berhubungan  dengan  konservasi  alam,  kehutanan,  geologi,  lingkungan,  sosial ekonomi masyarakat, dan lain sebagainya.
3. Desa Simanindo
Desa  Simanindo  merupakan  salah  satu  tujuan  wisata  seni  dan  budaya  Suku Batak.  Di  objek  ini  terdapat  museum  penyimpanan  benda-benda  pusakaharta  milik
Suku  Batak  pada  zaman  dahulu.  Selain  itu  terdapat  atraksi  patung  si  gale-gale bersama  beberapa  tokoh  adat  yang  ikut  manortor.  Bentuk  tortor  ini  biasanya
ditujukan  seperti  tortor  adat  pemakaman  orang  meninggal.  Pertunjukan  ini  biasanya dilakukan  bagi  wisatawan  yang  meminta  untuk  diadakannya  acara  adat  pemakaman
orang  meninggal,  biasanya  turis  mancanegara  dan  wisatawan  yang  berada  di  luar kawasan  Pulau  Samosir.  Rekomendasi  produk  wisata  yang  perlu  dikembangkan  di
desa  ini  adalah  pengembangan  wisata  Budaya,  yaitu  membuat  narasitulisan  yang menjelaskan  asal  muasal  adanya  Patung  Sigale-gale,  benda-benda  bersejarah  Suku
Batak  dan  penggunaannya  dalam  kehidupan  sehari-hari,  menjelaskan  marga-marga keturunan  raja  Batak  yang  menyebar  ke  seluruh  wilayah  Sumatera  Utara,
menjelaskan  adat-istiadat,  upacara-upacara  yang  dilakukan,  serta  menjelaskan  garis keturunan  para  Raja-raja  yang  terdahulu.  Narasi  ini  dibuat  dalam  bahasa  yang
berbeda,  Bahasa  Batak, Indonesia,  dan  Bahasa  Inggris  sebagai  bahasa  Internasional, kemudian  narasi  ini  dapat  juga  dijadikan  sebagai  souvenir  bagi  pengunjung  yang
ingin mengetahui adat-istiadat dan sejarah Suku Batak pada zaman dahulu. Selain itu perlu  peningkatan  sarana  informasi,  sarana  transportasi,  rumah  makanrestoran  di
lokasi objek wisata.
4. Cagar Budaya di Sianjur Mula-mula
Ditetapkannya  Desa  Sianjur  Mula-mula  sebagai  Cagar  Budaya  dikarenakan Desa  Sianjur  Mula-mula  merupakan  tempat  asal  muasal  perkampungan  nenek
moyang Suku Batak, mulai dari Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Mandailing, dan  selain  itu  di  kawasan  Sianjur  Mula-mula  banyak  terdapat  tempat-tempat
bersejarah  yang  disakralkan  atau  dikeramatkan  oleh  masyarakat  Suku  Batak. Sehingga,  Pemerintah  daerah  menetapkan  kawasan  ini  sebagai  cagar  budaya  yang
perlu  dipelihara,  dikelola  dan  dijaga  keasliannya.  Tempat  bersejarah  yang  dikelola saat  ini  adalah  seperti  mata  Air  Tujuh  Rasa,  Batu  Sawan,  Batu  Hobon,  Rumah
Parsattian  Guru  Tatea  Bulan,  dan  situs-situs  budaya  yang  berada  di  wilayah  Puncak Gunung Pusuk Buhit.
Desa ini berada tepat di punggung Gunung Pusuk Buhit, sehingga kawasan ini sangat  strategis  untuk  menikmati  panorama  alam  pegunungan  Bukit  Barisan  dan
Gunung Pusuk Buhit. Di kaki Gunung ini terdapat hamparan sawah yang begitu luas dan subur. Sebagian penduduk di desa ini bekerja sebagai petani. Selain suasana yang
dingin,  sejuk  dan  asri,  desa  ini  juga  memiliki  potensi  wisata  lain  yang  perlu dikembangkan. Objek wisata yang banyak ditemukan di desa ini adalah objek wisata
sejarah  dan  budaya  History  and  Cultural  tourism.  Rekomendasi  pengembangan produk wisata di Desa Sianjur Mula-mula yang dapat disarankan adalah
a. Wisata Pendidikan Sejarah dan Budaya Suku Batak.
Bagi pengunjung yang belajar mengenai sejarah dan kebudayaan Suku Batak, maka  cagar  Budaya  Sianjur  Mula-mula  dapat  menjadi  tempat  untuk  belajar.
Pengunjung  dapat  melakukan  beberapa  perjalanan  wisata  ke  tempat-tempat  wisata sejarah dan budaya. Pengunjung tersebut dapat mempelajari tentang kebudayaan dan
sejarah  suku  Batak    dimasa  lampau,  mulai  dari  lahirnya  Raja-raja  besar  dari keturunan Guru Tatea Bulan, yaitu Raja yang akan menjadi penyebar 5 suku Batak ke
berbagai daerah. Selain itu, di pengunjung dapat melihat dan mempelajari kehidupan masyarakat  Suku  Batak  di  kaki  Gunung  Pusuk  Buhit  dan  di  daerah  perbukitan
Gunung Pusuk Buhit. b.
