aeruginosa ATCC 27853. Stabilitas aktivitas penghambatan plantarisin murni asal

29 plantarisin 2C12 karena 2C12 menghasilkan rataan diameter zona hambat terbesar dan termasuk kategori kuat.

P. aeruginosa ATCC 27853. Stabilitas aktivitas penghambatan plantarisin murni asal

L. plantarum 1A5, 1B1 2B2 dan 2C12 terhadap bakteri indikator P. aeruginosa yang disimpan selama 15 hari pada suhu dingin 10 °C dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Diameter Zona Hambat Plantarisin Asal Empat Galur L. plantarum selama Penyimpanan terhadap P. aeruginosa ATCC 27853 pada Suhu Dingin 10 °C Plantarisin asal Galur L. plantarum Perlakuan H-0 H-5 H-10 H-15 -------------------------------------- mm --------------------------------------- 1A5 8,49 ± 0,42 Aa 9,72 ±2,19 Aa 9,64 ± 1,12 Aa 9,20 ± 0,72 Aa 1B1 9,39 ± 1,45 Aa 8,49 ± 0,60 Aa 10,64 ± 1,58 Aa 8,91 ± 1,72 Aa 2B2 8,94 ± 0,30 Aa 8,73 ± 1,44 Aa 10,21 ± 1,10 Aa 8,69± 1,26 Aa 2C12 10,94 ± 1,88 Aac 6,34 ± 0,23 Ab 12,83 ± 4,02 Aa 8,67± 1,05 Abc Keterangan : Besarnya diameter zona hambat tidak termasuk diameter lubang sumur 5mm; Huruf superskrip kapital yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata P0,05 antara jenis plantarisin; Huruf superskrip kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata P0,05 antara umur simpan Penyimpanan plantarisin murni asal empat galur yaitu 1A5, 1B1, 2B2, dan 2C12 yang disimpan pada suhu dingin selama 15 hari, setelah diujikan pada bakteri P. aeruginosa ATCC 27853 dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat diameter zona hambat disekitar sumur. Berdasarkan analisis ragam, hasil yang diperoleh berbeda nyata P0,05 sehingga dilakukan pengujian lanjut. Terdapat interaksi antara kedua perlakuan yaitu jenis plantarisin yang berbeda dengan lamanya umur simpan terhadap bakteri indikator P. aeruginosa ATCC 27853. Pengujian berdasarkan pengaruh sederhana dari perlakuan jenis plantarisin dengan menggunakan uji Tukey, plantarisin 1A5, 1B1 dan 2B2 setelah mengalami penyimpanan H-0, H-5, H-10 dan H-15 memberikan pengaruh yang sama tidak berbeda nyata terhadap diameter zona hambat yang dihasilkan. Implikasi dari pengujian pengaruh sederhana ini adalah penyimpanan ketiga plantarisin tersebut dapat menggunakan salah satu umur simpan H-0, H-5, H-10 atau H-15 untuk menghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa ATCC 27853. Hal ini disebabkan plantarisin 1A5, 30 1B1, dan 2B2 tetap stabil selama penyimpnan 15 hari pada suhu dingin 10 ºC. Terdapat pengaruh yang berbeda nyata P0,05 terhadap plantarisin 2C12 selama penyimpanan 15 hari. Plantarisin 2C12 efektif digunakan sebagai antimikrob bakteri P. aeruginosa ATCC 27853 setelah mengalami penyimpanan selama 10 hari karena aktivitas 2C12 meningkat dan menghasilkan diameter zona hambat yang paling besar. Pengujian berdasarkan pengaruh sederhana dari perlakuan umur simpan yang berbeda menggunakan uji Tukey, penyimpanan H-0, H-5, H-10 dan H-15 memberikan pengaruh yang sama tidak berbeda nyata pada keempat plantarisin terhadap diameter zona hambat yang dihasilkan. Implikasi dari pengujian pengaruh sederhana ini adalah keempat umur simpan tersebut dapat digunakan untuk salah satu jenis plantarisin 1A5, 1B1, 2B2, atau 2C12 sebagai penghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa ATCC 27853.

E. coli ATCC 25922. Stabilitas aktivitas penghambatan plantarisin murni asal L.