Keawetan Alami TINJAUAN PUSTAKA

formadehida sehingga dianggap berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia Lorenz et al. 1999 diacu dalam Daud et al. 2009. Menurut Ria 2009, keberadaan formaldehida yang bersifat racun dalam perekat akan menyebabkan kematian rayap yang tinggi.

2.7 Keawetan Alami

Menurut Martawijaya et al. 1981, keawetan alami kayu merupakan ketahanan kayu secara alamiah terhadap serangan jamur dan serangga dalam lingkungan yang sesuai bagi organisme yang bersangkutan. Ketahanan kayu terhadap serangan mikroorganisme disebabkan karena dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain jenis dan banyaknya zat ekstraktif yang bersifat racun terhadap organisme perusak kayu yang terdapat dalam kayu seperti tanin, alkaloid, saponin, fenol, quinone, dan damar Tsoumis 1991. Umumnya semakin tinggi kandungan dalam kayu, maka keawetan alami kayu akan cenderung meningkat Wistara et al. 2002. Penggolongan keawetan kayu di Indonesia dibagi menjadi lima kelas yaitu kelas I yang paling awet sampai kelas V yang paling tidak awet. Penggolongan keawetan kayu dilakukan berdasarkan umur pakai kayu pada kondisi penggunaan yang selalu berhubungan dengan tanah lembab dimana terdapat koloni rayap Tabel 5. Tabel 5Penggolongan kelas awet kayu Kelas Awet Umur Pakai Tahun I 8 II 5-8 III 3-5 IV 1-3 V 1 Sumber: Nandika et al.1996. Penggolongan keawetan kayu ini hanya berlaku untuk dataran rendah tropik dan tidak termasuk ketahanan terhadap organisme penggerek di laut Nandika et al.1996.Penggolongan kelas awet kayu didasarkan pada perbedaan keawetan kayu terasnya, karena bagaimanapun awetnya suatu jenis kayu, bagian gubalnya selalu memiliki keawetan yang lebih rendah.Hal ini disebabkan pada kayu teras terdapat zat-zat ekstraktif seperti fenol, tanin, alkaloid, saponin, dan damar.Zat-zat tersebut mempunyai daya racun terhadap organisme perusak kayu Wistara et al. 2002. 2.8 Rayap Menurut Nandika et al. 2003, rayap merupakan serangga sosial yang hidup dalam suatu komunitas yang disebut koloni. Rayap tidak memiliki kemampuan untuk hidup lebih lama bila tidak berada dalam koloninya Nandika et al. 2003.Inward et al. 2007 juga mendefiniskan rayap sebagai serangga dengan ukuran tubuh yang kecil berasal dari Ordo Blatodeayang makanannya selulosa dari kayu. Nama lain dari rayap adalah anai-anai, semut putih white ant, rengas, dan laron. Untuk saat ini, rayap tidak hanya dijumpai pada daerah tropis dan subtropis saja, melainkan rayap sudah ditemukan pada daerah temperate dengan letak lintang 50 LU dan 50 LS. Di daerah tropika rayap dapat ditemukan mulai dari pantai sampai ketinggian 3000 mdpl Tarumingkeng 2001. Sari 2002 diacu dalam Normasari 2007 menerangkan bahwa Coptotermes curvignathus merupakan genus terbesar dari Famili Rhinotermitidae yang tersebar di daerah-daerah tropis. Serangan yang paling luas di Indonesia disebabkan oleh rayap Coptotermes curvignathus lebih sering dikenal dengan sebutan rayap tanah. Coptotermes curvignathus Holmgren dapat bersarang di dalam kayu yang mati atau yang masih hidup serta di dalam tanah. Adapun taksonomi dari Coptotermes curvignathus Holmgren antara lain: Kelas : Insecta Ordo : Blatodea Famili : Rhinotermitidae Subfamili : Coptotermitinae Genus : Coptotermes Spesies : Coptotermes curvignathus Holmgren. Komunitas rayap akan bertambah efisien dengan adanya spesialisasi kasta dimana masing-masing kasta memiliki peran yang berbeda dalam kehidupannya. Dalam setiap koloni rayap terdapat tiga kasta yang memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Ketiga jenis kasta yang ada di dalam koloni rayap yaitu kasta pekerja, kasta prajurit, dan kasta reproduktif Nandika et al. 2003. Adapun sistem pembagian kasta rayap sebagai berikut: 1 Kasta prajurit Kasta ini dapat dengan mudah dikenali dari bentuk kepalanya yang besar dan mengalami penebalan yang nyata. Gambar rayap kasta prajurit disajikan pada Gambar 1. Sementara itu, Hasan 1986 diacu dalam Simamora 2010 menyatakan bahwa jumlah polulasi rayap kasta prajurit sebesar 10 dari jumlah satu populasi. Sumber: Nandika et al.2003. Gambar 1 Rayap kasta prajurit Coptotermes curvignathus Holmgren perbesaran 100 kali . Kasta prajurit mempunyai kemampuan menyerang musuhnya dengan menusuk, mengiris, dan menjepit musuhnya. Biasanya gigitannya pada tubuh musuhnya sukar untuk dilepaskan bahkan sampai prajurit tersebut mati. Fungsi dari kasta prajurit ini adalah melindungi sarang dan anggota koloni terhadap gangguan dari luar, khususnya semut Nandika et al. 2003. 