3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret –September 2013 di
Laboratorium Teknik Kimia Departemen Teknologi Industri Pertanian dan Laboratorium
Kimia Bahan
Departemen Kimia,
Institut Pertanian
Bogor.Pengujian nanogingerol dengan PSA dilakukan di Laboratorium Analisis Bahan Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor dan analisis gingerol di
Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka, Bogor.Analisis bioavailabilitas di Laboratorium Non steril, Departemen Farmasi UI.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah jahe emprit Zingiber
officinale Rosc var. amarum yang berumur 9 bulan.Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain aquades, ethanol 98, surfaktan Tween 80,
buffer phospat, NaOH, HCl, heksan, etil asetat, aseton, etanol, metanol.Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass, timbangan digital, gelas
ukur, pH meter, kompor listrik, saringan, alat pengaduk, thermometer, magnetic stirrer, homogenizer, pipet, dan alat uji Particle size analyzerPSA dan alat uji
kandungan kimia ekstrak jahe dan alat sel difusi Franz
3.3 Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah proses penyediaan ekstrak jahe. Tahap kedua adalah proses pembuatan nanogingerol.
Pada tahap ketiga,nanogingerolyang dihasilkan dilihat kelarutannya dalam berbagai tingkat kepolaran pelarut dan dilihat bioavailabilitasnya secara
invitro.Sistematika penelitian ini dapat diuraikan secara rinci pada Lampiran 1.
Tahap I: Penyediaan ekstrak jahe
Jahe dibersihkan dari kotoran, kemudian diiris tipis dan dikeringkan
dengan cara diangin-anginkan. Jahe kering dihaluskan dengan hammer millsampai ukuran 40 mesh. Kemudian bubuk jahe dilarutkan dalam etanol 98 dengan
perbandingan 1: 5 300 gjahe : 1500 ml pelarut ke dalam ekstraktor dan diekstraksi dengan suhu 40
o
C dan waktu ekstraksi 3 jam. Hasil ekstraksi dipisahkan denganRotary Vacuum Evaporator pada suhu 40
o
C dan tekanan 5 bar
Anam 2010. Proses penyediaan ekstrak jahe dapat dilihat pada Gambar 5. Destilat yang keluar merupakan ekstrak jahe yang dikenal juga dengan oleoresin
dan kemudian dianalisis meliputi indeks bias, berat jenis, rendemen dan kadar zat aktifnya.
Pembersihan
Pemotongan
Pengeringan
Pengecilan ukuran 40 mesh Ekstraksi dengan pelarut Etanol 98 Perbandingan 1:5,
Suhu 40 C, Selama 3 jam
Pemisahan pelarut dengan Rotari Vacum Evaporator, Suhu 40
C, tekanan 5 bar
Analisis: - Indeks bias
- Berat jenis - Rendemen
- Kadar gingerol Jahe
Etanol
Ekstrak Jahe
Gambar 5. Proses Penyediaan Ekstrak Jahe i
Indeks Bias SNI 06-1312-1998 Ke dalam alat refraktometer yang telah dialirkan air pada suhu 25°C
ditempatkan ekstrak jahe pada permukaan prisma dan tutup dengan memutar skrup.Dibiarkan alat beberapa menit kemudian di baca.
ii Bobot Jenis SNI 06-1312-1998
Piknometer dibersihkan
kemudian dibasuh
dengan etanol,
dikeringkanbagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan sisipkan tutupnya, kemudian didiamkan piknometer di neraca analitik selama 30
menit, kemudian ditimbang berat piknometer kosong. Setelah itu isi piknometer dengan aquades secara pelan-pelan hingga tidak terjadi gelembung udara dan
diletakkan di water bath yang mempunyai sirkulasi air pada suhu 25
o
C selama 30 menit, kemudian diangkat, dilap sampai bersih kemudian diletakkan didalam
neraca analitik selama 30 menit dan ditimbang beratnya berat piknometer + oleoresin. Selanjutnya dikosongkan piknometer tersebut dan dicuci dengan etanol
dan dietil eter kemudian keringkan dengan arus udara kering. Diisi piknometer dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung, piknometer di taruh
kembali dalam water bathyang mempunyai sirkulasi air pada suhu 25
o
C selama 30 menit, kemudian diangkat, dilap sampai bersih kemudian diletakkan didalam
neraca analitik selama 30 menit dan ditimbang beratnya berat piknometer + aquades
m
2
- m Bobot Jenis = ---------
m
1
- m dimana : m adalah bobot piknometer kosong
m
1
adalah bobot piknometer berisi air pada suhu 25
o
C m
2
adalah bobot piknometer berisi ekstrak jahe pada suhu 25
o
C iii
Rendemen Oleoresin yang diperoleh ditimbang beratnya dengan neraca analitik.
