Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Model Regresi Linear Berganda Model Kuadratik Nilai Biomassa Menurut Persamaan BEF dan Alometrik

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di KPH Banyumas Barat Bagian Hutan Dayeuluhur, Majenang dan Lumbir. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data sekunder pada bulan September 2011 sampai dengan Januari 2012 di Laboratorium Remote Sensing dan GIS Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Data lapang diambil pada bulan November 2010 – April 2011.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit komputer dengan aplikasi penunjang berupa Erdas + Ver 9.1, GIS Ver 3.2, SPSS 16.0, dan 2007. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Citra ALOS PALSAR tahun perekaman 2009 dengan resolusi spasial 50 m dan 12,5 m daerah Majenang, Jawa Tengah. Gambar 2 Citra ALOS PALSAR resolusi 50 m a dan 12,5 m b 2. Data sekunder hasil inventarisasi tegakan pinus Jungh et De Vriese dalam kegiatan 1 - + + 2 tahun 2010 a b di lokasi KPH Banyumas Barat Bagian Hutan Dayeuluhur, Majenang, dan Lumbir dengan unit contoh lingkaran berdasarkan kelas umur. 3. Data informasi petak dan anak petak

3.3 Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan secara umum dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah : Gambar 3 Skema penelitian Selesai Hasil Inventarisasi Tegakan Citra ALOS PALSAR Perhitungan Biomassa dan Volume Pengkonversian Nilai Dijital Dimensi Tegakan umur tinggi dan Nilai Biomassa Nilai Overlay Data Analisis Statistik dan Penyusunan Model Pendugaan Biomassa Model Terbaik Pembuatan Peta Sebaran Biomassa Penghitungan dan Persiapan dan Pengumpulan Data

3.3.1 Pengumpulan Data Lapangan

Penentuan plot contoh di lapangan didasarkan pada keterwakilan masingB masing kelas umur yang tersedia di lapangan. Kelas umur dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu : a. Kelompok umur muda Untuk tegakan dengan kelas umur I sampai III. Pengambilan data dilakukan dengan membuat plot lingkaran seluas 0,02 Ha D 7,29 m. b. Kelompok umur sedang Untuk tegakan dengan kelas umur IV sampai VI. Pengambilan data dilakukan dengan membuat plot lingkaran seluas 0,04 Ha D 11,28 m. c. Kelompok umur tua Untuk tegakan kelas umur VII sampai VIII, pengambilan data dilakukan dengan membuat plot lingkaran seluas 0,1 Ha D 17,28 m. Dalam pengumpulan data lapangan, diambil data umur serta tinggi dari masingBmasing plot contoh yang ada.

3.3.2 Pengolahan Data Lapangan

Pengolahan data lapangan dilakukan untuk menduga biomassa atas permukaan plotBplot yang telah diukur. Pendugaan biomassa atas permukaan dilakukan dengan menggunakan alometrik yang telah tersedia dan menggunakan koefisien BEF. Pendugaan biomassa atas permukaan menggunakan alometrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAP = 0,0292D 2,802 Heriansyah 2005 Keterangan : BAP = Biomassa Atas Permukaan D = Diameter cm Pendugaan biomassa atas permukaan menggunakan - BEF dilakukan dengan menggunakan rumus : BAP = V × BEF Keterangan : BAP = Biomassa Atas Permukaan V = Volume Tegakan berdasarkan Tabel Volume Lokal Vm = 0,00003179977 × D 2,72647 untuk wilayah Bagian Hutan Majenang Vd = 0,000006910128 × D 3,21001999 untuk wilayah Bagian Hutan Dayeuh Luhur Vl = 0,00003922364 × D 2,687763 untuk wilayah Bagian Hutan Lumbir KPH Banyumas Barat 1995 BEF = - dengan koefisien 1,4 untuk Pinus pada hutan tropis IPCC 2003 dalam Heriyanto . 2005. Selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan B berpasangan pada hasil perhitungan BEF dan biomassa alometrik untuk menentukan perhitungan biomassa yang akan digunakan pada penelitian ini. = ̅ − ₒ d √ n ; = − 1; ₒ = 0 Dengan menggunakan hipotesis uji sebagai berikut : H : µ 1 B µ 2 = 0 Biomassa alometrik = BEF H 1 : µ 1 B µ 2 ≠ 0 Biomassa alometrik ≠ BEF Model yang dianggap mewakili data dan layak digunakan didasarkan pada t hitung dengan kriteria apabila t hitung t α2 pada taraf nyata 5 atau nilai signifikansi 0,05, maka model pendugaannya layak digunakan dan sebaliknya jika t hitung t α2 atau nilai signifikansi 0,05, maka model penduganya kurang layak digunakan.