Wisata Geologi Kawasan  Gunung  Pusuk  Buhit  dan  Pegunungan  Bukit  Barisan  terbentuk
sebagai hasil ledakan dahsyat supervolcano Gunung Toba yang meletus pada ribuan tahun  silam,  diperkirakan  sekitar  74.000  tahun  silam.  Tim  peneliti  multidisiplin
Internasional  mengungkapkan  dalam  suatu  konferensi  pers  di  Oxford,  Amerika Serikat  bahwa  adanya  bukti  kehidupan  dibawah  timbunan  abu  Gunung  Toba  yang
mencapai  hingga  ke  India,  padahal  jaraknya  mencapai  3000  mil  dan  yang  paling
mengejutkan  para  ahli  bahwa  penyebaran  debu  itu  sampai  terekam  ke  Kutub  Utara. Pernyatan ini membuat banyak para ahli ilmuwan terus mencoba mencari kebenaran
dan  melakukan  banyak  penelitian  tentang  letusan  gunung  Toba  yang  mampu mengubah zaman pada saat itu. Dengan adanya keunikan dan proses geologi Gunung
Toba  yang  dahsyat,  mampu  menjadi  daya  tarik  utama  bagi  pengunjungwisatawan mancanegara dan domestik untuk melakukan tourwisata ke Danau Toba.
Untuk melakukan wisata geologi sebaiknya perlu dibuat suatu lokasititik-titik sebagai  tempat  dimana  pengunjungwisatawan  dapat  melihat  sisa-sisa  bebatuan
sebagai  hasil  dari  letusan    Gunung  Toba  dan  dibantu  oleh  pemandu  wisata  guide yang  mampu  menjelaskan  proses  meletusnya  Gunung  Toba  hingga  terbentuknya
kaldera  Pegunungan  Bukit  Barisan,  Pulau  samosir,  serta  Danau  Toba.  Informasi  ini akan  sangat  bermanfaat  bagi  pengunjungwisatawan  dan  mereka  memiliki
pengalaman  baru  mengenai  tour  ke  Danau  Toba,  karena  selama  ini  bebarapa  orang hanya  mengetahui  terjadinya  Danau  Toba  lewat  cerita  rakyat  dongeng.  Dengan
demikian produk ini akan dapat membantu wisatawan untuk lebih banyak mengetahui selak  beluk  terjadinya  Danau  Toba  secara  ilmiah.  Dalam  hal  ini  pemerintah  juga
sebaiknya meningkatkan sarana informasi berupa narasi buku, leaflet yang sekaligus dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan.
Gambar  36    Pemandangan  alam  Gunung  Pusuk  Buhit  dan  Daratan  Pulau Samosir Sumber: wikipedia, 2009.
c. Wisata Alam-Spiritual
Melihat kawasan Cagar Budaya Sianjur Mula-mula berada tepat di punggung Gunung  Pusuk  Buhit,  maka  produk  wisata  yang  berpotensi  untuk  dikembangkan
adalah wisata alam-spiritual. Dimana pada beberapa objek wisata seperti Batu Sawan, mata  Air  tujuh  rasa,  Batu  Hobon  merupakan  objek  wisata  alam  yang  banyak
dikunjungi  oleh  penduduk  wilayah  Samosir  maupun  Luar  wilayah  Pulau  Samosir. Selain dengan tujuan utama untuk wisata spiritual pengunjung juga dapat  melakukan
tujuan  wisata  alam,  yaitu  apabila  kita  ingin  mencapai  ke  lokasi  objek  wisata  Batu Sawan,  maka  pengunjung  akan  menempuh  perjalanan  dengan  mengikuti  trek  yang
sudah  dibuat.  Sambil  menempuh  perjalanan  pengunjung  dapat  menikmati  suasana alam  pegunungan  dan  menikmati  pemandangan  alam.  Perjalanan  ke  objek  ini  dapat
ditempuh  selama  ±  1  jam,  sehingga  tersedia  shelter  untuk  beristirahat  sejenak. Pengunjung yang datang ketempat ini sebagian besar dalam rangka ziarah dan mandi
di  air  pancuran  Batu  Sawan.  Menurut  kepercayaan  masyarakat  bahwa  tempat  ini adalah tempat keramatsuci  bagi  nenek  moyang Suku Batak. Selain  itu objek wisata
mata  air  tujuh  rasa  dan  Batu  Hobon  juga  demikian,  selain  untuk  berwisata  spiritual, dapat  juga  sekaligus  berwisata  alam.  Sarana  yang  perlu  ditingkatkan  adalah  sarana
kebersihan  lokasi  wisata,  sarana  transportasi,  sarana  informasi,  dan  sarana komunikasi  di  perluas.  Selain  itu  diperlukan  juga  penataan  lokasi  wisata  yang
menarik  serta  dibuatnya  papan  himbaun  bagi  pengunjung  untuk  tetap  memelihara kebersihan lokasi wisata.
d. Wisata Ilmiah
Kawasan  Cagar  Budaya  Sianjur  Mula-mula  dapat  dikembangkan  sebagai kawasan  wisata  ilmiah,  sejauh  ini  sudah  ada  dilakukan  penelitian  di  kawasan
ini,termasuk  penelitian  dalam  bidang  sejarah,  kebudayaan  Suku  Batak,  kesenian daerah, penelitian geologi, kehutanan, pertanian, perikanan, sosial ekonomi, dan lain
sebagainya.  Untuk  mendukung  wisata  ini,  sebaiknya  diperlukan  kerjasama  dengan pemerintah  dalam  hal  peningkatan  sarana  informasi  dan  sarana  transportasi  menuju
lokasi wisata.  Untuk meningkatkan aktivitas wisata di desa ini, sebaiknya disediakan fasilitas outbond. Karena, aktivitas wisata yang dapat dilakukan di kawasan Gunung
Pusuk Buhit terbatas, maka perlu diusahakan dan dikembangkan sutu fasilitas wisata
lain yang dapat membuat pengunjung dapat berlama-lama menikmati suasana alam di desa ini. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah menikmati pemandangan alam gunung
viewing,  foto-foto,  melihat  kehidupan  masyarakat  sekitar,  melihat  kawasan pertanian masyarakat Desa Sianjur Mula-mula yang subur.
5. Desa Tomok