Kabupaten Sleman secara geografis terletak di antara 107
o
15
‘
03
“
dan 100
o
29
‘
30
“
Bujur Timur, 7
o
34
‘
51
“
dan 7
o
47
‘
03
‘’
Lintang Selatan. Jarak terjauh Utara-Selatan 32 Km, Timur-Barat 35 Km.
Wilayah Kabupaten Slemna seluas 18dari luas wilayah Propinsi DIY atau seluas 57.482 ha. Dari luas wilayah tersebut termanfaatkan untuk
tanah sawah seluas 23.426 ha 40,75, tanah tegalan seluas 6.429 ha 11,18, tabah pekarangan seluas 18.794 ha 32,69, hutan rakyat seluas
1.592 ha 2,77, hutan negara seluas 1.335 ha 2.32, kolam seluas 370 ha 0,64 dan lain-lain seluas 5.536 ha 9,63.
Batas-batas wilayah Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
:Kabupaten Boyolali Jateng Sebelah Timur
:Kabupaten Jateng Sebelah Selatan
:Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta Sebelah Barat
:Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Jateng.
Iklim di wilayah Kabupaten Selman termasuk tropis dengan musim hujan antara November – April dan musim kemarau antara Mei – Oktober.
Curah hujan rata-rata bekisar antara 1500-3000.
2.2. Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman
Prioritas pembangunan daerah di Kabupaten Sleman dirumuskan sebagai beriku. BPK kabupaten Sleman
a. Mewujudkan Perintahan Derah Yang Baik Prioritas pembangunan untuk mewujudkan pemerintahan
daerahkabupaten yang baik dilakukan melalui pembangunan dibidang hukum, bidang politik, bidang penyelenggaraan pemerintahan, bidang
komunikasi, informasi dan media masa, bidang ketentraman dan ketertiban.
b. Meningkatkan Kegiatan Ekonomi Daerah Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi daerah, priortas
pembangunan dibidang ekonomi meliputi industri, pertanian dan kehutanan, sumber daya air dan irigasi, perdagangan, koperasi, usaha
kecil dan menengah, pengembangan usaha dan keuangan daerah, transportasi, pertambangan, energi dan parwisata.
c. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Prioritas pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
dilakukan melalui pembangunan bidang agama, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pemuda dan olah raga, kependudukan,
keluarga berencana, tenaga kerja dan transmigarsi, kesehatan dan kesejahteraan social, pemberdayaan perempuan, kebudayaan dan
kesenian. d. Meningkatkan Kapasitas Pengembangan Potensi Wilayah
Prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan kapasitas pengembangan potensi wilayah dilaksanakan melalui pembangunan
bidang pedesaan dan perkotaan, pemanfaatan ruang, pertanahan, perumahan dan pemukiman, wilayah perbatasan serta sumber daya alam
dan lingkungan hidup.
2.3. Bidang Pemerintahan
Bidang Pemerintahan Kabupaten Sleman meliputi: wilayah administrasi, penduduk, aparat pemerintahan, pemerintah daerah,
pemerintahan umum, keamanan dan ketertiban, serta pertanahan. a. Wilayah Administratif
Secara administratif Kabupaten Sleman terbagi 86 desa dan 17 kecamatan. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Sleman sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Sleman
Tahun 2004
Banyaknya No Kecamatan
Desa Dusun Luas
Km2 1. Moyudan
4 65
2.765 2. Godean
7 77
2.684 3. Minggir
5 68
2.727 4. Gamping
5 59
2.925 5. Seyegan
5 67
2.663 6. Turi
4 54
4.309 7. Tempel
8 98
3.249 8. Sleman
6 83
3.132 9. Ngaglik
5 87
3.852 10. Mlati
5 74
2.852 11. Depok
3 58
3.555 2. Cangkringan
5 73
4.799 13. Pakem
5 61
4.384 14. Ngemplak
5 82
3.571 15 Kalasan
4 80
3.584 16. Berbah
4 58
2.299 17. Prambanan
6 68
4.135 Jumlah
86 1.212
57.482
Sumber data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun 2004
Untuk membantu pelaksanaan pemerintah desa di Kabupaten Sleman terdapat 1.212 dusun, 3.010 RW dan 7.391 RT. Dengan mempertimbangkan
status Kabupaten Sleman sebagai hiterland dari kota Yogyakarta maka dari 86 desa yang ada 27 desa terkategorikan sebagai desa pedesaan dan 59 desa
merupakan desa perkotaan. b.