3.3.3 Pengolahan Data Citra Analisis

Analisis dalam penelitian ini dilakukan terhadap polarisasi HH dan HV. Nilai dapat diperoleh dengan rumus kalibrasi berikut : NRCSdB = 10 × log10DN 2 + CF Shimada 2009 Keterangan : NRCS = 3 4 DN = CF = 4 - , yaitu B83 untuk HH dan HV

3.3.4 Penyusunan dan Pemilihan Model

Analisis hubungan antara biomassa dengan nilai dilakukan dengan menyusun model hubungan biomassa atas permukaan dengan nilai pada citra. ModelBmodel yang dicobakan adalah sebagai berikut :

a. Model Regresi Linear Berganda

Y = a + bX 1 + cX 2 + dX 3

b. Model Kuadratik

Y = a + bX 1 2 + cX 2 2 + dX 3 2

c. Model Eksponensial

Y = Exp a + bX 1 + cX 2 + dX 3 Keterangan : Y = Biomassa Atas Permukaan X 1 = Nilai polarisasi HH atau HV X 2 = Nilai umur X 3 = Nilai tinggi a,b,c,d = Nilai estimasi parameter Penyusunan model hubungan biomassa dengan masingBmasing peubah menggunakan metode penentuan berdasarkan kriteria koefisien determinasi yang disesuaikan R 2 adj . Dari hasil permodelan akan diketahui seberapa besar nilai dari masingBmasing peubah tersebut dapat menjelaskan nilai biomassa. Proses menganalisis hubungan nilai dan biomassa dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0. Pemilihan model terbaik menggunakan kriteria koefisien determinasi yang disesuaikan R 2 adj dan RMSE paling rendah. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi yang terkoreksi R 2 adj , maka semakin besar peranan nilai peubah tersebut dalam menjelaskan nilai biomassa atas permukaan. Selang nilai untuk koefisien determinasi yang terkoreksi R 2 adj adalah 0 – 100. Semakin rendah nilai RMSE maka semakin akurat hasil penaksiran yang diperoleh. Berikut perhitungan koefisien determinasi terkoreksi: 2 = − − 1 100 Keterangan : JKS = Jumlah kuadrat sisa JKT = Jumlah kuadrat total n B p = derajat bebas sisa n B 1 = derajat bebas total Untuk perhitungan kuadrat rataBrata RMSE menggunakan persamaan berikut: MSE = ∑ − − RMSE = √ Keterangan : MSE = Kuadrat tengah sisa RMSE = Akar kuadrat tengah sisa yi = Biomassa keBi yi = RataBrata biomassa keBi n = Jumlah plot sampel p = Jumlah parameter yang digunakan

3.3.5 Pembuatan Peta Sebaran Biomassa Atas Permukaan.

Pembuatan peta sebaran dilakukan dengan bantuan Erdas + 9.1 dan 3.2. Peta sebaran dibuat berdasarkan kelas yang telah ditentukan. Penentuan banyaknya jumlah kelas berdasarkan penelitian Riska 2011, yaitu tiga kelas. Pembagian tiga kelas diperoleh berdasarkan distribusi sebaran biomassa di plot pengamatan secara merata. Pada pemetaan biomassa ini terdapat dua metode pembuatan peta, yaitu menggunakan anak petak dan menggunakan basis piksel. Pemetaan berdasarkan basis piksel dibagi lagi menggunakan dan . - pada penelitian ini menggunakan Proses dilakukan dengan menggunakan bantuan software ERDAS IMAGINE 9.1 dengan menu . + 5 0. - ini dilakukan pada citraBcitra hasil model terbaik yang telah dibuat dalam bentuk . Pada citra model resolusi 50 meter dilakukan dengan 1x1, 3x3, dan 5x5, sedangkan pada citra resolusi 12,5 meter digunakan dengan 3x3, 5x5, dan 7x7.

