14 Keterangan :
TKO = Tingkat Konsumsi Oksigen mg O
2
gramjam
n
O
2
= Konsentrasi oksigen pada saat t
n
mg O
2
L V
n
= Volume air pada t
n
L V
n-1
= Volume air pada t
n-1
L W
1
= Bobot hewan uji pada saat awal gram tn
= Waktu pengukuran ke-n jam
3.4.2 Pengumpulan Data 3.4.2.1 Data Bobot dan Panjang Ikan Nila dan Rumput Laut
Data bobot ikan nila dan rumput laut diperoleh dengan mengambil semua ikan nila dan rumput laut percobaan pada setiap perlakuan kemudian biota
ditimbang. Penimbangan rumput laut dilakukan dengan meniriskan rumput laut dari air hingga air berhenti menetes. Penimbangan dan pengukuran dilakukan di
tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung yang dapat mengakibatkan kekeringan dan kerusakan pada thallus. Penimbangan bobot ikan nila dan rumput
laut dilakukan dengan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram merk ACIS dan pengukuran panjang dilakukan dengan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm
pada masing-masing sampel ikan nila. Sampling bobot dan panjang dilakukan pada awal perlakuan dan seminggu sekali selama pemeliharaan.
3.4.2.2 Data Kelangsungan Hidup SR Ikan Nila
Data kelangsungan hidup SR ikan nila diperoleh dengan menghitung jumlah ikan nila pada awal dan akhir pemeliharaan serta mengamati jumlah ikan
nila yang mati selama pemeliharaan dan dilakukan penimbangan bobot ikan mati.
3.4.2.3 Data Analisis Proksimat
Data analisis proksimat dilakukan untuk rumput laut dan pakan pada awal sebelum perlakuan, dan setelah perlakuan hanya dilakukan proksimat untuk
rumput laut. Analisis proksimat yang dilakukan adalah kadar protein dan total fosfat untuk mengetahui jumlah nitrogen serta fosfat limbah budidaya ikan nila
yang dapat diserap oleh rumput laut. Analisis kadar protein dengan metode oksidasi, titrasi, dan destilasi dilakukan dengan menggunakan labu kjeldahl dan
total fosfat dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer Lampiran 1 dan 2. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi Pakan Ternak, Departemen
Ilmu Nutrisi Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
15
3.4.2.4 Pengukuran Fisika-Kimia Air
Data kualitas air diperoleh dengan melakukan pengukuran harian pada suhu menggunakan termometer, salinitas dengan menggunakan refraktometer,
cahaya dengan menggunakan lux-meter, dan DO dengan menggunakan DO- meter, sedangkan untuk, TAN menggunakan metode indofenol dan
spektrofotometer λ=660 nm, nitrit metode asam sulfanilat λ=543 nm, nitrat metode brucin sulfat λ=410 nm , dan total fosfat dala air λ=880 nm, Lampiran
3 dilakukan pengukuran satu kali dalam satu minggu di Laboratorium Air dan Udara SEAMEO BIOTROP.
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pertumbuhan Ikan Nila
Kegiatan budidaya polikultur ikan nila dan rumput laut memiliki tujuan peningkatan produksi. Gambar 3 dan 4 menunjukkan penambahan bobot total
ikan nila yang dipelihara bersama rumput laut maupun tanpa rumput laut. Ikan nila yang dipelihara bersama rumput laut memiliki pertumbuhan yang lebih baik
dari monokultur selama 35 hari pemeliharaan. Gambar 3 menunjukkan grafik pertumbuhan bobot ikan nila yang setiap
minggu bertambah pada semua perlakuan. Penambahan bobot pada perlakuan ikan nila 100 ekorm
3
tanpa rumput laut memiliki pertumbuhan bobot paling rendah setiap minggu selama 35 hari pemeliharaan yaitu sebesar 106,90±3,98
gram. Pemeliharaan minggu kedua sampai ketiga menggambarkan penambahan bobot yang relatif kecil dari minggu sebelumnya.
Grafik pertumbuhan perlakuan penambahan rumput laut polikultur selalu memiliki pertumbuhan yang lebih baik dari perlakuan tanpa rumput laut.
Perlakuan dengan kepadatan rumput laut tertinggi 600 gramm
3
+ ikan nila 100 ekorm
3
, selalu memiliki pertumbuhan paling baik diantara perlakuan yang lain yaitu dengan bobot akhir 154,02±1,49 gram, disusul dengan kepadatan 400
gramm
3
rumput laut + ikan nila 100 ekorm
3
dengan bobot akhir 145,32±1,11 gram, kemudian perlakuan kepadatan 200 gramm
3
rumput laut + ikan nila 100 ekorm
3
memiliki bobot akhir 142,13±1,99 gram. Perlakuan polikultur pada minggu kedua hingga ketiga memiliki pertumbuhan yang relatif kecil
dibandingkan dengan minggu sebelumnya maupun setelahnya, sedangkan pada minggu awal hingga minggu kedua memiliki grafik pertumbuhan yang besar pada
setiap perlakuan Lampiran 4. Grafik hubungan antara waktu pemeliharaan terhadap penambahan bobot
total ikan nila selama 35 hari pemeliharaan yang diukur setiap minggu, terdapat pada Gambar 3.