Penduduk
Menurut registrasi penduduk pada akhir tahun 2004, jumlah penduduk Sleman tercatat 884.727 jiwa, terdiri dari 427.967 laki-laki dan 446.760
perempuan. Dengan luas wilayah 57.482 km
2
, maka kepadatan Penduduk Kabupaten Sleman adalah 1.539 jiwa per km
2
. Beberapa kecamatan yang relatif padat penduduknya adalah Depok dengan 3.238 jiwa per km
2
, Mati dengan 2.469 jiwa per km
2
serta Gamping dan godean dengan masing- masing 2.408 jiwa dan 2.210 jiwa per km
2
. c. Aparat Pemerintahan
Jumlah pegawai instansi otonom pada tahun 2004 sebanyak 13.014 orang. Dari jumlah tersebut 192 orang adalah pegawai golongan I, 2.258
orang pegawai golongan II, 6.776 pegawai golongan III, dan 3.791 orang adalah pegawai golongan IV. Menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan
pegawai otonom terdiri dari 316 pegawai berijasah SD, 525 berijasah SMP, 4.144 pegawai berijasah SMA, 4.327 pegawai berijasah DI, DII dan 3.705
pegawai berijasah DIV-S2. Jumlah pegawai instansi vertikal yang ada di Kabupaten Sleman adalah
sebanyak 1.572 orang, terdiri dari 6 golongan I, 291 pegawai golongan II, 982 pegawai golongan III dan 293 pegawai golongan IV. Bila dilihat dari
pendidikannya pegawai instansi vertikal tersebut terdiri dari 17 pegawai berijasah SD, 36 pegawai berijasah SMP, 376 pegawai berijasah SMA, 468
pegawai berijasah DIII dan 666 berijasah S1, S2.
Pada tahun 2004 DPRD Kabupaten Sleman menyelenggarakan 110 kali rapat komisi, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang menunjukkan
angka 129. Sedangkan sidang panitia diselenggarakan 133 kali, juga lebih rendah dari tahun sebelumnnya yang diselenggarakan sebanyak 146 kali.
Keputusan yang diterapkan oleh DPRD pada tahun 2004 sebanyak 103 keputusan, sedangkan kunjungan kerja yang dilakukan 22 kali. Komisi A
paling banyak melakukan kunjungan kerja yaitu 7 kali, sedangkan komisi E paling sedikit yaitu 2 kali.
2.4.Bidang Ekonomi dan Pembangunan
a. Keuangan Daerah Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah urusan yang harus
dikelola Kabupaten Sleman sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah, beban pembiayaan semakin berat. Perkembangan realisasi APBD
selama 5 tahun adalah sebagai berikut: Tabel 2.2.
Perkembangan Realisasi APBD Kabupaten Sleman Tahun 2004
Tahun APBD Rp
2000 128.038.616.420 2001 308.531.584.637
2002 383.093.699.115 2003 452.878.625.018
2004 520.548.874.863
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kab. Sleman Tahun 2004
Peningkatan realisasi APBD Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun juga diikuti dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD. Sebagai
gambaran kondisi Pendapatan Asli Daerah selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3. Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD
Kabupaten Sleman tahun 2004
Tahun Realisasi PAD Rp
2000 17.889.886.435 2001 29.571.153.214
2002 38.908.192.768 2003 52.972.697.478
2004 70.499.050.998
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kab. Sleman Tahun 2004
Dari Realisasi Pendapatan Asli Daerah yang tergali tersebut dapat tergambarkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.4. Kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Sleman
Tahun 2004
Tahun Anggaran
Kontribusi Pada APBD
2000 13.97 2001 9.58
2002 10.2 2003 11.7
2004 13.54
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kab. Sleman Tahun 2004
2.5. Pendapatan Asli Daerah PAD