3.3.6 Penghitungan dan

Analisis akurasi hasil pengklasifikasian kelas dilakukan dengan menghitung .OA dan KA menggunakan rumus berikut : OA = ∑ ,-- . 01 2 100 Keterangan : OA = X ii = Nilai diagonal dari matriks kontingens baris keBi dan kolom keBi N = Banyaknya pixel dalam contoh KA = 3 ∑ 4 55 6 ∑ 4 57 4 75 8 501 8 501 3 6∑ 4 57 4 75 100 Keterangan : KA = X :: = nilai diagonal dari matrik kontingensi baris keBi dan kolom keBi X ;: = jumlah piksel dalam kolom keBi X :; = jumlah piksel dalam baris keBi N = banyaknya piksel dalam contoh BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Nilai Biomassa Menurut Persamaan BEF dan Alometrik

Dari hasil perhitungan data lapang, diperoleh biomassa pada masingBmasing kelas umur dengan perhitungan alometrik rataBrata berkisar antara 4,836 tonha – 356,363 tonha. Biomassa dengan perhitungan alometrik lebih besar dibandingkan nilai biomassa pada BEF dengan kisaran 3,517 tonha – 238,955 ton ha. Tabel 2 berikut merupakan hasil perhitungan biomassa menggunakan perhitungan BEF dan alometrik. Tabel 2 RataBrata biomassa lapangan dengan menggunakan BEF dan alometrik KU Biomassa tonha BEF Alometrik I 3,517 4,836 II 67,319 100,402 II 112,627 169,300 IV 128,767 189,554 V 174,545 231,883 VI 214,209 298,359 VII 129,043 203,344 VIII 238,955 356,363 Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil biomassa atas permukaan dengan menggunakan persamaan alometrik berbeda dengan perhitungan biomassa atas permukaan menggunakan koefisien BEF. Menurut Riska 2011 hal ini disebabkan karena perhitungan menggunakan koefisien BEF sifatnya lebih umum untuk jenis pinus pada hutan tropis, sedangkan persamaan alometrik yang digunakan untuk perhitungan biomassa pada penelitian ini sifatnya lebih khusus karena persamaan tersebut dibuat untuk perhitungan pinus pada daerah dengan ketinggian dan topografi yang kurang lebih sama dengan daerah penelitian. Selain itu, dilakukan uji tB berpasangan pada biomassa BEF dan alometrik yang menghasilkan nilai t hitung 9,381 lebih besar dibandingkan t α2 2,026 pada taraf nyata 5 sehingga dapat diketahui bahwa kedua biomassa tersebut berbeda nyata. Berdasarkan pernyataan tersebut, selanjutnya perhitungan biomassa menggunakan persamaan alometrik.

5.2 Nilai

Dokumen yang terkait

Estimasi Biomassa Tegakan Jati (Teclona Grandi, Lf.) Menggunakan Data Digital Landsat ETM+ di KPH Cepu Jawa Tengah

0 18 63

Pendugaan biomassa atas permukaan pada tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) menggunakan citra alos palsar resolusi spasial 50 M dan 12,5 M (studi kasus di KPH Banyumas Barat)

0 3 69

Pendugaan Potensi Simpanan Karbon Pada Tegakan Pinus (Pinus merkusii Jungh. Et de Vriese) di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (Journal)

0 31 5

Study on Backscatter Characteristic of ALOS PALSAR Imagery Within Tropical Rain Forest

1 10 152

Penyusunan model pendugaan dan pemetaan biomassa permukaan pada tegakan jati (Tectona grandis Linn F) menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M dan 12,5 M (Studi kasus: KPH Kebonharjo perhutani unit 1 Jawa Tengah)

1 8 165

Pendugaan Biomasa Tegakan Menggunakan Citra ALOS PALSAR (Studi Kasus di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

0 11 129

Pendugaan potensi serapan karbon pada tegakan pinus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 5 42

Pendugaan potensi simpanan karbon pada tegakan Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) di KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 2 147

Pendugaan biomassa tegakan jati menggunakan citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 M dan 50 M dengan peubah backscatter, umur, dan tinggi pohon (Kasus KPH Kebonharjo PERUM PERHUTANI UNIT I Jawa Tengah

0 2 128

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51