lu 2006. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, pendugaan potensi
terhadap biomassa dapat dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh. Metode penginderaan jauh ini merupakan metode pendugaan biomassa yang lebih
efektif karena potensi tegakan pada lokasiBlokasi yang tidak diukur di lapangan dapat diduga nilainya dari data citra satelit serta dapat mengatasi keterbatasan
sumber daya biaya, waktu, dan tenaga pada pendugaan di areal yang luas Ravindranath and Ostwald 2008.
Pada tahun 2006, pemerintah Jepang meluncurkan satelit ALOS yang membawa sensor radar. Salah satu jenis
sensornya, yaitu PALSAR dapat digunakan untuk menduga biomassa suatu tegakan.
Pada penelitian Riska 2011, nilai pada citra ALOS PALSAR
resolusi 50 m dan 12,5 m dapat menjelaskan dengan baik kondisi biomassa di lapangan. Namun pada penelitian ini ditambahkan peubah lain berupa umur dan
tinggi pohon yang diharapkan mampu memperbaiki tingkat pendugaan biomassa atas permukaan yang lebih baik.
1.2 Tujuan