baku pembuatan papan semen, pembuatan veneer dan kayu lapis, serta furniture. Kayu manglid di Provinsi Bali dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat
kerajinan sehingga potensinya menurun karena ekspolitasi yang berlebihan. Lain halnya dengan Jawa Barat, kayu manglid telah dipergunakan untuk rehabiltasi
lahan kritis dan reforestasi. Sementara itu, kayu manglid di Vietnam telah menunjukan potensi yang bagus untuk agroforestry.
2.5 Papan Partikel
Menurut Maloney 1993, papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit kayu atau panel kayu yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan
berlignoselulosa lainnya, yang diikat dengan menggunakan perekat sintetis atau bahan pengikat lain dan dikempa panas. Sementara itu, Haygreen dan Bowyer
1996 juga mendefinisikan papan partikel sebagai salah satu produk panil yang dihasilkan dengan memanfaatkan partikel-partikel kayu dan diikat dengan
menggunakan perekat sintesis. Papan partikel dapat dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan
kerapatannya Maloney 1993: 1. Papan partikel berkerapatan rendah low density particleboard dengan
kerapatan yang dimilikinya sebesar 0,59 gcm
3
. 2. Papan partikel berkerapatan sedang medium density particleboard
dengan kerapatan yang dimilikinya sebesar 0,59-0,8 gcm
3
. 3. Papan partikel berkerapatan tinggi high density particleboard dengan
kerapatan yang dimilikinya sebesar 0,8 gcm
3
.
Menurut Haygreen dan Bowyer 1996, salah satu keuntungan papan partikel sebagai bahan industri antara lain dapat memenuhi variasi yang luas
mengenai persyaratan penggunaannya. Sementara itu, kelemahan dari papan partikel sebagai bahan bangunan antara lain stabilisasi dimensi yang rendah
sehingga kebanyakan papan partikel digunakan untuk keperluan di dalam ruangan interior. Selanjutnya, Maloney 1993 menyatakan bahwa beberapa kelebihan
papan partikel dibandingkan kayu asalnya antara lain papan partikel bebas mata kayu, pecah dan retak, ukuran dan kerapatan papan partikel dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, tebal dan kerapatannya seragam serta mudah dikerjakan, mempunyai sifat isotropis, sifat dan kualitasnya dapat diatur.
2.6 Perekat Urea Formaldehida
Perekat adhesive adalah suatu zat atau bahan yang memilki kemampuan untuk mengikat dua benda melalui ikatan permukaan Blomquist et al, 1993;
Forest Product Society, 1999 dalam Ruhendi 2007.Urea formaldehida merupakan hasil kondensasi dari urea dan formaldehida dengan perbandingan molar 1 : 1,5-
2. Urea formaldehida akan cepat mengeras dengan naiknya temperatur dan atau turunnya pH Ruhendi et al. 2007.
Perekat ini tergolong tipe perekat thermosetting, dimana perekat akan mengeras bila terkena panas atau reaksi kimia dengan sebuah katalisator yang
disebut hardener, dimana perekat tipe ini bersifat irreversible. Perekat UF termasuk tipe perekat MR Moisture Resistance, dalam pemakaiannya banyak
digunakan untuk industri mebel dan kayu lapis tipe II. Perekat UF matang dalam kondisi asam Pizzi 1983. Menurut Maloney 1997 perekat ini mempunyai
karakteristik viscositas 25
o
C sebesar 30 Cps, persen Resin Solid Content 40- 60, pH sekitar 7-8, berat jenis 25
o
C adalah 1,27-1,29. Menurut Ruhendi et al. 2007, kelebihan dari perekat urea formaldehida
antara lain warnanya putih sehingga tidak menimbulkan warna gelap pada waktu penggunaannya, dapat dicampur perekat melamin formaldehida agar kualitas
perekatannya lebih bagus, harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan sintesis lainnya dan tahan terhadap biodeteriorasi dan air dingin. Kelemahan urea
formaldehida antara lain kurang tahan terhadap pengaruh asam dan basa serta penggunaannya terbatas untuk interior saja. Pizzi 1983 mengemukakan bahwa
kelemahan utama dari perekat ini adalah mudah terhidrolisis sehingga terjadi kerusakan pada ikatan hidrogennya oleh kelembaban atau basa serta asam kuat
khususnya pada suhu sedang sampai tinggi. Emisi formaldehida merupakan pengeluaran sebagian zat formaldehida
bebas dari perekat berformaldehida dikarenakan sebagian zat formaldehida tersebut terikat dengan selulosa Gunawan et al. 2009 diacu dalam Fatriasari dan
Ruhendi 2010. Perekat urea formaldehida juga dikenal sebagai penghasil emisi
formadehida sehingga dianggap berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia Lorenz et al. 1999 diacu dalam Daud et al. 2009. Menurut Ria 2009,
keberadaan formaldehida yang bersifat racun dalam perekat akan menyebabkan kematian rayap yang tinggi.
2.7 Keawetan Alami