2 Kasta pekerja Sekitar 80-90 dari populasi dalam koloni rayap didominasi oleh rayap pekerja. Ciri dari rayap pekerja antara lain badannya berwarna pucat dan kelihatan berbentuk seperti nimfa. Mandibelnya relatif kecil bila dibandingkan dengan rayap kasta prajurit. Kasta pekerja bekerja terus tanpa henti, memelihara telur dan Komunitas rayap akan bertambah efisien dengan adanya spesialisasi kasta dimana masing-masing kasta memiliki peran yang berbeda dalam kehidupannya. Dalam setiap koloni rayap terdapat tiga kasta yang memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Ketiga jenis kasta yang ada di dalam koloni rayap yaitu kasta pekerja, kasta prajurit, dan kasta reproduktif Nandika et al. 2003. Adapun sistem pembagian kasta rayap sebagai berikut: 1 Kasta prajurit Kasta ini dapat dengan mudah dikenali dari bentuk kepalanya yang besar dan mengalami penebalan yang nyata. Gambar rayap kasta prajurit disajikan pada Gambar 1. Sementara itu, Hasan 1986 diacu dalam Simamora 2010 menyatakan bahwa jumlah polulasi rayap kasta prajurit sebesar 10 dari jumlah satu populasi. Sumber: Nandika et al.2003. Gambar 1 Rayap kasta prajurit Coptotermes curvignathus Holmgren perbesaran 100 kali . Kasta prajurit mempunyai kemampuan menyerang musuhnya dengan menusuk, mengiris, dan menjepit musuhnya. Biasanya gigitannya pada tubuh musuhnya sukar untuk dilepaskan bahkan sampai prajurit tersebut mati. Fungsi dari kasta prajurit ini adalah melindungi sarang dan anggota koloni terhadap gangguan dari luar, khususnya semut Nandika et al. 2003. 2 Kasta pekerja Sekitar 80-90 dari populasi dalam koloni rayap didominasi oleh rayap pekerja. Ciri dari rayap pekerja antara lain badannya berwarna pucat dan kelihatan berbentuk seperti nimfa. Mandibelnya relatif kecil bila dibandingkan dengan rayap kasta prajurit. Kasta pekerja bekerja terus tanpa henti, memelihara telur dan Komunitas rayap akan bertambah efisien dengan adanya spesialisasi kasta dimana masing-masing kasta memiliki peran yang berbeda dalam kehidupannya. Dalam setiap koloni rayap terdapat tiga kasta yang memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Ketiga jenis kasta yang ada di dalam koloni rayap yaitu kasta pekerja, kasta prajurit, dan kasta reproduktif Nandika et al. 2003. Adapun sistem pembagian kasta rayap sebagai berikut: 1 Kasta prajurit Kasta ini dapat dengan mudah dikenali dari bentuk kepalanya yang besar dan mengalami penebalan yang nyata. Gambar rayap kasta prajurit disajikan pada Gambar 1. Sementara itu, Hasan 1986 diacu dalam Simamora 2010 menyatakan bahwa jumlah polulasi rayap kasta prajurit sebesar 10 dari jumlah satu populasi. Sumber: Nandika et al.2003. Gambar 1 Rayap kasta prajurit Coptotermes curvignathus Holmgren perbesaran 100 kali . Kasta prajurit mempunyai kemampuan menyerang musuhnya dengan menusuk, mengiris, dan menjepit musuhnya. Biasanya gigitannya pada tubuh musuhnya sukar untuk dilepaskan bahkan sampai prajurit tersebut mati. Fungsi dari kasta prajurit ini adalah melindungi sarang dan anggota koloni terhadap gangguan dari luar, khususnya semut Nandika et al. 2003. 2 Kasta pekerja Sekitar 80-90 dari populasi dalam koloni rayap didominasi oleh rayap pekerja. Ciri dari rayap pekerja antara lain badannya berwarna pucat dan kelihatan berbentuk seperti nimfa. Mandibelnya relatif kecil bila dibandingkan dengan rayap kasta prajurit. Kasta pekerja bekerja terus tanpa henti, memelihara telur dan rayap muda, serta memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Gambar rayap kasta pekerja disajikan pada Gambar 2. Tugas dari rayap kasta ini antara lain memberi makan dan memelihara ratu, mencari sumber makanan, menumbuhkan jamur dan memeliharanya. Kasta pekerja juga membuat dan merawat serambi sarang, dan liang-liang kembara, merancang bentuk dan memperbaiki sarang jika terjadi kerusakan. Bahkan rayap pekerja akan memakan rayap lain yang lemah sehingga hanya individu-individu yang kuat saja yang dipertahankan dalam koloni Nandika et al. 2003. Sementara itu, tugas rayap kasta pekerja menurut Tarumingkeng 2001 antara lain mencari makanan dan mengangkutnya ke sarang, membuat liang-liang kembara, menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-telur, dan membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi karena sakit, sudah