Pengumpulan Data Lapangan Pengolahan Data Lapangan

3.3.1 Pengumpulan Data Lapangan

Penentuan plot contoh di lapangan didasarkan pada keterwakilan masingB masing kelas umur yang tersedia di lapangan. Kelas umur dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu : a. Kelompok umur muda Untuk tegakan dengan kelas umur I sampai III. Pengambilan data dilakukan dengan membuat plot lingkaran seluas 0,02 Ha D 7,29 m. b. Kelompok umur sedang Untuk tegakan dengan kelas umur IV sampai VI. Pengambilan data dilakukan dengan membuat plot lingkaran seluas 0,04 Ha D 11,28 m. c. Kelompok umur tua Untuk tegakan kelas umur VII sampai VIII, pengambilan data dilakukan dengan membuat plot lingkaran seluas 0,1 Ha D 17,28 m. Dalam pengumpulan data lapangan, diambil data umur serta tinggi dari masingBmasing plot contoh yang ada.

3.3.2 Pengolahan Data Lapangan

Pengolahan data lapangan dilakukan untuk menduga biomassa atas permukaan plotBplot yang telah diukur. Pendugaan biomassa atas permukaan dilakukan dengan menggunakan alometrik yang telah tersedia dan menggunakan koefisien BEF. Pendugaan biomassa atas permukaan menggunakan alometrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAP = 0,0292D 2,802 Heriansyah 2005 Keterangan : BAP = Biomassa Atas Permukaan D = Diameter cm Pendugaan biomassa atas permukaan menggunakan - BEF dilakukan dengan menggunakan rumus : BAP = V × BEF Keterangan : BAP = Biomassa Atas Permukaan V = Volume Tegakan berdasarkan Tabel Volume Lokal Vm = 0,00003179977 × D 2,72647 untuk wilayah Bagian Hutan Majenang Vd = 0,000006910128 × D 3,21001999 untuk wilayah Bagian Hutan Dayeuh Luhur Vl = 0,00003922364 × D 2,687763 untuk wilayah Bagian Hutan Lumbir KPH Banyumas Barat 1995 BEF = - dengan koefisien 1,4 untuk Pinus pada hutan tropis IPCC 2003 dalam Heriyanto . 2005. Selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan B berpasangan pada hasil perhitungan BEF dan biomassa alometrik untuk menentukan perhitungan biomassa yang akan digunakan pada penelitian ini. = ̅ − ₒ d √ n ; = − 1; ₒ = 0 Dengan menggunakan hipotesis uji sebagai berikut : H : µ 1 B µ 2 = 0 Biomassa alometrik = BEF H 1 : µ 1 B µ 2 ≠ 0 Biomassa alometrik ≠ BEF Model yang dianggap mewakili data dan layak digunakan didasarkan pada t hitung dengan kriteria apabila t hitung t α2 pada taraf nyata 5 atau nilai signifikansi 0,05, maka model pendugaannya layak digunakan dan sebaliknya jika t hitung t α2 atau nilai signifikansi 0,05, maka model penduganya kurang layak digunakan.

3.3.3 Pengolahan Data Citra Analisis

Dokumen yang terkait

Estimasi Biomassa Tegakan Jati (Teclona Grandi, Lf.) Menggunakan Data Digital Landsat ETM+ di KPH Cepu Jawa Tengah

0 18 63

Pendugaan biomassa atas permukaan pada tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) menggunakan citra alos palsar resolusi spasial 50 M dan 12,5 M (studi kasus di KPH Banyumas Barat)

0 3 69

Pendugaan Potensi Simpanan Karbon Pada Tegakan Pinus (Pinus merkusii Jungh. Et de Vriese) di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (Journal)

0 31 5

Study on Backscatter Characteristic of ALOS PALSAR Imagery Within Tropical Rain Forest

1 10 152

Penyusunan model pendugaan dan pemetaan biomassa permukaan pada tegakan jati (Tectona grandis Linn F) menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M dan 12,5 M (Studi kasus: KPH Kebonharjo perhutani unit 1 Jawa Tengah)

1 8 165

Pendugaan Biomasa Tegakan Menggunakan Citra ALOS PALSAR (Studi Kasus di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

0 11 129

Pendugaan potensi serapan karbon pada tegakan pinus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 5 42

Pendugaan potensi simpanan karbon pada tegakan Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) di KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 2 147

Pendugaan biomassa tegakan jati menggunakan citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 M dan 50 M dengan peubah backscatter, umur, dan tinggi pohon (Kasus KPH Kebonharjo PERUM PERHUTANI UNIT I Jawa Tengah

0 2 128

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51