30 1B1, dan 2B2 tetap stabil selama penyimpnan 15 hari pada suhu dingin 10 ºC.
Terdapat pengaruh yang berbeda nyata P0,05 terhadap plantarisin 2C12 selama
penyimpanan 15 hari. Plantarisin 2C12 efektif digunakan sebagai antimikrob bakteri P. aeruginosa ATCC 27853 setelah mengalami penyimpanan selama 10 hari karena
aktivitas 2C12 meningkat dan menghasilkan diameter zona hambat yang paling besar. Pengujian berdasarkan pengaruh sederhana dari perlakuan umur simpan yang
berbeda menggunakan uji Tukey, penyimpanan H-0, H-5, H-10 dan H-15 memberikan pengaruh yang sama tidak berbeda nyata pada keempat plantarisin terhadap diameter
zona hambat yang dihasilkan. Implikasi dari pengujian pengaruh sederhana ini adalah keempat umur simpan tersebut dapat digunakan untuk salah satu jenis plantarisin 1A5,
1B1, 2B2, atau 2C12 sebagai penghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa ATCC 27853.
E. coli ATCC 25922. Stabilitas aktivitas penghambatan plantarisin murni asal L.
plantarum 1A5, 1B1, 2B2 dan 2C12 terhadap bakteri E. coli yang disimpan selama 15 hari pada suhu dingin 10 °C dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Diameter Zona Hambat Plantarisin Asal Empat Galur L. plantarum selama Penyimpanan terhadap E. coli ATCC 25922 pada Suhu Dingin 10 °C
Plantarisin asal Galur L.
plantarum Perlakuan
Rata-Rata H-0
H-5 H-10
H-15 --------------------------------------------- mm ------------------------------------------------
1A5 9,40 ± 0,52
8,78 ± 0,61 9,89 ± 1,31
9,99 ± 2,59 9,52 ± 0,55
ab
1B1 8,99 ± 0,91
8,30 ± 0,81 9,64 ± 0,65
9,70 ± 1,59 9,16 ± 0,66
ab
2B2 8,45 ± 0,70
8,42 ± 1,23 9,63 ± 1,14
8,89 ± 2,22 8,85 ± 0,56
b
2C12 11,71 ± 2,16
8,49 ± 0,57 12,70 ± 1,13
9,78 ± 1,08 10,67
± 1,89
a
Rata-rata 9,64 ± 1,44
AB
8,50 ± 0,20
B
10,47 ± 1,49
A
9,59 ± 0,48
AB
Keterangan : Besarnya diameter zona hambat tidak termasuk diameter lubang sumur 5mm; Huruf superskrip horizontal yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata P0,05 terhadap
umur simpan; Huruf superskrip vertikal yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata P0,05 terhadap plantarisin yang berbeda
Penyimpanan plantarisin murni asal empat galur L. plantarum yaitu 1A5, 1B1, 2B2 dan 2C12 yang disimpan selama 15 hari pada suhu dingin, setelah diujikan pada
bakteri E. coli dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Hasil yang diperoleh
berdasarkan uji antagonistik yaitu terdapat diameter zona hambat disekitar sumur.
31 Berdasarkan analisis ragam, hasil yang diperoleh berbeda nyata P0,05
sehingga dilakukan pengujian lanjut. Interaksi diantara kedua faktor perlakuan umur simpan dan jenis plantarisin tidak berpengaruh nyata, namun berpengaruh nyata
terhadap umur simpan dan jenis plantarisin yang berbeda. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian lanjut, keempat plantarisin asal galur L. plantarum yaitu terdapat
perbedaan yang nyata antara plantarisin 2B2 dengan 2C12. Plantarisin 2C12 memiliki rataan diameter zona hambat paling besar, sehingga plantarisin 2C12 lebih efektif jika
digunakan sebagai antimikrob terhadap bakteri E. coli ATCC 25922 dibandingkan ketiga plantarisin lainnya.
Berdasarkan faktor perlakuan umur simpan, terdapat perbedaan yang nyata P0,05 antara H-5 dan H-10. Aktivitas keempat plantarisin setelah mengalami
penyimpanan suhu dingin selama 10 hari menghasilkan diameter zona hambat yang paling besar, sehingga plantarisin yang telah disimpan selama 10 hari efektif digunakan
sebagai antimikrob terhadap bakteri E. coli ATCC 25922.
B. cereus. Stabilitas aktivitas penghambatan plantarisin murni asal L. plantarum 1A5,