berat oleoresin Rendemen = ----------------------------------------- X 100
berat jahe kering sebelum disuling iv
Analisis Gingeroldan Shogaol Lee et al. 2007 Pengujian komposisi kandungan 6-, 8-, 10-gingerol dan 6-shogaol
pada ekstrak jahe dilakukan dengan menggunakan metode LC-PDA liquid chromatography-photodiode array detectionekstrak jahe kemudian dianalisis
dengan HPLC Shim pack ODS VP C18 150Lx4.6. Suhu kolom oven 40
o
C.Panjang gelombang 280 nm dan laju alir fase gerak 1 mlmenit.Pelarut yang digunakan dalam kolom C-18 adalah air dan asetonitril fase gerak.
Tahap II Pembuatan nanogingerol
Pembuatan nanogingerolmenggunakan metodeyang mengkombinasikan antarakomposisi dan suhu. Ekstrak jahe yang diperoleh dari tahap I dipersiapkan
sebagai fase minyak dengan pelarut etanol 96 pada konsentrasi 10 100 g ektrak jahe dalam 1000 ml etanol.Kemudian dibuat 1000 ml larutan buffer
phospat sodium dihidrogenphospat 10 mM dalam aquades menggunakan NaOH dan atau HCl hingga pH 7 Lampiran 2.Sampel 100 ml dipersiapkan dengan
mancampurkan fase minyak pada perbandingan 10, 30, 50 dengan larutan
buffer kedalam beaker glass. Selanjutnya dilarutkan Tween 80 sebanyak 10 dari fase minyak dalam larutan buffer.Untuk lebih jelasnya formulasi sediaan
nanoegingerol tersaji pada Tabel 4.Pencampuran fase minyak dan fase air menggunakan homogenizerUltra Thurrax T8kecepatan 22.000 rpm selama 10
menit.Pengadukan 10 menit pertama ini disebut dengan preemulsi.Dilanjutkan proses pembuatannanogingerolpada suhu perlakuan 30, 40, 50
o
C menggunakan homogenizer kecepatan 22.000 rpm selama 10 menit. Tahapan pembuatan
nanogingerol dapat dilihat pada Gambar 6.Akhir tahap ini nanogingeroldianalisis sifat fisiknya meliputi ukuran droplet, kestabilan, kelarutan serta analisis
penunjang sepertipH, viskositas, dan konduktivitas listrik.
Dinginkan dengan segera suhu +
22 C
Persiapan Fase Minyak:
Ekstrak Jahe 10 Pencampuran
dengan Etanol 96
Persiapan Fase Air :
Larutan Buffer Sodium dihidrogenpospat pH 7 Pencampuran dengan
Tween 80 10 NaOH dan atau HCl
Pencampuran fase minyak 10, 30, 50 dalam fase air, ow
Pengadukan dengan homogenaizer Ultra Thurrax T8 kecepatan 22 000
rpm selama 10 menit, suhu ruang
Preemulsi
Analisis : - Dispersi dan ukuran droplet
- pH - Viskositas
- Konduktifitas Pengadukan dengan homogenizer Ultra Thurrax T8
kecepatan 22 000 rpm, dengan perlakuan suhu 30, 40, 50
C selama 10 menit
Nanogingerol
Gambar 6. Proses Pembuatan nanogingerol Tabel 4.Formulasi sediaan nanogingerol
Fase minyak vv
Fase air vv
Surfaktan vv
10 89
1 30
67 3
50 45
5 i
Viskositas Nanogingerol Nanogingerol diukur dengan viskometer rotary, sampel diukur pada suhu
ruang 27 ± 0.2 °C ii
Analisis pH SNI 06-2413-1991 Nilai pH dihitung dengan pH meter, alat dihidupkan dan dibiarkan
sebentar hingga angka stabil.pH meter distandarkan dengan larutan buffer 7. Nilai pH diukur dengan cara mencelupkan elektroda pH kedalam larutan sampai
menunjukkan angka yang stabil. Sebelum pencelupan elektroda dibilas dengan akuades dan dilap degan tisu kering. Pengukuran dilakukan minimal 3 kali untuk
larutan sampel yang sama.
