Kayu Manglid TINJAUAN PUSTAKA

ini mempunyai kekerasan dari sedikit lunak sampai sedikit keras. Jika kayu cempaka masih segar maka akan tercium bau harum Mandang dan Pandit 1997. Pandit dan Kurniawan 2008 menyebutkan bahwa ciri utama kayu cempaka antara lain kayu cempaka berwarna kuning dan berbau agak harum, serta mempunyai parenkim yang berbentuk pita, pembuluh berganda radial, bidang perforasi bentuk tangga. Berat jenis kayu ini tergolong rendah yaitu 0,43 0,31-0,50 dengan kelas awet II Mandang dan Pandit 1997. Dilihat dari sifat fisik dan mekanis, kayu cempaka tergolong kayu kelas kuat III-IV. Menurut Mandang dan Pandit 1997, jenis kayu cempaka ini sangat awet dan sangat disukai untuk bangunan rumah balok, papan dinding, dan lantai, kerangka pintu dan jendela, bangunan kapal termasuk dek, tiang pancang di air tawar, alat olah raga, alat musik, ukiran, barang kerajinan, peti jenazah, alat gambar, dan kayu lapis. Komponen kimia kayu cempaka menurut Abdurrohim et al. 2004 dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Komponen kimia kayu cempaka Komponen Kadar Kadar abu 1,55 Silika 1,50 Lignin 29,99 Selulosa 45,59 Pentosan 18,50 Kelarutan alkohol benzena 11,86 NaOH 1 19,93 Air panas 8,92 Air dingin 8,42

2.4 Kayu Manglid

Menurut Heyne 1987, kayu Manglid yang dikenal dengan nama perdagangan cempaka sedangkan secara umum di Indonesia dikenal dengan nama Baros. Berdasarkan taksonomi, manglid Manglietia glauca Bl. termasuk suku Magnoliaceae yang terdiri atas 12 marga dan 220 jenis. Marga Magnoliaceae terdiri atas 120 jenis, dimana sekitar 40 jenisnya secara endemik berada di daerah Amerika Utara dan Brazil, sedangkan 80 jenis lainnya tersebar di daerah India, Jepang, Taiwan, Thailand, Malaysia, dan Indonesia Sosef et al. 1998. Heyne 1987 mengemukakan bahwa manglid merupakan salah satu jenis kayu khas pulau Jawa yang paling banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, sedangkan Jawa Tengah tidak umum dijumpai pohon Manglid apalagi Jawa Timur jarang sekali dijumpai pohon jenis ini. Pada beberapa daerah kayu manglid terkenal dengan beberapa nama antara lain: jatuh, madang limpaung Sumatra, baros, manglid, cempaka bulus Sunda atau Jawa. Berikut disajikan mengenai klasifikasi manglid: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Magnoliales Famili : Magnoliaceae Genus : Manglietia Spesies : Manglietia glauca Bl. Menurut Djam’an 2006, pohon manglid akan secara alami tumbuh di hutan primer di dataran rendah sampai pegunungan pada ketinggian antara 1000- 1500 mdpl. Manglid hidup berkelompok dan tumbuh mencapai ketinggian 40 m dan tinggi bebas cabang mencapai 25 m dengan diameter mencapai 125 cm. Manglid mempunyai bentuk tajuk melingkar dan batangnya berbentuk tiang bulat dengan banir kecil, permukaan licin. Setelah jauh dari permukaan tanah percabangan manglid terlihat seperti garpu. Manglid mempunyai daun tunggal berbentuk elips memanjang atau elips melebar, kebanyakan daunnya berbentuk bulat telur memanjang dengan ukuran 13-18 cm dan terkadang panjang mencapai 25 cm. Permukaan daun tidak berbulu dan permukaan bawahnya berwarna abu- abu kebiruan, sedangkan permukaan atas berwarna hijau muda agak mengkilap yang tersusun spiral. Ujung dan pangkal daun berbentuk meruncing serta tangkai daun yang panjang. Pada umumnya kayu manglid memiliki nilai kerapatan sebesar 0,32-0,58 kgm 3 pada saat kadar airnya 15 . Kayu manglid mempunyai tekstur kayu yang agak kasar dengan arah serat lurus. Ukuran pembuluh yang dimilikinya termasuk kedalam kategori sedang dan soliter sedangkan parenkimnya apotrakeal. Sosef et al. 1998 menyebutkan bahwa kayu manglid merupakan kayu yang lunak, tidak kuat dan mudah untuk dikerjakan. Sifat-sifat kimia kayu manglid telah disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Sifat-sifat kimia kayu manglid Sumber : Triana 2005. Kayu teras dan gubal pada kayu manglid bisa dibedakan dengan jelas. Kadar zat ekstraktif kayu manglid, baik teras maupun gubalnya termasuk kategori tinggi. Kelarutan kayu manglid bagian teras dan gubal pada berbagai jenis pelarut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kelarutan kayu manglid dalam berbagai jenis pelarut Sumber : Triana 2005. Menurut Heyne 1987, kayu manglid yang berkualitas tinggi dapat digunakan untuk kayu bangunan, mebel, dan jembatan. Hal ini dikarenakan manglid mempunyai kelas kuat III-IV dan kelas awet II yang menunjukan bahwa kayu manglid kuat dan awet, dan mudah dikerjakan. Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur sifat baik kayu manglid tidak diketahui oleh umum atau hanya sedikit sekali orang yang mengetahuinya. Menurut Sosef et al. 1998, manglid yang termasuk kayu perdagangan yang kurang dikenal, juga digunakan sebagai bahan Komponen kimia Kadar Selulosa 48,87 Alpha selulosa 34,90 Holoselulosa 71,72 Hemiselulosa 22,85 Lignin 21,96 Abu 0,56 Silika 0,08 Jenis pelarut Gubal Teras Air dingin 2,35 4,14 Air panas 4,93 7,06 Etanol benzena 1:2 4,45 6,71 NaOH 1 14,91 18,22 baku pembuatan papan semen, pembuatan veneer dan kayu lapis, serta furniture. Kayu manglid di Provinsi Bali dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat kerajinan sehingga potensinya menurun karena ekspolitasi yang berlebihan. Lain halnya dengan Jawa Barat, kayu manglid telah dipergunakan untuk rehabiltasi lahan kritis dan reforestasi. Sementara itu, kayu manglid di Vietnam telah menunjukan potensi yang bagus untuk agroforestry.

2.5 Papan Partikel