Pertumbuhan Ikan Nila Hasil

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pertumbuhan Ikan Nila

Kegiatan budidaya polikultur ikan nila dan rumput laut memiliki tujuan peningkatan produksi. Gambar 3 dan 4 menunjukkan penambahan bobot total ikan nila yang dipelihara bersama rumput laut maupun tanpa rumput laut. Ikan nila yang dipelihara bersama rumput laut memiliki pertumbuhan yang lebih baik dari monokultur selama 35 hari pemeliharaan. Gambar 3 menunjukkan grafik pertumbuhan bobot ikan nila yang setiap minggu bertambah pada semua perlakuan. Penambahan bobot pada perlakuan ikan nila 100 ekorm 3 tanpa rumput laut memiliki pertumbuhan bobot paling rendah setiap minggu selama 35 hari pemeliharaan yaitu sebesar 106,90±3,98 gram. Pemeliharaan minggu kedua sampai ketiga menggambarkan penambahan bobot yang relatif kecil dari minggu sebelumnya. Grafik pertumbuhan perlakuan penambahan rumput laut polikultur selalu memiliki pertumbuhan yang lebih baik dari perlakuan tanpa rumput laut. Perlakuan dengan kepadatan rumput laut tertinggi 600 gramm 3 + ikan nila 100 ekorm 3 , selalu memiliki pertumbuhan paling baik diantara perlakuan yang lain yaitu dengan bobot akhir 154,02±1,49 gram, disusul dengan kepadatan 400 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 dengan bobot akhir 145,32±1,11 gram, kemudian perlakuan kepadatan 200 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 memiliki bobot akhir 142,13±1,99 gram. Perlakuan polikultur pada minggu kedua hingga ketiga memiliki pertumbuhan yang relatif kecil dibandingkan dengan minggu sebelumnya maupun setelahnya, sedangkan pada minggu awal hingga minggu kedua memiliki grafik pertumbuhan yang besar pada setiap perlakuan Lampiran 4. Grafik hubungan antara waktu pemeliharaan terhadap penambahan bobot total ikan nila selama 35 hari pemeliharaan yang diukur setiap minggu, terdapat pada Gambar 3. 17 Gambar 3. Biomasa ikan nila Oreochromis niloticus pada berbagai padat tanam rumput laut selama 35 hari pemeliharaan. Gambar 4 menunjukkan peningkatan padat tanam rumput laut dari 0, 200, 400, dan 600 gramm 3 menyebabkan peningkatan bobot ikan nila sejalan dengan persamaan yang terbentuk dari kurva kubik pertumbuhan ikan nila selama 35 hari pemeliharaan adalah bobot nila = 106,9 + 0,3188x – 0,000870x 2 + 0,000001x 3 dengan R 2 = 79,7 Gambar 4 padat tanam rumput laut x dan bobot akhir ikan nila y dan R 2 menyatakan koefisien determinasi. Berdasarkan persamaan kubik tersebut, maka setiap 1 gram rumput laut akan meningkatkan bobot ikan nila menjadi 107,2 gram selama 35 hari pemeliharaan, dengan nilai korelasi 0,803 dan signifikan P0,05. Kecenderungan grafik garis yang terbentuk terjadi peningkatan biomasa ikan yang disebabkan peningkatan padat tanam rumput laut. Gambar 4. Persamaan biomasa ikan nila Oreochromis niloticus pada berbagai padat tanam rumput laut selama 35 hari pemeliharaan. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 5 B obot g ram Minggu ke- 0 gramm3 200 gramm3 400 gramm3 600 gramm3 106,90 142,13 145,32 154,02 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 200 400 600 B obot g ram Padat tanam rumput laut gramm 3 18 Gambar 5 menunjukkan peningkatan panjang ikan nila pada keempat perlakuan setiap minggu. Perlakuan tanpa rumput laut menghasilkan panjang yang relatif lebih kecil setiap minggu. Peningkatan panjang ikan nila paling besar pada keempat perlakuan terdapat pada minggu awal hingga kedua terlihat dari kemiringan garis yang lebih curam dibanding minggu setelahnya. Perlakuan dengan penambahan rumput laut pada kepadatan berbeda memiliki pertumbuhan yang lebih baik dari perlakuan tanpa rumput laut setiap minggu. Namun, pada perlakuan polikultur, panjang ikan nila yang dihasilkan tidak berbeda nyata hingga 35 hari pemeliharaan P0,05. Gambar 5. Panjang ikan nila Oreochromis niloticus pada berbagai padat tanam rumput laut selama 35 hari pemeliharaan. Hasil pengukuran panjang ikan nila menghasilkan persamaan kurva kuadratik, yaitu panjang nila= 6,540 + 0,001639x – 0,000001x 2 Gambar 6, padat tanam rumput laut x dan panjang ikan nila y. Berdasarkan persamaan kubik tersebut, setiap 1 gram rumput laut x akan menghasilkan panjang ikan nila 6,542 cm dengan R 2 =57,2 pemeliharaan selama 35 hari dan pada kisaran wadah pemeliharaan yang sesuai. Peningkatan padat tanam rumput laut yang digunakan pada awal pemeliharaan berbanding lurus terhadap penambahan panjang ikan nila yang dihasilkan, terlihat dari kurva yang semakin meningkat sejalan dengan peningkatan padat tanam rumput laut. Grafik garis pada Gambar 6 memiliki nilai korelasi 0,729 dan signifikan P0,05. 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 Panj ang cm Minggu ke- 0 gramm3 200 gramm3 400 gramm3 600 gramm3 19 Grafik model peningkatan panjang ikan nila yang terbentuk selama 35 hari pemeliharaan dengan berbagai kepadatan rumput laut setiap perlakuan, terdapat pada Gambar 6. Gambar 6. Persamaan panjang ikan nila Oreochromis niloticus pada berbagai padat tanam rumput laut selama 35 hari pemeliharaan. Laju pertumbuhan harian LPH ikan nila adalah penambahan bobot dalam persen ikan nila setiap hari selama pemeliharaan. LPH ikan nila pada kepadatan 100 ekorm 3 ikan nila tanpa rumput laut memiliki nilai paling kecil dibandingkan perlakuan polikultur, yaitu 2,03±0,40 per hari. Perlakuan dengan kepadatan 200 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 menghasilkan LPH ikan nila yang rendah yaitu 2,91±0,37 per hari, sedangkan perlakuan dengan kepadatan 600 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 menghasilkan LPH yang paling besar yaitu 3,12±0,21 per hari, nilai tersebut tidak jauh berbeda pada perlakuan 400 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 dengan nilai LPH 3,05±0,22 per hari. Hal ini terlihat pada Gambar 7 LPH ikan nila pada perlakuan 200 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 , 400 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 , 600 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 , dan ikan nila 100 ekorm 3 tanpa rumput laut selama 35 hari pemeliharaan. Persamaan garis yang terbentuk adalah LPH nila= 2,030 + 0,00686x – 0,0000016x 2 + 0,0000001x 3 , dengan R 2 =76,7 sehingga 1 gram rumput laut menghasilkan laju pertumbuhan harian ikan nila sebesar 2,03 per hari pada kondisi lingkungan budidaya yang sesuai. Grafik garis memiliki kecenderungan 6,53 6,84 6,96 7,06 5,60 5,80 6,00 6,20 6,40 6,60 6,80 7,00 7,20 7,40 200 400 600 Panj ang cm Padat tanam rumput laut gramm 3 20 peningkatan padat tanam rumput laut menyebabkan peningkatan laju pertumbuhan ikan nila sejalan dengan persamaan kubik di atas. Grafik garis Gambar 7 memiliki nilai korelasi cukup erat 0,773 dan signifikan P0,05. Laju pertumbuhan harian ikan nila pada perlakuan monokultur dan polikultur yang dipelihara bersama rumput laut dalam satu wadah pemeliharaan selama 35 hari, terdapat pada Gambar 7. Gambar 7. Laju pertumbuhan harian ikan nila Oreochromis niloticus pada berbagai padat tanam rumput laut selama 35 hari pemeliharaan. Bobot akhir ikan nila yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan berbanding lurus dengan nilai pertumbuhan bobot relatif ikan nila. Pertumbuhan bobot relatif pada perlakuan ikan nila 100 ekorm 3 tanpa rumput laut menghasilkan nilai yang paling kecil yaitu 105,05±30,26, nilai ini berbeda nyata terhadap perlakuan polikultur P0,05, tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan dengan kepadatan rumput laut paling rendah 200 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 dengan nilai pertumbuhan bobot relatif 174,38±36,42. Perlakuan dengan kepadatan 600 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 memiliki nilai pertumbuhan bobot relatif paling besar yaitu 198,10±22,88, nilai ini tidak berbeda nyata terhadap perlakuan dengan kepadatan 400 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 yang memiliki nilai pertumbuhan bobot relatif sebesar 191,04±24,35 P0,05. Hal ini terlihat dari Gambar 8 pertumbuhan bobot relatif ikan nila pada perlakuan bobot awal 200 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 , 400 gramm 3 rumput laut + ikan 2,03 2,91 3,05 3,12 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 200 400 600 L aj u per tum buhan har ian har i Padat tanam rumput laut gramm 3 21 nila 100 ekorm 3 , 600 gramm 3 rumput laut + ikan nila 100 ekorm 3 , dan ikan nila 100 ekorm 3 tanpa rumput laut selama 35 hari pemeliharaan. Grafik garis pertumbuhan bobot relatif ikan nila selama 35 hari terhadap padat tanam rumput laut yang dipelihara secara polikultur, terdapat pada Gambar 8. Gambar 8. Pertumbuhan bobot relatif ikan nila Oreochromis niloticus pada berbagai padat tanam rumput laut selama 35 hari pemeliharaan.

