Tabel 1 Karakteristik PALSAR
Karakteristik Mode
- .
Frekuensi 1.270 MHz LBBand
Lebar Kanal 14 MHz
14,28 MHz 14 MHz
Polarisasi HHVVHH+HV
atau VV+VH HH atau HV
HH+HV+VH+VV Resolusi Spasial
10 m 2 look20 m 4 look
100 m multi look 30 m
Lebar Cakupan 70 km
250B350 km 30 km
Incidence Angle 8B60 derajat
18B43 derajat 8B30 derajat
NE Sigma 0 B23 dB 70 km
B25 dB 60 km B25 dB
B29 dB Panjang Bit
3 bit atau 5 bit 5 bit
3 bit atau 5 bit Ukuran Antena
AZ:8.9 m x EL:2.9 m
Sumber : Jaxa 2006
Data citra ALOS PALSAR dapat digunakan untuk pembuatan DEM , monitoring sumberdaya alam hutan, monitoring
kebakaran hutan, estimasi kandungan biomassa, mengukur kelembaban tanah, monitoring objekBobjek buatan, kandungan mineral dan bahkan untuk pencarian
pesawat dan kapal yang hilang Ginting 2003. Selain itu, PALSAR juga
digunakan dalam penafsiran dan klasifikasi tutupan lahan serta mengawasi tutupan lahan yang terjadi Wang
2007.
2.4 Biomassa
Biomassa merupakan jumlah total dari bahan organik hidup yang dinyatakan dalam berat kering oven ton per unit area Brown 1997. Biomassa
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu biomassa atas permukaan dan biomassa bawah permukaan
Menurut Hairiah dan Rahayu S 2007, pendugaan biomassa di atas permukaan tanah dapat diukur dengan menggunakan metode langsung
dan metode tidak langsung . Metode tidak langsung
digunakan untuk menduga biomassa vegetasi yang berdiameter ≥ 5 cm, sedangkan metode secara langsung digunakan untuk menduga biomassa vegetasi yang
memiliki diameter 5 cm vegetasi tumbuhan bawah.
Menurut Brown 1997, terdapat dua pendekatan dalam menduga biomassa suatu pohon, yaitu pendekatan pertama berdasarkan pendugaan volume kulit
sampai batang bebas cabang kemudian dirubah menjadi kerapatan biomassa tonha dan pendekatan kedua dengan menggunakan persamaan regresi biomassa
atau dikenal dengan alometrik. Penentuan kerapatan biomassa pada pendekatan kedua menggunakan persamaan regresi biomassa berdasarkan diameter batang
pohon. Dasar dari persamaan regresi ini dengan mendekati biomassa rataBrata per pohon menurut sebaran diameter dengan menggabungkan sejumlah pohon yang
ada per kelas diameter dan menjumlahkan seluruh pohon total untuk seluruh kelas diameter.
Pendugaan dan pemetaan biomassa hutan melalui pemodelan radiometrik dilakukan dengan cara mengintegrasikan data citra satelit dan data hasil
pengukuran pada plotBplot contoh di lapangan. Pada masingBmasing plot contoh dilakukan dua macam proses, yaitu pengolahan nilaiBnilai dijital pada citra dan
pengukuran biomassa di lapangan untuk membuat model regresi antara nilaiBnilai dijital pada citra dengan nilaiBnilai biomassa di lapangan. Berdasarkan model
regresi tersebut dilakukan pendugaan nilaiBnilai biomassa pada setiap lokasi sehingga dapat diperoleh peta sebaran biomassa di seluruh areal hutan Lu 2006.
Selain penafsiran, pengolahan citra perlu dilakukan untuk menentukan nilaiB nilai dijital
ataupun nilaiBnilai transformasinya, misalnya indeks vegetasi pada citra satelit optik atau nilaiBnilai
pada citra radar. Untuk citra PALSAR, nilaiBnilai
diperoleh dari polarisasi HH dan HV, dimana nilaiBnilai
HV cenderung memiliki korelasi yang lebih erat dengan biomassa tegakan dibanding nilaiBnilai
HH Saleh 2010.
2.5 Pinus