1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber bahan baku herbal di indonesia cukup melimpah, salah satu tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan yaitu jahe Zingiber officenale Rosc.
Penggunaan jahe secara modern umumnya dimanfaatkan dalam bentuk ekstrak murni. Semakin berkembangnya industri yang menggunakan ekstrak jahe maka
kebutuhan akan ekstrak jahe juga semakin besar, baik volume maupun jenisnya. Namun produktivitas tanaman jahe ini semakin lama semakin menurun.Pasokan
ekspor jahe Indonesia untuk pasar dunia semakin menurun yaitu urutan ke empat belas karena produktivitas jahe Indonesia menurun 0,11 setiap tahun menjadi
rata-rata 19,06 tonha pada kurun 2005-2008 Balitro 2012.
Pemanfaatan ekstrak jahe berkhasiat multi guna semakin meluas baik sebagai rempah-rempah, pangan fungsional, obat, penyedap, penyegar, kosmetik,
parfum dan beragam kebutuhan industri lainnya. Namun zat aktif pada jahe ini belum optimal dimanfaatkan karena sifatnya yang hidrofobik sehingga kurang
larut dalam air serta kecepatan dan daya serapnya kedalam tubuh masih yang masih rendah.Karena produktivitas yang menurun dan kebutuhan yang terus
meningkat serta sifat zat aktif jahe yang masih sukar terserap oleh tubuh maka perlu dicarikan alternatif pengembangan proses produksi untuk meningkatkan
efisiensi serta memperbaiki sifat fisik zat aktif untuk penggunaan dalam berbagai aspek fungsionalnya. Salah satu proses yang dapat dikembangkan adalah dengan
nanoteknologi.
Nanoteknologi merupakan salah satu bidang rekayasa yang penting dan sedang berkembang pesat saat ini karena dapat diaplikasikan secara luas dalam
bidang lingkungan, industri, makanan, biomedis dan lain sebagainya.Penelitian bidang rekayasa nanoteknologi telah menjadi prioritas dibeberapa negara
maju.Penelitian nano partikel sebagai pembawa zat aktif dan pengantar zat aktif pada produk herbal telah berkembang beberapa tahun terakhir.Sidqi 2011 telah
melakukan penelitian peningkatan bioavailabilitas zat aktif temulawak dengan penyalutan menggunakan nanokitosan.Nanoemulsi 10-200 nm memiliki sifat-
sifat dan performansi serta fenomena yang unik dan jauh lebih unggul dibanding dengan
emulsi biasa
1-20 ยต m
Devarajan dan
Ravichandran 2011.Dengandemikian material nanoemulsi dapat direkayasa sedemikian rupa
sehingga menjadi lebih efektif, efisien dan berdaya guna Debnath et al. 2011. Nanoemulsi merupakan bagian dari nanoteknologi yang memiliki banyak
manfaat seperti
meningkatkan kelarutan
komponen, meningkatkan
bioavailabilitas, meningkatkan penyerapan dan mengurangi dosis penggunaan McClement 2013 .Penyerapannya zat aktif terkaitdengan besarnya ukuran
partikel. Ukuran mikron dapat terabsorbsi hanya 50 sedangkan ukurannano dapat terabsorbsi oleh tubuh hampir 100 Suptijah 2009.
Nanoemulsi umumnya dibuat dengan menggunakan metodeberenergi tinggi. Ochomogo dan Monsalve-Gonzalez 2009, telah menggunakan
nanoemulsi pada minyak esensial, oleoresin, dan minyak berbasis flavor alam
menjadi produk
makanan seperti
minuman berkarbonasi
dan saladdressingmenggunakan homogenisasi bertekanan tinggi. Metoda lainyang
dapat dikembangkan untuk pembuatan nanoemulsi adalah dengan metode berenergi rendah. Metode berenergi rendah menghasilkan ukuran emulsi yang
dipengaruhi oleh sistem komposisi rasio dan tipe surfaktan, rasio minyak dalam air, persiapan emulsi bahan tambahan, kecepatan aduk dan kondisi lingkungan
suhu McClements 2013. Nanoemulsi minyak dalam air dan koloid merupakan dua jenis sistem dispersi yang cocok untuk pengantar komponen lipofilik pada
industri farmasi dan makanan Rao dan McLements2012. Nanoemulsi tidak terbentuk secara spontan, namun dapat dihasilkan dengan metode yang
memanfaatkan energi kimia dalam sistem emulsi, cara ini cocok digunakan untuk bahan seperti protein dan golongan peptida Herrera 2012.
Pembuatan nanogingerolini menggunakan metodeberenergi rendah dengan mengkombinasikan rasio fase minyak dalam fase air dan suhu lingkungan. Pelarut
organik yang digunakan dipilih berdasarkan kelarutannya dalam air, titik didih, dan legalitas Lee dan McClements 2010 dan suhu lingkungan diatur berdasarkan
stabilitas zat aktif dan pelarut organik yang digunakan dalam persiapan pembuatan nanoemulsi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi
teknologi dalam pembuatan nanogingerolmenggunakan metode rendah energi dan dapat memperbaiki sifat fisik, kelarutan serta bioavailabilitas zat aktif sehingga
lebih efektif dan hemat dalam penggunaan ekstrak jahe nantinya.
1.2 Perumusan Masalah