4.1.2 Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucosa

Dokumen yang terkait

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

9 144 57

Studi Pembudidayaan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dalam Air Tawar Dan Dalam Campuran Air Tawar Dan Air Laut

3 92 100

Efektifitas Pertumbuhan Bibit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Terhadap Pengaruh Mineral Fe, Na, Ca, Mg, Dan Cl Pada Akuarium Air Tawar Dan Campuran Air Tawar Dan Air Laut.

4 66 64

Analisis Pembudidayaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dalam Kolam Air Tawar Dan Campuran Air Laut Berdasarkan Perubahan Kandungan Mineral

2 52 116

Screening of Probiotic Bacterium for Controling Streptococcosis in Tilapia Oreochromis niloticus.

0 4 112

Improvement of corn quality using physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis niloticus) feed

0 5 173

Changes of Media Quality with production of Tilapia Oreochromis niloticus on Intensive Cultivation with Outdoor IMTA System by aplication of Different fish Density

0 3 97

The evaluation use coconut leaves substrates with different area to increase media quality and production of Tilapia Oreochromis niloticus base on periphyton.

0 5 66

Improvement of corn quality using physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis niloticus) feed

0 3 100

The Improvement of the Survival, Growth and Production of Vaname Shrimp (Litopenaeus vannamei) and Seaweed (Gracilaria verucosa) based on Polyculture Cultivation | Susilowati | International Journal of Marine and Aquatic Resource Conservation and Co-exist

0 0 6