iii Stabilitasnanogingerol Yunus et al. 2013
Uji stabilitas
nanoemulsi dilakukan
dengan menyimpan
nanogingerolselama 3 -30 hari pada suhu ruang 28°C.Kemudian diamati secara visual atau kualitatif perubahan tekstur atau penampilan homogenitas.Adanya
endapan diberi tanda + dan tidak adanya endapan diberi tanda -. iv
Analisis Ukuran Droplet dengan PSA Particle size analyzer Analisis dispersi dan ukuran droplet nanogingerol dilakukan menggunakan
mikroskop digital Particulate Sisteme-Particle Sizer Analyzer yang dapat mengukur distribusi ukuran dengan kisaran 2 nm hingga 7000 nm menggunakan
dynamic ligh scattering dan gerak Brown. Ukuran droplet dihitung berdasarkan fungsi kolerasi Stokes-Einstein dan gerak Brown yang ditetapkan sebagai fungsi
translasi. Keluaran yang dihasilkan merupakan sistem dari metode statistik, commulant dan laplace dimana masing-masing sistem menghasilkan distribusi
ukuran dalam intensitas, jumlah dan volume.
Tahap IIIAplikasi Nanogingerol
Nanogingerol yang terbaik dilarutkan kedalam berbagai tingkat kepolaran pelarut seperti heksan, etil asetat, aseton, etanol dan methanol dan air. Kelarutan
nanogingerol ini akan berguna untuk aplikasi dalam pengembangan produk nanogingerol selanjutnya. nanogingerol yang dinyatakan stabil dan terbaik dengan
rata-rata ukuran droplet terkecil diuji jugabioavailabilitasnya secara invitro. Sistematika penelitian tahap tiga dapat dilihat pada Gambar 7.
Nanogingerol
Aplikasi nanogingerol
Analisis - kelarutan
- bioavailabilitas
Gambar 7. Sistematika Penelitian Tahap III
i Uji kelarutan Hermawati 2004
Uji sifat kelarutannanogingerol dilakukan dengan mencampur dalam gelas ukur 100 ml nanogingerol dengan pelarut organik 1:1 dari berbagai tingkat
polaritas yaitu heksan, etil asetat, aseton, etanol, metanol dan air dengan nilai polaritas berturut-turut : 0, 38, 47, 68, 73 dan 90. Masing-masing fase pelarut
organik kemudian diukur volumenya sebelum dicampur dan setelah dicampur, pertambahan volum fase organik merupakan nilai kelarutan.
ii Uji Bioavailabilitasnanogingerol secara invitro Baskar 2012
Salah satu cara metode in vitro untuk mengukur jumlah zat aktif gingerol yang terpenetrasi malalui selmembran yaitu dengan menggunakan sel difusi
Franz yang terbagi atas dua kompertemen yaitu kompertemen donor dan kompertemen reseptor yang terpisahkan oleh suatu pelapis atau potongan
membran. Membran yang digunakan dalam uji penetrasi ini menggunakan membran berupa potongan usus kambing.Membran diletakkan diantara kedua
kompertemen yang dilengkapi O-ring untuk menjaga letak membran.Selanjutnya kompertemen reseptor diisi dengan larutan penerima yaitu buffer phosfat pH
7.4.Suhu pada sel dijaga 37
o
C dengan sirkulasi air menggunakan water jacket di sekeliling kompertemen reseptor. Sediaan yang akan di uji diaplikasikan pada
membran usus. Kemudian pada interval waktu tertentu cairan dari kompertemen reseptor diambil beberapa ml. Selanjutnya jumlah zat aktif yang terpenetrasi
melalui usus dapat dianalisis dengan metode yang sama dengan uji gingerol.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Ekstrak Jahe