tua, dan malas. Sumber: Nandika et al.2003. Gambar 2 Rayap kasta pekerja Coptotermes curvignathus Holmgren perbesaran 100 kali. 3 Kasta reproduktif Kasta reproduktif terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina ratu yang tugasnya bertelur dan jantan raja yang bertugas untuk membuahi ratu. Kasta ini dibedakan menjadi kasta reproduktif primer dan reproduktif supplementer neoten. Kasta reproduktif primer terdiri dari serangga-serangga dewasa yang bersayap dan menjadi pendiri koloni raja dan ratu. Adapun ukuran tubuh ratu rayap bisa mencapai 5-9 cm atau lebih. Peningkatan ukuran tubuh ini terjadi melalui penggelembungan abdomen karena ovari, usus, dan penambahan lemak. Sementara itu, neoten akan muncul setelah kasta reproduktif primer mati atau hilang karena fragmentasi koloni. Tugas dari neoten adalah menggantikan peran kasta reproduktif primer untuk perkembangan koloni. Neoten akan terbentuk bila reproduktif primer mati atau koloni membutuhkan penambahan kasta reproduktif dan sebagian koloni terpisah dari sarang utamanya Nandika et al. 2003. Seekor ratu dapat hidup 6 sampai 20 tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun. Seekor ratu rayap dapat menghasilkan ribuan telur Tarumingkeng 2001. Nandika et al.2003 mengemukakan bahwa telur rayap Coptotermes curvignathus menetas setelah berumur 8-11 hari, namun beberapa jenis rayap lain memiliki kisaran masa penetasan telur antara 20-70 hari. Sumber: Nandika et al.2003. Gambar 3 Ratu rayap Coptotermes curvignathus Holmgren perbesaran 100 kali. Rayap merupakan serangga pemakan kayu atau bahan yang terutama mengandung selulosa. Pada keadaan yang luar biasa rayap juga bersifat kanibal di dalam koloninya, tetapi bukan predator. Secara umum, sumber makanan rayap dibedakan menjadi sumber makanan mentah crude nutrient dan sumber makanan dari rayap kasta pekerja. Sumber bahan mentah berupa tanaman atau pohon hidup, kayu atau tanaman yang sudah mati, dan bahan makanan lain seperti humus, rumput, jamur. Sumber makanan untuk kasta lain selain rayap kasta prajurit, yaitu nimfa, kasta prajurit, kasta reproduktif maupun neoten diperoleh dari rayap pekerja. Sumber makanan tersebut berupa bahan makanan yang diberikan melalui mulut atau anus Nandika et al. 2003. Rayap mempunyai kemampuan mencerna selulosa dan sebagian besar eksremen kotoran hanya tinggal lignin saja. Hal ini dikarenakan pada rayap tingkat tingkat rendah; Mastotermitidae, Kalotermitidae, Rhinotermitidae keberadaan protozoa flagellata dalam usus belakang rayap yang berperan sebagai simbion untuk menguraikan selulosa. Rayap memberikan perlindungan berupa tempat yang anaerob dan makanan bagi organisme simbion. Di sisi lain, organisme simbion menyumbangkan enzim selulosa yang masuk ke dalam pencernaan rayap. Namun pada rayap tingkat tinggi, peran dari protozoa flagellata digantikan oleh bakteri. Rayap juga memanfaatkan hasil akhir metabolisme selulosa yaitu berupa asam asetat dan menggunakannya sebagai salah satu sumber energi. Trofalaksis merupakan salah satu sifat khas dari rayap yang berada dalam satu koloni. Dalam hal ini, masing-masing individu akan sesekali mengadakan hubungan dalam bentuk menjilat, mencium dan menggosokkan anggota tubuhnya satu dengan lainnya. Sifat ini merupakan salah satu cara untuk menyampaikan makanan ke dari kasta pekerja ke anggota koloni lainnya dan protozoa flagellata bagi individu rayap yang baru saja ganti kulit eksidisis. Pada saat eksidisis kulit usus juga lepas sehingga protozoa flagellata juga ikut keluar. Selain itu, tujuan dari rayap melakukan trofalaksis adalah agar terjadi pertukaran feromon Nandika et al. 2003. Rayap juga mempunyai sifat Cryptobiotic, yaitu sifat menyembunyikan diri, menjauhkan diri dari cahaya dan gangguan. Lain halnya dengan rayap yang memerlukan cahaya selama periode hidupnya yang pendek. Sifat ini tidak berlaku pada rayap yang bersayap laron. Sifat Cannibalismeakan muncul ketika daya dukung lingkungan terbatas, ukuran poplulasi akan berkurang. Rayap akan bersifat kanibal yaitu sifat rayap yang memakan sesamanya yang telah lemah atau sakit. Sifat ini akan semakin terlihat bila rayap kekurangan makanan. Perilaku ini merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan koloni. Necrophagy juga menjadi salah satu sifat rayap dimana rayap yang hidup akan bangkai sesamanya Nandika et al. 2003.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN