TELAAH PUSTAKA ekonomi pemb ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB III TELAAH PUSTAKA

1. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo disusun dalam sebuah paper yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan pada APBD Kabupaten Boyolali”. Paper tersebut disunting oleh Abdul Halim yang tergabung dalam buku “Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi” tahun 2002. Tujuan Penelitian yang dilakukan Widodo tersebut adalah untuk mengetahui kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya, apakah pemerintah sebagai pihak ynag diserahi tugas menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat telah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Untuk menganalisa kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya peneliti menggunakan analisa rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakan pemerintah daerah tersebut. Beberapa Rasio Keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu Rasio Kemandirian, Rasio Efektifitas dan Efisiensi dan Debt Service Coverage Ratio sub mengacu pada HalimAbdul,2002. Dari penelitian yang dilakukan oleh Widodo ini diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menilai kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan daerah sebagai mana dituangkan dalam APBD. 2. Kemandirian Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali dalam memenuhi kebutuhan dana untuk penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat masih relatif rendah dan bahkan cenderung turun yaitu dari 16,65 pada tahun anggaran 19971998 menjadi 9,69 pada tahun anggaran 2000. 3. Sebagian besar pendapatan daerah Kabupaten Boyolali, masih diprioritaskan untuk mencukupi belanja rutin yaitu rata-rata mencapai 80 dari total pendapatan yang diterima. 4. Aktivitas penyerapan dana untuk belanja pembangunan masih terkonsentrasi pada triwulan IV yaitu sebesar 72,96 dari total anggaran pembangunan. 5. Secara potensial apabila terjadi kekurangan dana, maka untuk mencukupi kebutuhan belanjanya, Kabupaten Boyolali memiliki kesempatan untuk melakukan pinjamaman. Hal ini karena pada tahun anggaran 2000 mempunyai DSCR sebesar 11,89, dan pada tahun 2001, menurut penelitian Tim dari LPEM UI, Kabupaten Boyolali dapat melakukan pinjaman dengan maksimum pokok angsuran pinjaman sebesar Rp. 15,055 miliar. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ruslina Nadaek 2003 disusun dalam sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan APBD untuk Menilai Kinerja Pemerintah Daerah” studi kasus Kabupaten Maluku Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan rasio kemandirian, rasio efektivitas dan rasio efisiensi pada Keuangan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara. Ruslina mengemukakan bahwa tingkat kemandirian daerah Kabupaten Maluku Tenggara yang diukur melalui PAD, hanya mencapai rata-rata sebesar 2,93 untuk setiap tahun anggaran dengan peningkatan tiap tahun sebesar 0,46. Kondisi ini menunjukan bahwa kemandirian daerah masih sengat jauh dari yang diharapkan. Pendapatan daerah masyarakat Maluku Tenggara sebagian besar masih diprioritaskan untuk mencukupi belanja rutin yaitu rata-rata 56 dari total pendapatan yang diterima. Kondisi ini menunjukan bahwa jika menggunakan indikator PAD, maka Kabupaten Maluku Tenggara dalam rangka melaksanakan otonomi daerah masih belum mampu ditinjau dari aspek kemampuan keuangan daerahnya sebab masih sangat tergantung dengan pemerintah pusat. Rasio efektivitas pemungutan PAD Kabupaten Maluku Tenggara dari tahun anggaran 19981999 sampai dengan tahun anggaran 2002 rata-rata 89,59 dengan peningkatan setiap tahunnya sebesar 7,22. Dengan demikian pemungutan PAD di Kabupaten Maluku Tenggara cenderung tidak efektif karena kontribusi yang diberikan terhadap target yang ingin dicapai kurang dari 100. Akan tetapi dari hasil analisis trend dengan metode Least Square terlihat adanya peningkatan rasio efektivitas dari tahun ke tahun yang menunjukkan kinerja pemerintah daereh yang semakin baik. Rasio efisiensi pemungutan PAD Kab. Maluku Tenggara selama lima tahun anggaran yaitu dari tahun anggaran 19981999 sampai dengan 2002 rata-rata sebesar 3,27 dan setiap tahun anggaran mengalami penurunan sebesar 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa pemungutan PAD Kabupaten .Maluku Tenggara dari tahun ke tahun semakin efisien karena biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD semakin proposional dengan realisasi PAD yang didapatkan. Hal ini menunujukkan kinerja pemerintah daerah yang semakin baik. 3. Penelitian Skripsi karya Fitriyah Nurlaili 2004, dengan judul “Peran Retribusi Pasar Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jombang”. Dalam analisisnya , penulis menyimpulkan menjadi beberapa kesimpulan yaitu : a. Besar kontribusi retribusi pasar terhadap PAD Kabupaten Jombang dirasa belum cukup maksimal. Kontribusi pasar pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2002 mengalami fluktuasi tetapi dua tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup berarti. Rata-rata kontribusi retribusi pasar terhadap PAD sebesar 4,57. b. Elastisitas retribusi pasar di Kabupaten Jombang terhadap PDRB tahun 1997 sampai dengan tahun 2002 berfluktuasi. Rata-rata elastisitasnya yaitu sebesar 8,75. c. Potensi retribusi pasar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. d. Perhitungan tingkat upaya pemungutan terlihat tiap tahunnya mengalami kenaikan rata-rata tiap tahunnya sebesar 0,08. e. Efektifitas retribusi pasar terlihat berfluktuasi, meski sebagian besar mengalami penurunan. Efektifitas retribusi pasar di Kabupaten Jombang rata- rata tiap tahunnya sebesar 106,78 dan semuanya digolongkan kinerja yang efektifitasnya sangat efektif. f. Berdasarkan perhitungan efisiensi retribusi pasar di Kabupaten Jombang terlihat cukup efisien pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2002 efisiensinya tidak mengalami kenaikan yaitu tetap sebesar 2,99 dan digolongkan dalam tingkat yang efisien. Dan berarti bahwa hanya 2,99 yang dikeluarkan sebagai biaya pemungutan dari total realisasi penerimaan retribusi pasar tersebut.

BAB IV LANDASAN TEORI