Perlu ditekankan pentingnya keteraturan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan terutama pada pasien yang menggunakan
obat penurun glukosa darah dan insulin. c. Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan
mengurangi resiko kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot
dan juga diperbaiki dengan berolahraga. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka
yang relatif sehat latihan jasmani dapat ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan
yang kurang gerak. d. Terapi Farmakologis
Insulin mungkin diperlukan pada Diabetes Mellitus tipe 2 sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika
diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasilrfr mengontrolnya. Disamping itu, sebagian pasien diabetes tipe 2 yang biasanya
mengendalikan kadar glukosa darah dengan diet dan obat kadang membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami sakit,
kehamilan pembedahan atau beberapa keadian stress lainnya.
7. Glukosa Darah
a. Definisi
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan
otot rangka. Joyce LeeFever, 2007 Menurut kamus kedokteran Dorland 2002 gula darah adalah produk
akhir dan merupakan sumber energi utama organisme hidup yang kegunaannya dikontrol oleh insulin. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas
yang sempit sepanjang hari : 4-8 mmoll 70-150 mgdL. Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum
makan. b. Mekanisme Pengaturan Gula Darah
Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak,
tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya
apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat
dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mgdl dalam keadaan puasa. Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004.
Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal kadar glukosa darah akan meningkat, namun tidak melebihi 170 mgdl.
Banyak hormon ikut serta dalam mempertahankan kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres.
Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan
mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah, menandakan terjadinya gangguan homeostatis
dan sudah semestinya mendorong tenaga analis kesehatan melakukan pemeriksaan untuk mencari etiologinya. Ronald A. Sacher, Richard A.
McPherson, 2004 . Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk
mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di hati. Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen
menjadi glukosa proses ini disebut glikogenolisis. Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel
yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut
glikogenesis, yang mengurangi level gula darah. Diabetes Mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak
dihasilkannya insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang dilepaskan “resistensi insulin”. Kedua jenis
diabetes ini mengakibatkan terlalu banyak glukosa yang terdapat di dalam tubuh. Tabel 2.1 : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode
enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM
Kadar glukosa darah mgdL
Bukan DM Belum pasti
DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu :
Plasma vena Darah kapiler
100 90
100 - 199 90
– 199 ≥ 200
≥ 200
Kadar glukosa darah puasa :
Plasma vena Darah kapiler
100 90
100 – 125
90 – 99
126 100
Sumber : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2, 2006
Tabel 2.2 : kadar glukosa darah sewaktu
Glukosa darah Kadar normal
Glukosa darah puasa ≤ 110 mgdL
Glukosa darah 2 jam setelah makan postprandial
140 mgdL untuk usia 50 tahun atau kurang.
160 mgdL untuk usia 50-60 tahun
Random Tingkat bervariasi tergantung
kapan dan seberapa banyak kamu makan pada saat makan terakhir.
Pada umumnya 80-120 mgdL Sebelum makan atau saat bangun
tidur 100-140mgdL
Sumber : http:diabetes.webmd.comblood-glucose?page=3
c. Cara Mengontrol Gula Darah Kadar gula darah dapat dikontrol dengan 3 cara yakni menjaga berat badan
ideal, diet makanan seimbang dan melakukan olahraga latihan fisik. Seiring dengan berjalannya waktu, ketiga cara tersebut sering kali kurang memadai lagi.
Kadar gula darah mungkin tidak terkontrol dengan baik. Pada keadaan yang seperti inilah baru diperlukan obat anti diabetes OAD. Jadi, pada dasarnya obat
baru diperlukan jika dengan cara diet dan olahraga gula darah belum terkontrol dengan baik.
8. Faktor Yang Mempengaruhi Gula Darah