cereus. Stabilitas aktivitas penghambatan plantarisin murni asal L. plantarum 1A5,

31 Berdasarkan analisis ragam, hasil yang diperoleh berbeda nyata P0,05 sehingga dilakukan pengujian lanjut. Interaksi diantara kedua faktor perlakuan umur simpan dan jenis plantarisin tidak berpengaruh nyata, namun berpengaruh nyata terhadap umur simpan dan jenis plantarisin yang berbeda. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian lanjut, keempat plantarisin asal galur L. plantarum yaitu terdapat perbedaan yang nyata antara plantarisin 2B2 dengan 2C12. Plantarisin 2C12 memiliki rataan diameter zona hambat paling besar, sehingga plantarisin 2C12 lebih efektif jika digunakan sebagai antimikrob terhadap bakteri E. coli ATCC 25922 dibandingkan ketiga plantarisin lainnya. Berdasarkan faktor perlakuan umur simpan, terdapat perbedaan yang nyata P0,05 antara H-5 dan H-10. Aktivitas keempat plantarisin setelah mengalami penyimpanan suhu dingin selama 10 hari menghasilkan diameter zona hambat yang paling besar, sehingga plantarisin yang telah disimpan selama 10 hari efektif digunakan sebagai antimikrob terhadap bakteri E. coli ATCC 25922.

B. cereus. Stabilitas aktivitas penghambatan plantarisin murni asal L. plantarum 1A5,

1B1, 2B2 dan 2C12 terhadap bakteri indikator B. cereus yang disimpan selama 15 hari pada suhu dingin 10 °C dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Diameter Zona Hambat Plantarisin Asal Empat Galur L. Plantarum selama Penyimpanan terhadap B. cereus pada Suhu Dingin 10 °C Plantarisin asal Galur L. plantarum Perlakuan H-0 H-5 H-10 H-15 ------------------------------------- mm ---------------------------------------- 1A5 9,26 ± 0,94 Aa 8,80 ± 0,68 Aa 10,43 ± 1,00 Aa 9,53 ± 1,94 Aa 1B1 9,91 ± 1,85 Aa 8,73 ± 1,12 Aa 9,65 ± 1,44 Aa 9,13 ± 1,45 Aa 2B2 8,28 ± 0,49 Aa 8,18 ± 0,61 Aa 9,24 ± 1,32 Aa 9,72 ± 2,98 Aa 2C12 11,13 ± 1,84 Aa 5,81± 0,18 Ab 11,50 ± 0,24 Aa 8,77 ± 1,13 Aab Keterangan : Besarnya diameter zona hambat sudah termasuk diameter lubang sumur 5mm; Huruf superskrip kapital yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata P0,05 antara jenis plantarisin; Huruf superskrip kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata P0,05 antara umur simpan Penyimpanan plantarisin murni asal empat galur yaitu 1A5, 1B1, 2B2, dan 2C12 yang disimpan pada suhu dingin selama 15 hari, setelah diujikan pada bakteri B. cereus 32 dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Hasil yang diperoleh berdasarkan uji antagonistik yaitu terdapat diameter zona hambat disekitar sumur. Berdasarkan analisis ragam, hasil yang diperoleh berbeda nyata P0,05 sehingga dilakukan pengujian lanjut. Terdapat interaksi antara kedua perlakuan yaitu jenis plantarisin yang berbeda dengan lamanya umur simpan terhadap bakteri indikator B. cereus. Pengujian berdasarkan pengaruh sederhana dari perlakuan jenis plantarisin dengan menggunakan uji Tukey, plantarisin 1A5, 1B1 dan 2B2 setelah mengalami penyimpanan H-0, H-5, H-10 dan H-15 memberikan pengaruh yang sama tidak berbeda nyata terhadap diameter zona hambat yang dihasilkan. Implikasi dari pengujian pengaruh sederhana ini adalah penyimpanan ketiga plantarisin tersebut dapat menggunakan salah satu umur simpan H-0, H-5, H-10 atau H-15 untuk menghambat pertumbuhan bakteri B. cereus. Hal ini disebabkan plantarisin 1A5, 1B1, dan 2B2 tetap stabil selama penyimpnan 15 hari pada suhu dingin 10 ºC. Terdapat pengaruh yang berbeda nyata P0,05 terhadap plantarisin 2C12 selama penyimpanan 15 hari yaitu pada H-15. Plantarisin 2C12 efektif digunakan sebagai antimikrob bakteri B. cereus setelah mengalami penyimpanan selama 10 hari karena aktivitas 2C12 meningkat dan menghasilkan diameter zona hambat yang paling besar. Pengujian berdasarkan pengaruh sederhana dari perlakuan umur simpan yang berbeda menggunakan uji Tukey, penyimpanan H-0, H-5, H-10 dan H-15 memberikan pengaruh yang sama tidak berbeda nyata pada keempat plantarisin terhadap diameter zona hambat yang dihasilkan. Implikasi dari pengujian pengaruh sederhana ini adalah keempat umur simpan tersebut dapat digunakan untuk salah satu jenis plantarisin 1A5, 1B1, 2B2, atau 2C12 sebagai penghambat pertumbuhan bakteri B. cereus. 