23
3. Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadiah atau investasi berdasarkan akad mudharabah dan atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 4. Memindahkan uang baik kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah melalui rekening BPRS yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS.
5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan Bnak Indonesia.
25
D. Baitul Maal Wat Tamwil BMT
Baitul Mal Wat Tamwil BMT adalah lembaga keuangan non bank yang beroperasi berdasarkan syariat dengan prinsip bagi hasil, didirikan oleh dan untuk
masyarakt di suatu tempat atau daerah. BMT memiliki dua bidang kerja yaitu sebagai lembaga Mal Baitul Mal dan sebagai Tamwil Baitul Tamwil. Baitul Mal
dimaksudkan untuk menghimpun zakat, infaq, maupun shadaqah, dan menyalurkan kepada pihak-pihak yang berhak dalam bentuk pemberian tunai maupun pinjaman
modal tanpa bagi hasil. Baitul Tamwil dimaksudkan untuk menghimpun dana mayarakat yang mampu dalam bentuk saham, simpanan ataupun deposito, dan
meyalurkannya sebagai modal usaha dengan bagi hasil.
26
Penggunaan badan hukum swadayakoperasi untuk BMT itu disebabkan karena BMT tidak termasuk kepada lembaga formal yang dijelaskan UU No. 7 tahun
25
UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
26
Azyumardi Azra, Berderma Untuk Semua : Wacana dan Praqktik Filantropi Islam Jakarta : Teraju, 2003, h.236.
24
1992 dan UU No. 10 tahun 1998 tantang perbankan yang dapat dioperasikan untuk menghimpun dan menyalurkan dana msyarakat adalah bank umum atau BPR. Baik
dioperasikan dengan cara konvensional maupun prinsip bagi hasil. Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, yang memungkinkan penerapan sistem operasi
bagi hasil adalah perbankan dan koperasi. BMT berkembang ke berbagai sektor usaha seperti sector keuangan maupun riil. Ketentuannya diatur dalam keputusan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor: 91KepM.KUKMIX2004 pasal 1 tentang petunjuk pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Setelah itu, diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
35.2PERM.KUKMX2007 BMT mempunyai tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaannya
yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat khususnya para pengusaha kecil, meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan
kepada para pengusaha kecil yang membutuhkan, membebaskan umat pengusaha kecil dari genggaman bunga dan rentenir, meningkatkan kualitas dan kuantitas
kegiatan usaha disamping meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan penghasilan, menghimpun dana umat islam yang selama ini enggan untuk
menyimpan dananya di bank atau lembaga keuangan yang masih menggunakan
25
sistem bunga, dan tujuan lainnya adalah lebih mengarah kepada perbaikan ekonomi umat islam.
27
Ciri-ciri BMT terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya yaitu terbagi atas ciri- ciri umum BMT, operasional Baitul Maal, dan operasional Baitul Tamwil. Ciri-ciri
dari operasional Baitul Maal berbeda dengan ciri-ciri operasional Baitul Tamwil. Didalam penjabaran dari ketiga ciri tersebut BMT Baitul Maal wat Tamwil secara
umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Baitul Maal Wat Tamwil merupakan lembaga ekonomi bukan bank yang dapat dijangkau dan mampu menjangkau nasabah
kecil bawah mikro yang beroperasi secara syariah dengan potensi jaminan dari dalam sekitar lingkungannya sendiri, Baitul Maal Wat Tamwil merupakan gabungan
dari kegiatan baitul tamwil dengan baitul maal, BMT berusaha untuk mengumpulkan dana anggota dan menyalurkannya kepada anggota untuk modal usaha produktif, dan
yang terakhir adalah Baitul Maal menerima zakat, infaq, shodaqoh dan menyalurkannya kepada asnafnya menurut ketentuan syariah dengan perkiraan
pemanfaatan yang paling produktif dan paling bermanfaat.
Apabila kita melihat dari ciri - ciri operasional Baitul Maal didalam penjelasannya terlihat dari segi visi dan misi sosialnya non komersil, dalam
operasionalnya Baitul Maal memiliki fungsi sebagai mediator antara pembayar zakat muzzaki dan penerima zakat mustahiq, Baitul Maal tidak boleh mengambil profit
ataupun dari operasinya, dan pembiayaan operasionalnya dapat diambil dari bagian
27
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK
26
amil. Sedangkan ciri-ciri Operasional Baitul Tamwil dapat dilihat dari segi visi dan misi ekonominya komersil, Baitul Tamwil dijalankan dengan prinsip ekonomi
islam, Baitul Tamwil memiliki fungsi sebagai mediator antara anggota yang memiliki kelebihan dana dengan anggota yang kekurangan dana, dan yang terakhir pembiayaan
operasionalnya berasal dari asset sendiri atau dana keuntungan bagi hasil dari pembiayaan usaha produktivitas anggoita.
28
Dalam menjalankan usahanya BMT mempunyai prinsip-prinsip yang dijalani. Prinsip Bagi Hasil, prinsip ini merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha nisbah antara penyedia dana yang dikenal dengan Shahibul Maal dan pengelola dana yang disebut Mudharib. Bentuk produk yang berdasarkan
prinsip ini adalah Mudharabah, Musyarakah, Muzaraah dan Musaqah. Prinsip Jual Beli dengan Keuntungan Margin, prinsip ini merupakan suatu cara jual beli yang
pelaksanaannya.
BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak sebagai penjual, dan
kemudian bertindak sebagai penjual dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut ditambah Mark-up sebagai harga jual. Bentuk produk yang berdasarkan
prinsip ini menggunakan akad bai al-Murabahah, bai as Salam, bai al Istishna. Prinsip Sosial Non Profit, disebut sebagai pembiayaan kebajikan, yakni pembiayaan
28
Tunge,”Ciri-Ciri Baitul Maal dan Baitul Tamwil”, artikel ini diakses pada 19 Mei 2013 dari http:tunge.wordpress.com.
27
yang bersifat sosial dan non komersil. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja, dan bentuk pembiyaan seperti ini biasanya menggunakan akad al
Qard atau al Qordhul Hasan.
29
E. Koperasi Syariah