Ikan Nila, Oreochromis niloticus Rumput Laut, Gracilaria verrucosa

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila, Oreochromis niloticus

Dari segi pertumbuhan, ikan nila tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Ikan jantan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan yang betina. Kondisi lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan ikan nila adalah suhu 24-30 o C, pH 7-8, dan salinitas 0- 20 ‰. Bahkan beberapa jenis ikan nila dapat hidup dan toleran sampai dengan salinitas 40 ‰ walaupun tidak dapat bereproduksi Mege, 1993. Beberapa jenis ikan tilapia mempunyai potensi yang dianggap layak untuk dipelihara di lingkungan kondisi kadar garam yang sangat luas, dan toleransi terhadap kadar garam merupakan suatu karakteristik biologi utama spesies tilapia yang dapat dipertimbangkan untuk menilai kelayakan pengembangannya. Lingkungan wadah pemeliharaan ikan nila memiliki siklus yang diawali dengan ikan diberi pakan, kemudian pakan yang tidak termakan, feses, dan hasil metabolisme ikan akan masuk ke wadah pemeliharaan, mikroorganisme akan mendekomposisi bahan organik sehingga mengakibatkan peningkatan total TAN nitrogen TAN dan nitrit, keduanya sangat berbahaya bagi ikan pada konsentrasi rendah, selanjutnya TAN diubah menjadi nitrit, nitrat, dan gas nitrogen Putra 2010. Kebutuhan nutrisi ikan terpenuhi dengan adanya pakan. Komponen pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi tumbuh adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Kebutuhan ikan terhadap protein dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya ukuran ikan, temperatur air, kadar pemberian pakan, konsentrasi energi dalam pakan yang dapat dicerna dan kualitas protein Diamahesa 2010.

2.2 Rumput Laut, Gracilaria verrucosa

Gracilaria verrucosa memerlukan kualitas air seperti nitrogen dalam bentuk amonia dan nitrat dan fosfat dalam bentuk ortofosfat dalam wadah pemeliharaan untuk menunjang pertumbuhannya. Kualitas air masuk ke dalam jaringan tubuh rumput laut melalui proses difusi yang terjadi pada seluruh bagian 6 permukaan tubuhnya. Semakin sering proses difusi terjadi semakin cepat pula proses metabolisme sehingga akan meningkatkan laju pertumbuhan. Proses difusi dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama oleh adanya gerakan air Doty 1971. Isi dari sel hidup adalah protoplasma yang merupakan suatu larutan. Tubuh tumbuhan dibangun oleh sel-sel tumbuhan yang setiap intinya memiliki dinding sel selulosa. Dinding tersebut umumnya bersifat permeabel sehingga dapat dilewati air dan zat-zat terlarut di dalamnya. Dinding sel alga terdiri dari selulosa dan agar atau karagenan Novia 2010. Penyerapan nitrat dan nitrit oleh alga dipengaruhi oleh konsentrasi TAN dalam medium. Pada konsentrasi lebih besar dari satu mikrogram N-NH 4 -1 amonium hampir secara sempurna menekan penyerapan nitrat dan nitrit Paasche dan Kristiansen, 1982. Sebagian besar alga uniselular lebih suka memanfaatkan amonium daripada nitrat. Penelitian Doty 1987 terhadap aliran air yang melewati lokasi Eucheuma menunjukkan bahwa ratio pemanfaatan NP adalah 8,5 dalam bentuk nitrat, sedangkan penyerapan amonium oleh Eucheuma tidak terdeteksi. Konsentrasi hara pada tanaman lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi hara pada lingkungan. Peristiwa pergerakan kualitas air terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi kualitas air tersebut. Peristiwa tersebut dikenal dengan mekanisme penyediaan hara secara difusi. Proses difusi ini dapat berlangsung karena konsentrasi beberapa ion dalam sitosol dipertahankan tetap rendah. Pengambilan nitrat oleh alga sangat bergantung pada cahaya dibandingkan dengan amonium. Pemanfaatan amonium oleh alga pada daerah kurang cahaya lebih efektif daripada nitrit dan nitrat. Masuknya nitrogen ke dalam jaringan tubuh rumput laut melalui proses difusi yang terjadi pada seluruh bagian thalli rumput laut. Nitrogen yang diserap diproses melalui tahapan fiksasi nitrogen, nitrifikasi, asimilasi, dan denitrifikasi serta amonifikasi ini umumnya dilakukan oleh bakteri sedangkan proses asimilasi dilakukan oleh tumbuhan termasuk alga Barsanti 2006. Rumput laut membutuhkan nitrogen untuk menunjang pertumbuhan dan reproduksinya. Sebagian besar penyerapan nitrogen oleh rumput laut dilakukan melalui asimilasi nitrogen dalam bentuk TAN. Semakin tinggi padat tanam ikan 7 nila semakin banyak pula pakan yang diberikan dan total TAN nitrogen yang dihasilkan juga semakin bertambah. Nitrogen dalam bentuk terlarut ini dapat digunakan sebagai nutrien untuk rumput laut Sakdiah 2009.

2.3 Sistem Budidaya Polikultur

Dokumen yang terkait

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

9 144 57

Studi Pembudidayaan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dalam Air Tawar Dan Dalam Campuran Air Tawar Dan Air Laut

3 92 100

Efektifitas Pertumbuhan Bibit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Terhadap Pengaruh Mineral Fe, Na, Ca, Mg, Dan Cl Pada Akuarium Air Tawar Dan Campuran Air Tawar Dan Air Laut.

4 66 64

Analisis Pembudidayaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dalam Kolam Air Tawar Dan Campuran Air Laut Berdasarkan Perubahan Kandungan Mineral

2 52 116

Screening of Probiotic Bacterium for Controling Streptococcosis in Tilapia Oreochromis niloticus.

0 4 112

Improvement of corn quality using physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis niloticus) feed

0 5 173

Changes of Media Quality with production of Tilapia Oreochromis niloticus on Intensive Cultivation with Outdoor IMTA System by aplication of Different fish Density

0 3 97

The evaluation use coconut leaves substrates with different area to increase media quality and production of Tilapia Oreochromis niloticus base on periphyton.

0 5 66

Improvement of corn quality using physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis niloticus) feed

0 3 100

The Improvement of the Survival, Growth and Production of Vaname Shrimp (Litopenaeus vannamei) and Seaweed (Gracilaria verucosa) based on Polyculture Cultivation | Susilowati | International Journal of Marine and Aquatic Resource Conservation and Co-exist

0 0 6