33 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Plantarisin dari empat galur L. plantarum 1A5, 1B1, 2B2 dan 2C12 setelah mengalami penyimpanan selama 15 hari pada suhu dingin 10 ºC masih mempunyai aktivitas antimikrob terhadap bakteri patogen indikator yaitu Salmonella enteritidis ser. Typhimurium ATCC 14028, E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 25923, B. cereus dan P. aeruginosa ATCC 27853. Plantarisin 2C12 memiliki tingkat sensitivitas paling tinggi dibandingkan 1A5, 1B1 dan 2C12 selama penyimpanan 15 hari pada suhu dingin. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sampai berapa hari penyimpanan dingin umur simpan plantarisin murni 1A5, 1B1, 2B2 dan 2C12 masih tetap memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri patogen. 34 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa juga penulis ucapkan kepada junjungan besar nabi besar kita Muhammad SAW, dan para keluarga beserta sahabatnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing skripsi Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt., M.Si dan Zakiah Wulandari S.TP., M.Si yang telah mem- bimbing, mengarahkan serta meluangkan waktu kepada Penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, terima kasih juga kepada pembimbing akademik Ir. Niken Ulupi, M.S yang telah membimbing Penulis selama masa perkuliahan. Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada Ir. Rini H. Mulyono, M.Si dan Dr. Despal, S.Pt., M.Sc.Agr selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada Penulis dalam penulisan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Husen dan Ibunda tercinta Hasunah atas dukungan moral, material dan spiritual. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kakak-kakak tersayang Ahmad Bisri, Ika Rifkah, Ahdi Sururi, Rahmatullah, Fitriah, Christin, Muslihin, Naadhira dan Nadhif atas kasih sayang, dan motivasi yang sangat berarti bagi Penulis. Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada tim satu penelitian plantarisin Gilang Ayuningtyas, Anis Usfah, Indri S, Tri Santi, Ade Fuziawan, Handa S, Fariz K, dan Dede S yang telah berjuang, saling membantu dan bekerja sama selama penelitian. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Mohammad Fachrul Handoyo yang telah membantu memberikan perhatian, motivasi, serta nasihat selama penelitian sampai terselesainya tulisan ini, dan kepada rekan-rekan IPTP 44, Dwi Febrianti, dan Devi M., S.Pt serta sahabat-sahabatku Harmalinda, Venti S, Nishe F, Lucy A, Linda S, Dini W, Annisa OR, dan Devianti yang telah memberikan motivasi selama penyusunan penulisan skripsi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas akademika Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin. Bogor, April 2012 Penulis 35 DAFTAR PUSTAKA Abo-Amer, A. E. 2007. Characterization of a bacteriocin-like inhibitory substance produced by Lactobacillus plantarum isolated from Egyptian home-made yogurt. Research Article. Science Asia. 33: 313 – 319. Adam, M. R. M. O. Moss. 2007. Food microbiology. http:books.google.co.id book?id [20 November 2011]. Amanah, N. 2011. Identifikasi dan karakterisasi substrat antimikroba dari bakteri asam laktat kandidat probiotik yang diisolasi dari dadih dan yogurt. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Arief I. I., R. R. A. Maheswari T. Suryati. 2008. Isolasi asam laktat dari daging sapi lokal di pasar tradisional daerah Bogor. Laporan Penelitian Hibah Bersaing XIII3. LPPM-IPB, Bogor. Buckle, K. A., R. A. Edwards., G. H. Fleet M. Wooton. 2007. Ilmu Pangan. Terjemahan: H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Davis, W. W. T. R. Stout. 1971. Disc plate methods of microbiological antibiotic assay : I. factors influencing variability and error. J. Apply Microbiol. 22 : 659- 665. Day, R. A. Jr. A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Erlangga, Jakarta. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Frazier, W. C., O. C. Westhoff. 1998. Food Microbiology. 4 th ed. Mc Graw Hill, Book Co., Singapore. Gaman, P. M., K. B. Sherrington. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hadioetomo, R. S. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Tekhnik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia, Jakarta. Hata, T., R. Tanaka, S. Ohmomo. 