Latar Belakang Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum Dan Sesudah Senam Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Persadia Rumah Sakit Sari Asih Ciputat Tahun 2013

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi sehat menurut kesehatan dunia WHO adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Namun seiring perkembangan jaman dan meningkatnya jumlah penduduk, peningkatan jumlah penderita suatu penyakit pun semakin tinggi. Salah satu penyakit yang mengalami peningkatan jumlah penderita yang cukup tinggi adalah penyakit degeneratif Potter Perry, 2005. Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktifitas seseorang, dimana progresifitas penyakit akan bertambah seiring bertambahnya usia penderita. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut antara lain penyakit kardiovaskuler jantung dan pembeluh darah termasuk hipertensi, diabetes melitus dan kanker Brunner Suddart, 2002. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar riskesdas tahun 2007, penyakit degeneratif meningkat dari 41,7 pada tahun 1995 menjadi 59,5 pada tahun 2007. Dari beberapa penyakit degeneratif yang ada, penyakit diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang mengalami peningkatkan jumlah penderita yang cukup tinggi. Depkes, 2007. Diabetes Mellitus DM merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi dan secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi pankreas yang berfungsi mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya American Diabetes Assosiation, 2004 dalam SmeltzerBare, 2008. Diabetes Mellitus merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian jumlah tersebut akan meningkat menjadi 300 juta orang Suyono, 2006. Menurut data WHO 2007, Indonesia menempati urutan keempat terbesar dalam jumlah penderita diabetes di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap penyakit diabetes. Dari berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 pada tahun 2005 sangat mengejutkan yaitu sebesar 14,7 di daerah Depok, demikian juga di Makasar prevalensi diabetes sebesar 12,5. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur. Peningkatan jumlah pasien Diabetes Mellitus yang terus menerus dan besarnya biaya perawatan pasien diabetes yang terutama disebabkan oleh karena komplikasinya, maka upaya yang paling baik adalah meakukan pencegahan. Menurut American Diabetes Association 2004, komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda dan diperlambat dengan mengendalikan kadar glukosa darah. Pengelolaan diabetes yang bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal dapat dilakukan secara nonfarmakologis dan farmakologis. Pengelolaan nonfarmakologis meliputi pengendalian berat badan, olah ragalatihan jasmani dan diet. Terapi farmakologis meliputi pemberian insulin dan atau obat hiperglikemia oral. Terapi ini diberikan jika terapi non farmakologis tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah dan dijalankan dengan tidak eninggalkan terapi non farmakologis yang telah diterapkan sebelumnya. Seseorang yang obesitas dan menderita DM tipe 2 tidak memerlukan terapi farmakologis, jika mereka menurunkan berat badannya dan juga melakukan olahraga secara teratur SmeltzerBare, 2008. Olahraga atau latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol dan mengatasi diabetes. Latihan jasmani secara langsung dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yng aktif, dan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor insulin menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah pada pasien diabetes Ilyas, 2007. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puji Indriyani dkk, di wilayah puskesmas Bukateja Purbolinggo terhadap 22 responden didapatkan bahwa sebelum melakukan senam rata-rata kadar gula responden adalah 240,27 mgdl, dan setelah melakukan senam rata-rata kadar gula responden menjadi 210,14 mgdl, terjadi penurunan kadar gula darah sebesar 30,14 mgdl, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga.Indriyani, 2007. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Putra 2010 juga menunjukkan perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam, penelitian ini membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan hasil untuk kelompok kontrol p= 0,023 dan kelompok intervensi p= 0,013. Penurunan kadar gula darah pada kelompok intervensi 1,2 kali lebih besar dari pada kelompok kontrol 31,92 mgdl berbanding 27 mgdl .Dwi Putra, 2010 Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudirman dkk, di RSU RA Kartini Jepara pada tahun 2008 terhadap 67 responden didapatkan bahwa kadar gula darah sebelum senam yang paling banyak adalah 180 mgdl sebanyak 25 orang 37,3, dan kadar gula darah sebelum senam paling sedikit adalah 100- 144 mgdl sebanyak 18 orang 26,9. Nilai kadar gula darah sesudah senam yang paling banyak adalah 180 mgdl sebanyak 37 orang 53,2 dan nilai kadar gula darah sesudah senam yang paling sedikit adalah 100-144 mgdl sebanyak 13 orang 19,4, maka di simpulkan bahwa tidak ada pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah Sudirman, 2009. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul Iffah 2012 juga menunjukkan hak yang sama. Bahwa sebelum melakukan Senam Diabetes, rata-rata kadar gula darah responden adalah 193.32 mgdl dengan standar deviasi 68.25, dan sesudah melakukan Senam Diabetes rata-rata kadar gula darahnya menjadi 202.43 mgdl dengan standar deviasi 73.10.Berdasarkan uji statistik t test di dapatkan nilai p value = 0,000 p 0,05 t hitung 5,566 lebih kecil dari t tabel 1.67. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh senam Diabetes Mellitus terhadap penurunan kadar gula darah. Frekuensi senam diabetes di Persatuan Diabetes Indonesia PERSADIA Rumah Sakit Sari Asih Ciputat dilaksanakan setiap 1 kali seminggu setiap hari sabtu secara terpimpin dengan durasi 30-60 menit yang diikuti oleh 30 peserta pasien Diabetes Mellitus. Sedangkan pemeriksaan glukosa darah para peserta tidak pernah dilakukan baik sebelum atau setelah senam dilakukan, sehingga evaluasi keberhasilan senam terhadap perubahan kadar gula darah belum diketahui.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Studi Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh

15 165 69

Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

17 128 175

Perbandingan Mean Platelet Volume ( MPV ) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Yang Terkontrol Dan Tidak Terkontrol

3 95 95

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

Studi Penatalaksanaan Pasien Diabetes mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik September sampai Desember 2009

0 25 77

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 14

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 18

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA.

0 1 11

PENERAPAN SENAM DIABETES TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA KELOMPOK PROLANIS DIABETES MELLITUS TIPE II

0 0 16

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA SEBELUM DAN SESUDAH SENAM DIABETES PADA PASIEN PROLANIS DIABETES MELLITUS TIPE 2 Manuscript

0 0 6