2010. Isolation and characterization of plantaricin ASM1: a new bacteriocin produced by Lactobacillus plantarum A-1. International Journal of Food Microbiology. 137 : 94-99. Hidayati, N. 2006. Isolasi, identifikasi dan karakterisasi Lactobacillus plantarum asal daging sapi dan aplikasinya pada kondisi pembuatan sosis fermentasi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Holt J. G., N. R. Krieg, P. H. A. Sneath, J. T. Staley S. T. Williams. 1994. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. 9 th Edition. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia. 36 Jenie, S. L., S. E. Rini. 1995. Aktivitas antimikroba dari beberapa spesies Lactobacillus terhadap mikroba patogen dan perusak makanan. Bul. Teknol. Industri Pangan. 72 : 46-51. Jimenez-Diaz, R. 1993. Plantaricins and two new bacteriocins produced by Lactobacillus plantarum LPC010 isolated from a green olive fermentation. Appl. Environ. Microbiol. 59: 1416-1429. Kuswanto, K. R., S. Sudarmadji. 1988. Proses-proses Mikrobiologi Pangan. PAU Pangann dan Gizi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Mattjik, A. A. M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. Edisi Kedua. IPB Press, Bogor. Omar, B. N., H. Abriouel, R. Lucas, M. M. Cañamero, J. P. Guyot, A. Gálvez. 2006. Isolation of bacteriocinogenic Lactobacillus plantarum strains from ben saalga, a traditional fermented gruel from Burkina Faso. J. Inter. of Food Microbiol. 112: 44 –50. Pelczar, M. J. E. C. S. Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan: R. S. Hadioetomo, T. Imas, S. D. Tjitrosomo S. L. Angka. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Ray, B. 2000. Lactic Acid Bacteria: Classification and Physiology. In: Roller, S. Ed.. Natural Antimicrobials for The Minimal Processing of Food. University of Wyoming, CRC Press, USA. Ray, B. A. Bhunia. 2008. Fundamental Food Microbiology. 4 th Edition. CRC Press, Boca Raton. Savadogo, A., A. T. Q. Check, H. N. B. Imael S. A. Traore. 2006. Bacteriocins and lactic bacteria a minireview. Afric. J. Biotechnol. 5 9: 678-683. Simpson, R. J. 2006. Fractional precipitation of oproteins by ammonium sulfate. http:cshprotocols.cshlp.orgcgicontentextract200616pdb.prot4309?print=tru e [16 Juni 2011]. Smid, E. J. L. G. M. Gorris. 2007. Natural antimikrobial for food preservation. In: Rahman, M. S. Editor. Handbook of Food Preser.vation. 2 nd Edition. CRC Press, New York. Smaoui, S., L. Elleuch, W. Bejar, I. Karray-Rebai, I. Ayadi, B. Jaouadi, H. Chouayekh, S. Bejar L. Mellouli. 2010. Inhibition of fungi and Gram-negative bacteria by bacteriocin BacTN635 produced by Lactobacillus plantarum sp. TN635. Appl. Biochem. Biotechnol. 162: 1132 –1146. Steel, R. G. D. J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan B. Sumantri. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 37 Todorov, S. D. L. M. T. Dicks. 2005. Effect of growth médium on bacteriocin production by Lactobacillus plantarum ST194BZ, a strain isolated from Boza. Food Technol. Biotechnol. 43 2: 165-173. Tortora, G. J., B. R. Funke, C. L. Case. 2006. Microbiology an Introduction. 9 th Edition. Pearson Education, Inc. Publishing as Benjamin Cummings, San Fransisco Usmiyati, S., Miskiyah Rarah R. A. M. 2009. Effect of bacteriocin from Lactobacillus sp. Var. SCG 1223 on microbiological quality of fresh meat. JITV 142: 150-166. 38 LAMPIRAN 39 Lampiran 1. Uji Kruskal-Wallis Diameter Zona Hambat Supernatan L. plantarum terhadap Bakteri Indikator Bakteri Indikator N Nilai Tengah Ranking Z S. aureus 12 12,61 22,2 -1,85 S. Thyphimurium 12 13,14 37,3 1,50 Pseudomonas 12 13,10 33,3 0,63 E. coli 12 13,45 42,1 2,57 B. cereus 12 12,26 17,7 -2,85 Total 60 30,5 Db = 4 P = 0,002 Keterangan : Db= Drajat bebas; P= P-Value 95; = Berbeda Nyata pada Taraf Uji 1 Lampiran 2. Uji Pembandingan Berganda Kruskal-Wallis Diameter Zona Hambat Supernatan L. plantarum terhadap Bakteri Indikator Bakteri patogen Rataan Grup Homogen E. coli 42,08 A S. Thyphimurium 37,25 AB Pseudomonas 33,33 AB S. aureus 22,17 AB B. cereus 17,67 B Lampiran 3. Uji Kruskal-Wallis Diameter Zona Hambat Supernatan Asal Empat Galur L. plantarum Galur L. plantarum N Nilai Tengah Ranking Z L. plantarum 2C12 15 11,56 11,8 -4,79 L. plantarum 1B1 15 12,94 36,5 1,54

L. plantarum 2B2 15